Latest Post

Dosa Merupakan Racun Bagi Hati

Manusia apabila sakit badannya dia akan segera mencari dokter agar mendiagnosa sakitnya untuk kemudian dicarikan pengobatan terbaik. Namun apabila hatinya sakit dia tidak bersegera mencari obatnya bahkan mungkin sebagian tidak sadar kalau dirinya sakit.  Mengetahui  sebab dan macam-macam penyakit hati amatlah penting agar kita segera bisa mendeteksinya dan mencarikan ramuan terbaik baginya.
DOSA dan Maksiat
Dosa dan maksiat yang diperbuat anak manusia memang mengundang kemudaratan. Kemudaratannya bagi hati seperti halnya kemudaratan racun bagi tubuh. Tidak ada satu kejelekan yang didapatkan di dunia dan di akhirat kelak kecuali karena sebab dosa dan maksiat. (Ad-Da`u wad Dawa`, Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah t, hal. 65)
Sudah barang pasti kemaksiatan akan menutup hati. Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya jika seorang hamba berbuat kesalahan/dosa dititikkan pada hatinya satu titik hitam. Namun bila ia menarik diri/berhenti dari dosa tersebut, beristighfar dan bertaubat, dibersihkan hatinya dari titik hitam itu. Akan tetapi bila tidak bertaubat dan malah kembali berbuat dosa maka bertambah titik hitam tersebut, hingga mendominasi hatinya. Itulah ar-ran (tutupan) yang Allah  sebutkan di dalam ayat: ‘Sekali-kali tidak demikian, sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutup hati mereka.’ (Al-Muthaffifin: 14)” (HR. Ahmad, Tirmidzi, dihasankan oleh Al Bani)
Hati yang bersih akan membuat seseorang menjadi sangat sensitif terhadap dosa, karena dosa adalah kekotoran yang membuat manusia menjadi hina, Allah SWT berfirman:

ูˆَู„ุงَ ุชُุฎْุฒِู†ِูŠ ูŠَูˆْู…َ ูŠُุจْุนَุซُูˆู†َ. ูŠَูˆْู…َ ู„ุงَ ูŠَู†ูَุนُ ู…َุงู„ٌ ูˆَู„ุงَ ุจَู†ُูˆู†َ. ุฅِู„ุงَّ ู…َู†ْ ุฃَุชَู‰ ุงู„ู„َّู‡َ ุจِู‚َู„ْุจٍ ุณَู„ِูŠู…ٍ

Dan janganlah engkau hinakan aku pada hari mereka dibangkitkan, (yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna, kecuali orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih (QS Asy-Syu’araa [26]:87-89).
Karena itu, amat disayangkan bila ada orang yang hatinya keras bagaikan batu sehingga sulit untuk diberi nasihat dan peringatan sebagaimana yang terjadi pada Bani Israil seperti yang disebutkan Allah SWT dalam firman-Nya:

ุซُู…َّ ู‚َุณَุชْ ู‚ُู„ُูˆุจُูƒُู… ู…ِّู† ุจَุนْุฏِ ุฐَู„ِูƒَ ูَู‡ِูŠَ ูƒَุงู„ْุญِุฌَุงุฑَุฉِ ุฃَูˆْ ุฃَุดَุฏُّ ู‚َุณْูˆَุฉً ูˆَุฅِู†َّ ู…ِู†َ ุงู„ْุญِุฌَุงุฑَุฉِ ู„َู…َุง ูŠَุชَูَุฌَّุฑُ ู…ِู†ْู‡ُ ุงู„ุฃَู†ْู‡َุงุฑُ ูˆَุฅِู†َّ ู…ِู†ْู‡َุง ู„َู…َุง ูŠَุดَّู‚َّู‚ُ ูَูŠَุฎْุฑُุฌُ ู…ِู†ْู‡ُ ุงู„ْู…َุงุก ูˆَุฅِู†َّ ู…ِู†ْู‡َุง ู„َู…َุง ูŠَู‡ْุจِุทُ ู…ِู†ْ ุฎَุดْูŠَุฉِ ุงู„ู„ّู‡ِ ูˆَู…َุง ุงู„ู„ّู‡ُ ุจِุบَุงูِู„ٍ ุนَู…َّุง ุชَุนْู…َู„ُูˆู†َ


Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi. Padahal di antara batu-batu itu sungguh ada yang mengalir sungai-sungai daripadanya dan di antaranya sungguh ada yang terbelah lalu keluarlah mata air daripadanya dan di antaranya sungguh ada yang meluncur jatuh, karena takut kepada Allah. Dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang kamu kerjakan. (QS Al-Baqarah:74).

Enam Tanda Kiamat Menurut Rasulullah SAW

Hari kiamat pasti terjadi. Hanya saja, kapankah peristiwa itu akan berlangsung? Allah SWT sajalah yang mengetahui. Tak ada satu pun makhluk di alam semesta, termasuk malaikat, yang mampu memprediksikan waktu kiamat. Bahkan, Nabi Muhammad SAW yang menjadi kekasih-Nya pun tidak diberi informasi yang jelas.

Hal tersebut ditegaskan Allah dalam Surat al-A’raf ayat 187. “Mereka menanyakan kepadamu (Muhammad) tentang kiamat, kapankah terjadinya? Katakanlah sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat hanya ada pada sisi Tuhanku. Tiada seorang pun yang mengetahui waktu kedatangannya selain Dia.”

Tidak dapat dimungkiri bahwa kita saat ini hidup di akhir zaman. Berbagai peristiwa telah mengisyaratkan bahwa bumi semakin tua. Cuaca semakin tidak menentu dan sulit diprediksi. Berbagai bencana, seperti gempa bumi, gunung meletus, badai, dan banjir kerap terjadi di berbagai penjuru dunia.

Ini ditambah dengan gejala pemanasan global (global warming) yang makin mengkhawatirkan. Dalam kehidupan sosial, berbagai kejadian memilukan juga sering terjadi akhir-akhir ini. Misalnya pembunuhan, pemerkosaan, perang saudara, korupsi, dan berbagai bentuk kebejatan moral lainnya. Hal tersebut melanda di berbagai penjuru dunia. Banyak yang mengatakan berbagai kejadian tersebut merupakan pertanda kiamat sudah dekat.

Dan memang, meskipun kiamat adalah suatu rahasia besar, tapi Allah memberikan sejumlah isyarat atau tanda kepada manusia bahwa saatnya telah dekat. Butuh kepekaan hati untuk bisa membaca tanda-tanda tersebut. Buku karya ulama besar Ibu Katsir ini mengungkap banyak hal tentang kiamat. Antara lain, tentang tanda-tanda kedatangannya.

Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW bersabda, “Segeralah beramal baik sebelum terjadi enam tanda kiamat. Yaitu, matahari terbit dari arah ia terbenam, dajjal, asap tebal, satwa melata bicara (dabbah), petaka (kematian spesifik) perorangan, dan petaka umum (kiamat besar).” (HR Ahmad).

Dalam hadis lainnya Rasulullah menjelaskan,” Ada enam tanda kiamat. Yaitu kematianku, pembebasan Baitul Maqdis, kematian akibat penyakit di dada (wabah binatang), harta benda melimpah sehingga orang memberi 100 dinar masih membuat yang diberi marah, petaka menimpa semua rumah bangsa Arab dan gencatan senjata antara kalian dengan keturunan kuning (bangsa Romawi). Namun, mereka berkhianat dan menyerang kalian melalui delapan puluh panji, yang masingmasing dengan 12 ribu orang.”

Hal lain yang banyak dibicarakan orang terkait dengan kiamat adalah kemunculan Dajjal. Dalam Alquran dan hadis banyak digambarkan tentang Dajjal. Antara lain, dari Abu Hurai rah, Rasulullah bersabda, “Kiamat tidak akan terjadi sehingga muncul 30 kaum Dajjal sang pendusta. Semuanya mengaku sebagai utusan Allah, harta benda melimpah, timbul banyak petaka, dan ke kacauan merebak. Sahabat bertanya, ‘kekacauan seperti apa?’ Beliau menjawab, ‘pembunuhan, pembunuhan, dan pembunuhan’.”

Dr Muhammad Nu’aim Yasin mengatakan, di antara tanda-tanda kiamat besar (kubra) adalah munculnya sosok makhluk yang oleh Rasulullah dinamai Dajjal. Disebut Dajjal karena terlalu banyak menipu dan mendusta, mengaku diri sebagai Tuhan, berupaya terus melepaskan manusia dari agamanya melalui berbagai cara yang luar biasa dan hal-hal yang menakjubkan dengan izin Allah.

Akibatnya, sebagian manusia teperdaya. Namun, Allah akan menyelamatkan orangorang yang beriman sehingga mereka selamat dari tipu daya dan penyesatan Dajjal. Dengan ketentuan Allah, kemudian timbul fitnah atau petaka akibat ulah Dajjal. Lalu, Allah menurunkan Nabi Isa yang akan membunuhnya.

Pembahasan tentang turunnya Nabi Isa juga dibahas panjang lebar dalam buku ini. Juga tentang kemunculan Ya’juj dan Ma’juj, satwa melata keluar dari bumi dan menyapa manusia, matahari terbit dari arah tenggelam, asap tebal yang mengepul di akhir zaman. Selain itu, juga tentang apa yang telah dan belum terjadi terkait tibanya saat kiamat dan gambaran umat akhir zaman.
sumber : http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/khazanah/12/12/20/mfbe54-ini-enam-tanda-kiamat-menurut-rasulullah-saw

Umar bin Khattab

Umar bin Khattab bin Nafiel bin Abdul Uzza atau lebih dikenal dengan Umar bin Khattab (581 - November 644) (bahasa Arab:ุนู…ุฑ ุงุจู† ุงู„ุฎุทุงุจ) adalah salah seorang sahabat Nabi Muhammad yang juga adalah khalifah kedua Islam (634-644). Umar juga merupakan satu di antara empat orang Khalifah yang digolongkan sebagai Khalifah yang diberi petunjuk (Khulafaur Rasyidin).
Umar dilahirkan di kota Mekkah dari suku Bani Adi, salah satu rumpun suku Quraisy, suku terbesar di kota Mekkah saat itu. Ayahnya bernama Khattab bin Nufail Al Shimh Al Quraisyi dan ibunya Hantamah binti Hasyim. Umar memiliki julukan yang diberikan oleh Muhammad yaitu Al-Faruk yang berarti orang yang bisa memisahkan antara kebenaran dan kebatilan.
Keluarga Umar tergolong dalam keluarga kelas menengah, ia bisa membaca dan menulis, yang pada masa itu merupakan sesuatu yang langka. Umar juga dikenal karena fisiknya yang kuat dimana ia menjadi juara gulat di Mekkah.
Sebelum memeluk Islam, Umar adalah orang yang sangat disegani dan dihormati oleh penduduk Mekkah, sebagaimana tradisi yang dijalankan oleh kaum jahiliyah Mekkah saat itu, Umar juga mengubur putrinya hidup-hidup sebagai bagian dari pelaksanaan adat Mekkah yang masih barbar. Setelah memeluk Islam di bawah Muhammad, Umar dikabarkan menyesali perbuatannya dan menyadari kebodohannya saat itu sebagaimana diriwayatkan dalam satu hadits "Aku menangis ketika menggali kubur untuk putriku. Dia maju dan kemudian menyisir janggutku".
Umar juga dikenal sebagai seorang peminum berat, beberapa catatan mengatakan bahwa pada masa pra-Islam, Umar suka meminum anggur. Setelah menjadi seorang Muslim, ia tidak menyentuh alkohol sama sekali, meskipun belum diturunkan larangan meminum khamar (yang memabukkan) secara tegas.

Memeluk Islam

Ketika Muhammad SAW menyebarkan Islam secara terbuka di Mekkah, Umar bereaksi sangat antipati terhadapnya, beberapa catatan mengatakan bahwa kaum Muslim saat itu mengakui bahwa Umar adalah lawan yang paling mereka perhitungkan, hal ini dikarenakan Umar yang memang sudah mempunyai reputasi yang sangat baik sebagai ahli strategi perang dan seorang prajurit yang sangat tangguh pada setiap peperangan yang ia lalui. Umar juga dicatat sebagai orang yang paling banyak dan paling sering menggunakan kekuatannya untuk menyiksa pengikut Muhammad SAW.
Pada puncak kebenciannya terhadap ajaran Muhammad SAW, Umar memutuskan untuk mencoba membunuh Muhammad SAW, namun saat dalam perjalanannya ia bertemu dengan salah seorang pengikut Muhammad SAW bernama Nu'aim bin Abdullah yang kemudian memberinya kabar bahwa saudara perempuan Umar telah memeluk Islam, ajaran yang dibawa oleh Muhammad SAW yang ingin dibunuhnya saat itu. Karena berita itu, Umar terkejut dan pulang ke rumahnya dengan dengan maksud untuk menghukum adiknya, diriwayatkan bahwa Umar menjumpai saudarinya itu sedang membaca Al Qur'an (surat Thoha ayat 1-8), ia semakin marah akan hal tersebut dan memukul saudarinya. Ketika melihat saudarinya berdarah oleh pukulannya ia menjadi iba, dan kemudian meminta agar bacaan tersebut dapat ia lihat, diriwayatkan Umar menjadi terguncang oleh apa yang ia baca tersebut, beberapa waktu setelah kejadian itu Umar menyatakan memeluk Islam, tentu saja hal yang selama ini selalu membelanyani membuat hampir seisi Mekkah terkejut karena seseorang yang terkenal paling keras menentang dan paling kejam dalam menyiksa para pengikut Muhammad SAW kemudian memeluk ajaran yang sangat dibencinya tersebut, akibatnya Umar dikucilkan dari pergaulan Mekkah dan ia menjadi kurang atau tidak dihormati lagi oleh para petinggi Quraisy yang selama ini diketahui selalu membelanya.
film seri umar bin khattab 30 episode http://omar.collectionfree.com/

Kehidupan di Madinah

Pada tahun 622 M, Umar ikut bersama Muhammad dan pemeluk Islam lain berhijrah (migrasi) (ke Yatsrib (sekarang Madinah) . Ia juga terlibat pada perang Badar, Uhud, Khaybar serta penyerangan ke Syria. Pada tahun 625, putrinya (Hafsah) menikah dengan Nabi Muhammad. Ia dianggap sebagai seorang yang paling disegani oleh kaum Muslim pada masa itu karena selain reputasinya yang memang terkenal sejak masa pra-Islam, juga karena ia dikenal sebagai orang terdepan yang selalu membela Muhammad dan ajaran Islam pada setiap kesempatan yang ada bahkan ia tanpa ragu menentang kawan-kawan lamanya yang dulu bersama mereka ia ikut menyiksa para pengikutnya Muhammad.

Kematian Muhammad

Pada saat kabar kematian Muhammad pada 8 Juni 632 M (12 Rabiul Awal, 10 Hijriah) di Madinah sampai kepada umat Muslim secara keseluruhan, Umar dikabarkan sebagai salah seorang yang paling terguncang atas peristiwa itu, ia menghambat siapapun memandikan atau menyiapkan jasadnya untuk pemakaman. Akibat syok yang ia terima, Umar berkeras bahwa Muhammad tidaklah wafat melainkan hanya sedang tidak sadarkan diri, dan akan kembali sewaktu-waktu. [1]
Abu Bakar yang mendengar kabar bergegas kembali dari Madinah, Ia menjumpai Umar sedang menahan Muslim yang lain dan lantas mengatakan (|cquote! :"Saudara-saudara! Barangsiapa mau menyembah Muhammad, Muhammad sudah meninggal dunia. Tetapi barangsiapa mau menyembah Allah, Allah hidup selalu tak pernah mati."! |)
Abu Bakar mengingatkan kepada para pemeluk Islam yang sedang terguncang, termasuk Umar saat itu, bahwa Muhammad, seperti halnya mereka, adalah seorang manusia biasa, Abu Bakar kemudian membacakan ayat dari Al Qur'an [2] dan mencoba untuk mengingatkan mereka kembali kepada ajaran yang diajarkan Muhammad yaitu kefanaan makhluk yang diciptakan. Setelah peristiwa itu Umar menyerah dan membiarkan persiapan penguburan dilaksanakan. ya Allah

Masa kekhalifahan Abu Bakar

Pada masa Abu Bakar menjabat sebagai khalifah, Umar merupakan salah satu penasehat kepalanya. Setelah meninggalnya Abu Bakar pada tahun 634, Umar ditunjuk untuk menggantikan Abu Bakar sebagai khalifah kedua dalam sejarah Islam.

Menjadi khalifah

Selama pemerintahan Umar, kekuasaan Islam tumbuh dengan sangat pesat. Islam mengambil alih Mesopotamia dan sebagian Persia dari tangan dinasti Sassanid dari Persia (yang mengakhiri masa kekaisaran sassanid) serta mengambil alih Mesir, Palestina, Syria, Afrika Utara dan Armenia dari kekaisaran Romawi (Byzantium). Saat itu ada dua negara adi daya yaitu Persia dan Romawi. Namun keduanya telah ditaklukkan oleh kekhalifahan Islam dibawah pimpinan Umar.
Sejarah mencatat banyak pertempuran besar yang menjadi awal penaklukan ini. Pada pertempuran Yarmuk, yang terjadi di dekat Damaskus pada tahun 636, 20 ribu pasukan Islam mengalahkan pasukan Romawi yang mencapai 70 ribu dan mengakhiri kekuasaan Romawi di Asia Kecil bagian selatan. Pasukan Islam lainnya dalam jumlah kecil mendapatkan kemenangan atas pasukan Persia dalam jumlah yang lebih besar pada pertempuran Qadisiyyah (th 636), di dekat sungai Eufrat. Pada pertempuran itu, jenderal pasukan Islam yakni Sa`ad bin Abi Waqqas mengalahkan pasukan Sassanid dan berhasil membunuh jenderal Persia yang terkenal, Rustam Farrukhzad.
Pada tahun 637, setelah pengepungan yang lama terhadap Yerusalem, pasukan Islam akhirnya mengambil alih kota tersebut. Umar diberikan kunci untuk memasuki kota oleh pendeta Sophronius dan diundang untuk salat di dalam gereja (Church of the Holy Sepulchre). Umar memilih untuk salat ditempat lain agar tidak membahayakan gereja tersebut. 55 tahun kemudian, Masjid Umar didirikan ditempat ia salat.
Umar melakukan banyak reformasi secara administratif dan mengontrol dari dekat kebijakan publik, termasuk membangun sistem administrasi untuk daerah yang baru ditaklukkan. Ia juga memerintahkan diselenggarakannya sensus di seluruh wilayah kekuasaan Islam. Tahun 638, ia memerintahkan untuk memperluas dan merenovasi Masjidil Haram di Mekkah dan Masjid Nabawi di Medinah. Ia juga memulai proses kodifikasi hukum Islam.
Umar dikenal dari gaya hidupnya yang sederhana, alih-alih mengadopsi gaya hidup dan penampilan para penguasa di zaman itu, ia tetap hidup sangat sederhana.
Pada sekitar tahun ke 17 Hijriah, tahun ke-empat kekhalifahannya, Umar mengeluarkan keputusan bahwa penanggalan Islam hendaknya mulai dihitung saat peristiwa hijrah.

Kematian

Umar bin Khattab dibunuh oleh Abu Lukluk (Fairuz), seorang budak yang fanatik pada saat ia akan memimpin salat Subuh. Fairuz adalah orang Persia yang masuk Islam setelah Persia ditaklukkan Umar. Pembunuhan ini konon dilatarbelakangi dendam pribadi Abu Lukluk (Fairuz) terhadap Umar. Fairuz merasa sakit hati atas kekalahan Persia, yang saat itu merupakan negara adidaya, oleh Umar. Peristiwa ini terjadi pada hari Rabu, 25 Dzulhijjah 23 H/644 M. Setelah kematiannya jabatan khalifah dipegang oleh Usman bin Affan.
Semasa Umar masih hidup Umar meninggalkan wasiat yaitu[rujukan?]:
  1. Jika engkau menemukan cela pada seseorang dan engkau hendak mencacinya, maka cacilah dirimu. Karena celamu lebih banyak darinya.
  2. Bila engkau hendak memusuhi seseorang, maka musuhilah perutmu dahulu. Karena tidak ada musuh yang lebih berbahaya terhadapmu selain perut.
  3. Bila engkau hendak memuji seseorang, pujilah Allah. Karena tiada seorang manusia pun lebih banyak dalam memberi kepadamu dan lebih santun lembut kepadamu selain Allah.
  4. Jika engkau ingin meninggalkan sesuatu, maka tinggalkanlah kesenangan dunia. Sebab apabila engkau meninggalkannya, berarti engkau terpuji.
  5. Bila engkau bersiap-siap untuk sesuatu, maka bersiplah untuk mati. Karena jika engkau tidak bersiap untuk mati, engkau akan menderita, rugi ,dan penuh penyesalan.
  6. Bila engkau ingin menuntut sesuatu, maka tuntutlah akhirat. Karena engkau tidak akan memperolehnya kecuali dengan mencarinya.

10 Langkah Menyambut Ramadhan


Apabila kita akan menyambut tamu, kita akan berusaha menyiapkan penyambutan tamu tersebut dengan sebaik-baiknya, dengan memperindah pemandangan yang ada di rumah, mengumpulkan seluruh keluarga dan menyiapkan berbagai macam hidangan. Terlebih kalau tamu tersebut adalah tamu yang sangat kita hormati, maka persiapan yang kita lakukanpun akan semakin besar dan optimal. Beberapa pekan lagi tamu yang agung akan datang menghampiri kita yaitu Bulan suci Ramadhan. Kita sebagai orang beriman tidak boleh menyia-nyiakan musim ketaatan ini, karena Allah menyuruh kita untuk berlomba-lomba menyambut dan mengisinya ”dan untuk yang demikian itu hendaknya orang berlomba-lomba.” (QS.Muthaffifin:26). kemudian bagaimana kita menyambutnya?
Paling tidak ada 10 langkah yang harus kita lakukan dalam menyambut kedatangan bulan Ramadhan :

Pertama, berdoa agar Allah kembali memberikan kesempatan kepada kita bertemu dengan bulan Ramadhan dalam kondisi sehat wal afiat, sehingga kita bisa melaksanakan ibadah baik puasa, shalat, tilawah dan dzikir. Dari Anas bin Malik ra berkata, Bahwa Rasulullah saw apabila masuk bulan Rajab beliau selalu berdoa ”Allahuma Bariklana fi Rajab wa Sya’ban wa balighna Ramadhan” artinya ” Ya Allah berkahilah kami pada bulan Rajab dan bulan sya’ban dan sampaikan kami ke bulan Ramadhan” (HR.Ahmad dan Tabrani, statusnya dhaif).Dan para salaf shaleh selalu memohon kepada Allah agar diberikan karunia bulan Ramadhan, dan berdoa agar Allah menerima amal mereka, apabila telah masuk awal Ramadhan mereka berdoa kepada Allah ”Allahu akbar, Allahuma Ahillahu ‘alaina bil amni wal iman was salamah wal islam wa taufik lima tuhibbuhu wa tardha” artinya Ya Allah karuniakan kepada kami pada bulan ini keamanan, keimanan, keselamatan dan keislaman dan berikan kepada kami taufik agar mampu melakukan amalan yang engkau cintai dan ridhoi”.

Kedua, bersyukur dan memuji Allah atas karunia Ramadhan yang kembali diberikan kepada kita. Al-Imam Nawawi –Rahimahullah- dalam kitab adzkarnya berkata ”Dianjurkan bagi setiap orang yang mendapatkan kebaikan dan diangkat dari dirinya keburukan untuk bersujud kepada Allah sebagai tanda syukur, dan memuji Allah dengan pujian yang sesuai dengan keagungannya”. Dan diantara nikmat terbesar yang diberikan Allah kepada seorang hamba adalah ketika dia diberikan kemampuan untuk melakukan ibadah & ketaatan. Maka ketika Ramadhan telah tiba dan kita dalam kondisi sehat wal afiat maka kita harus bersyukur dengan memuji Allah sebagai bentuk syukur kita kepada Allah.

Ketiga, bergembira dengan kedatangan Bulan Ramadhan. Rasulullah SAW selalu memberikan kabar gembira kepada para shahabat setiap kali datang bulan Ramadhan, sebagaimana dalam sebuah hadits “Telah datang kepada kalian bulan Ramadhan, bulan yang penuh berkah, Allah telah mewajibkan kepada kalian untuk berpuasa, pada bulan itu Allah membuka pintu-pintu syurga dan menutup pintu-pintu neraka” (HR.Ahmad). Dan para salafus saleh sangat memperhatikan bulan Ramadhan, mereka sangat gembira dengan kedatangannya, karena tidak ada kegembiraan yang paling besar selain kedatangan bulan Ramadhan, karena bulan tersebut adalah bulan kebaikan dan turunnya rahmat.

Keempat, merancang agenda-agenda ukhrawi yang tepat agar mendapatkan manfaat bulan Ramadhan. Karena banyak diantara kaum muslimin hanya merencanakan agenda yang bersifat duniawi dengan sangat detil, tapi melupakan agenda-agenda yang bersifat ukhrawi. Ini merupakan gambaran bahwa kaum muslimin kurang memperhatikan waktu-waktu yang berharga dalam memperbaiki hubungan dengan Allah untuk membersihkan dirinya. Dan diantara agenda yang dapat dilaksanakan yaitu memanfaatkan Ramadhan dengan program-program ketaatan yang teratur dan terarah.

Kelima, bertekad mengisi waktu-waktu Ramadhan dengan ketaatan. Barangsiapa jujur kepada Allah maka Allah akan membantunya dalam melaksanakan agenda-agendanya dan memudahkannya melaksanakan aktifitas-aktifitas kebaikan. “Tetapi jikalau mereka benar terhadap Allah, niscaya yang demikian itu lebih baik bagi mereka. (QS.Muhamad (47) : 21)

Keenam, mengerti dan memahami hukum-hukum Ramadhan. Wajib bagi setiap mukmin dalam menyembah Allah dilandasi dengan ilmu. Tidak ada alasan bagi setiap mukmin tidak mengetahui ilmu yang berkenaan dengan hal-hal yang telah diwajibkan kepadanya. Diantaranya adalah puasa Ramadhan, maka wajib untuk diketahui ilmu dan hukumnyanya sebelum Ramadhan datang, agar puasanya benar dan diterima oleh Allah. “maka tanyakanlah olehmu kepada orang-orang yang berilmu, jika kamu tiada mengetahui.(QS.Al Anbiya’ (21) : 7)

Ketujuh, menyambut Ramadhan dengan diiringi tekad meninggalkan dosa dan kebiasaan – kebiasaan buruk dan bertaubat secara benar dari segala dosa dan kesalahan. Dan bertekad meninggalkannya disertai dengan penyesalan. Ramadhan merupakan bulan taubat, kalau bukan di bulan Ramadhan, kapan lagi kita bertaubat? Firman Allah “Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.” (QS.An Nuur (24) : 31).

Kedelapan, Mempersiapkan jiwa dan ruhiyah kita dengan bacaan dan penelaahan melalui buku serta artikel. Juga dengan menghadiri majlis ilmu yang membahas tentang keutamaan puasa serta hukum dan hikmahnya. Sehingga secara kejiwaan kita siap untuk melaksanakan ketaatan pada bulan Ramadhan. Rasulullah selalu memberikan semangat kepada para shahabat setiap penghujung Sya’ban dan menjelang Ramadhan tiba.

Kesembilan, Mempersiapkan diri untuk berdakwah dengan langkah sebagai berikut:
1.  Menulis catatan kecil untuk disampaikan dalam kultum
2.  Membagikan buku-buku saku yang berisi nasehat,keutamaan puasa.
3.  Memberikan hadiah Ramadhan
4.  Mengingatkan kaum muslimin untuk lebih peduli dengan kaum fuqara.

Kesepuluh, Menyambut Ramadhan dengan membuka lembaran baru yang bersih:
1. Kepada Allah dengan taubat yang jujur..
2.  Kepada Rasul Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam dengan mentaati apa yang diperintahkaan dan menjauhi apa yang dilarang.
3.  Kepada Orang tua, karib kerabat serta anak dan istri dengan menyambung silaturrahmi.
4. Dengan masyarakat yang kita hidup bersama dengan mereka agar kita menjadi orang yang baik dan bermanfaat bagi mereka “Khairun naas anfauuhum linnas” Manusia yang paling baik adalah manusia yang paling bermanfaat bagi manusia.

Beginilah bumi yang kering menyambut turunnya hujan, baginilah seorang yang sedang sakit menyambut datangnya dokter dan beginilah seorang menunggu kekasihnya yang sudah lama ditunggu – tunggu kedatangannya.Wallahu A’lam bish Shawab.

Ustadz Qadar Iswanto

Bersiap Menyambut Ramadhan


Segala puji bagi Allah yang telah mengutus rasul-Nya dengan petunjuk dan agama yang benar. Salawat dan salam semoga tercurah kepadanya, keluarganya, para sahabatnya, dan segenap pengikut setia mereka hingga kiamat tiba. Amma ba’du.

Bulan Ramadhan tak lama lagi tiba di hadapan kita. Bulan yang dinantikan oleh umat muslim di segala penjuru dunia. Bulan yang penuh dengan warna ibadah dan ketaatan; puasa, tilawah al-Qur’an, sholat malam, majelis ilmu, nasehat, sedekah, dan kepedulian kepada orang-orang yang membutuhkan. Inilah salah satu bukti keindahan dan kesempurnaan ajaran Islam.
Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Pada hari ini Aku sempurnakan bagi kalian agama kalian, Aku telah cukupkan bagi kalian nikmat-Ku, dan Aku telah ridha Islam sebagai agama bagi kalian.”(QS. al-Maa’idah: 3)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Islam dibangun di atas lima perkara: syahadat bahwa tidak ada sesembahan yang benar selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan sholat, menunaikan zakat, menunaikan haji ke baitullah, dan puasa Ramadhan.” (HR. Bukhari dan Muslim dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu’anhuma)

Bulan Ramadhan adalah bagian dari perjalanan waktu yang Allah ciptakan bagi hamba-hamba-Nya. Agar mereka memanfaatkannya untuk taat kepada-Nya dan menjauhi langkah-langkah setan yang terus berupaya untuk mengelabui dan menjerumuskan mereka ke dalam neraka. Allah ta’alaberfirman (yang artinya), “Demi waktu. Sesungguhnya manusia benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman, beramal salih, saling menasehati dalam kebenaran dan saling menasehati dalam menetapi kesabaran.” (QS. al-’Ashr: 1-3)

Puasa Ramadhan adalah bagian dari keimanan. Imam Bukhari rahimahullah membuat bab di dalam Shahihnya dengan judul ‘Bab. Puasa Ramadhan karena mengharapkan pahala adalah bagian dari keimanan’ dalilnya adalah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam“Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan karena iman dan mengharapkan pahala niscaya akan diampuni dosa-dosanya yang telah berlalu.” (HR. Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu)

Lezatnya Ketaatan
Seorang hamba yang menyadari bahwa Allah adalah sesembahan-Nya, Islam sebagai agamanya dan Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai rasul-Nya tentu akan merasakan lezatnya ketaatan dalam beribadah dan tunduk kepada syari’at-Nya. Dia tidak akan merasa berat atau sempit tatkala harus menunaikan perintah Rabb alam semesta.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Akan merasakan lezatnya iman, orang yang ridha Allah sebagai Rabb, Islam sebagai agama, dan Muhammad sebagai rasul.” (HR. Muslim dari al-’Abbas bin Abdul Muthallib radhiyallahu’anhu)

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman (yang artinya), “Tidaklah pantas bagi seorang lelaki yang beriman atau perempuan yang beriman, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu perkara kemudian mereka masih memiliki pilihan yang lain dalam urusan mereka. Barangsiapa yang durhaka kepada Allah dan Rasul-Nya sungguh dia telah tersesat dengan kesesatan yang amat nyata.” (QS. al-Ahzab: 36)

Mengiringi Amal Salih Dengan Keikhlasan
Puasa Ramadhan adalah amal salih yang sangat utama. Bahkan ia termasuk rukun islam. Sementara amal salih tidak akan bernilai di sisi Allah jika tidak diiringi dengan keikhlasan. Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Maka barangsiapa yang mengharapkan perjumpaan dengan Rabbnya hendaklah dia melakukan amal salih dan tidak mempersekutukan dalam beribadah kepada Rabbnya dengan sesuatu apapun.” (QS. al-Kahfi: 110)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya setiap amalan itu dinilai dengan niat. Dan bagi setiap orang apa yang dia niatkan. Barangsiapa yang hijrahnya kepada Allah dan rasul-Nya maka hijrahnya kepada Allah dan rasul-Nya. Dan barangsiapa yang hijrahnya karena dunia yang ingin dia peroleh atau wanita yang ingin dia nikahi maka hijrahnya kepada apa yang dia niatkan.” (HR. Bukhari dan Muslim dari ‘Umar bin al-Khaththab radhiyallahu’anhu)

Melandasi Amalan Puasa Dengan Takwa
Takwa adalah menjalankan perintah Allah dan meninggalkan larangan-Nya. Thalq bin Habibrahimahullah berkata, “Takwa adalah kamu melakukan ketaatan kepada Allah di atas cahaya dari Allah dengan mengharap pahala dari Allah. Dan kamu meninggalkan kemaksiatan kepada Allah di atas cahaya dari Allah karena takut terhadap hukuman Allah.”

Puasa bukan sekedar menahan lapar dan dahaga. Lebih daripada itu, puasa adalah ketundukan seorang hamba terhadap Rabb yang telah menciptakan dan mengaruniakan segala macam nikmat kepada seluruh makhluk ciptaan-Nya. Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Wahai umat manusia. Sembahlah Rabb kalian, yang telah menciptakan kalian dan orang-orang sebelum kalian, mudah-mudahan kalian bertakwa.” (QS. al-Baqarah: 21)

Ibadah adalah segala sesuatu yang dicintai dan diridhai oleh Allah, berupa ucapan dan perbuatan, yang tampak maupun yang tersembunyi. Ibadah memiliki tiga pondasi amalan hati, yaitu cinta, harap, dan takut. Seorang hamba yang beribadah kepada Allah harus menyertakan ketiga hal ini dalam setiap ibadah yang dilakukannya. Beribadah kepada Allah dengan cinta saja adalah kekeliruan kaum Sufi. Beribadah kepada Allah dengan harap saja adalah kekeliruan kaum Murji’ah. Dan beribadah kepada Allah dengan takut saja adalah kekeliruan kaum Khawarij. Oleh sebab itu ketiga hal ini harus ada di dalam hati seorang hamba tatkala beribadah kepada-Nya.

Ibadah seperti inilah yang akan diterima oleh Allah. Allah ta’ala berfirman tentang ibadah kurban (yang artinya), “Tidak akan sampai kepada Allah daging-dagingnya ataupun darahnya, akan tetapi yang akan sampai kepada-Nya adalah ketakwaan dari kalian.” (QS. al-Hajj: 37).

Menjalankan Puasa Dengan Sunnah Nabi-Nya
Ibadah kepada Allah tidak akan diterima jika tidak sesuai dengan syari’at-Nya. Dan tidaklah Allah mensyari’atkan kecuali melalui perantara Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam. Allah ta’alaberfirman (yang artinya), “Katakanlah: Jika kalian benar-benar mencintai Allah maka ikutilah aku, niscaya Allah akan mencintai kalian dan mengampuni dosa-dosa kalian.” (QS. Ali ‘Imran: 31)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang mengada-adakan dalam urusan (agama) kami ini sesuatu yang bukan termasuk bagian darinya maka ia pasti tertolak.” (HR. Bukhari dan Muslim dari ‘Aisyah radhiyallahu’anha). Dalam riwayat Muslim juga disebutkan,“Barangsiapa yang melakukan suatu amalan yang tidak ada tuntunannya dari kami maka ia pasti tertolak.”
Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Barangsiapa yang taat kepada Rasul sesungguhnya dia telah taat kepada Allah.” (QS. an-Nisaa’: 80). Allah ta’ala juga berfirman (yang artinya), “Tidaklah dia (Muhammad) berbicara dari hawa nafsunya. Tidaklah yang dia ucapkan melainkan wahyu yang diwahyukan kepadanya.” (QS. an-Najm: 3-4)

Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Apa saja yang dibawa oleh Rasul maka ambillah, dan apa saja yang dilarang olehnya maka tinggalkanlah.” (QS. al-Hasyr: 7). Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Barangsiapa yang menentang rasul itu setelah jelas baginya petunjuk dan dia mengikuti selain jalan orang-orang yang beriman, maka Kami akan membiarkan dia terombang-ambing dalam kesesatannya, dan kelak Kami akan memasukkannya ke dalam Jahannam. Dan Jahannam itu adalah seburuk-buruk tempat kembali.” (QS. an-Nisaa’: 115)

Imam Syafi’i rahimahullah berkata, “Kaum muslimin telah sepakat, bahwasanya barangsiapa yang telah jelas baginya suatu tuntunan (hadits) Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam maka tidak halal baginya meninggalkannya dengan alasan mengikuti pendapat seseorang.” Imam Ahmadrahimahullah juga menegaskan, “Barangsiapa yang menolak hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka sesungguhnya dia berada di tepi jurang kehancuran.”

Mengharapkan Pahala dan Ampunan dari-Nya
Pahala dari Allah dan ampunan-Nya adalah sesuatu yang amat dibutuhkan oleh seorang hamba. Sementara pahala dan ampunan itu Allah peruntukkan bagi hamba-hamba-Nya yang beriman dan menjalankan ketaatan kepada-Nya. Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Sesungguhnya lelaki dan perempuan yang muslim, lelaki dan perempuan yang mukmin, lelaki dan perempuan yang taat, lelaki dan perempuan yang jujur, lelaki dan perempuan yang sabar, lelaki dan perempuan yang khusyu’, lelaki dan perempuan yang bersedekah, lelaki dan perempuan yang berpuasa, lelaki dan perempuan yang menjaga kemaluannya, lelaki dan perempuan yang banyak berdzikir kepada Allah. Allah sediakan bagi mereka ampunan dan pahala yang sangat besar.” (QS. al-Ahzab: 35)

Puasa merupakan salah satu bentuk ibadah yang menghapuskan dosa-dosa. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sholat lima waktu. Jum’at yang satu dengan jum’at berikutnya. Ramadhan yang satu dengan Ramadhan berikutnya. Itu semua adalah penghapus dosa-dosa, selama dosa-dosa besar dijauhi.” (HR. Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu)

Untuk itu, semestinya seorang hamba yang menyadari bahwa dosa yang telah dilakukannya adalah musibah dan bencana bagi kehidupannya untuk segera bertaubat dan kembali kepada Allah ta’ala. Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Dan bertaubatlah kepada Allah kalian semua, wahai orang-orang yang beriman. Mudah-mudahan kalian menjadi orang yang beruntung.” (QS. an-Nur: 31). Allah ta’ala juga berfirman (yang artinya), “Dan hendaklah kalian memohon ampunan kepada kepada Rabb kalian lalu bertaubatlah kepada-Nya.” (QS. Hud: 3)

Bulan Ramadhan tak lama lagi datang. Alangkah malang diri kita jika bulan yang penuh berkah ini berlalu begitu saja tanpa curahan ampunan dan pahala dari-Nya. Semoga Allah mempertemukan kita dengan bulan yang mulia ini, melarutkan kita dalam kelezatan beribadah dan bermunajat kepada-Nya, menangisi dosa dan kesalahan kita. Ya Allah Ya Rabbi, pertemukanlah kami dengannya…

Penulis: Abu Mushlih Ari Wahyudi


KHOTBAH NABI S.A.W. MENYAMBUT RAMADHAN

KHOTBAH NABI S.A.W. MENYAMBUT RAMADHAN

"Sungguh telah datang kepadamu bulan Ramadhan, bulan yang penuh
keberkatan. Allah telah mewajibkan kepadamu puasa-Nya. Didalam bulan
Ramadhan dibuka segala pintu syurga dan dikunci segala pintu neraka dan
dibelenggu seluruh syaithan. Padanya ada suatu malam yang terlebih baik
dari seribu bulan. Barangsiapa tidak diberikan kepadanya kebaikan malam
itu, maka sesungguhnya dia telah dijauhkan dari kebajikan."
 
"Telah datang kepadamu bulan Ramadhan penghulu segala bulan, maka "Selamat datanglah" kepadanya."
 
Wahai manusia, sesungguhnya kamu akan dinaungi oleh bulan yang senantiasa besar lagi penuh keberkatan, bulan yang Allah telah menjadikan puasanya suatu kewajiban, dan qiam dimalam harinya suatu tatawwu'.
Barangsiapa mendekatkan diri kepada Allah dengan suatu pekerjaan kebajikan didalamnya samalah dia dengan orang yang menunaikan sesuatu fardhu didalam bulan yang lainnya. Barangsiapa menunaikan sesuatu fardhu dalam bulan Ramadhan samalah dia dengan orang yang mengerjakan tujuh puluh fardhu dibulan lainnya. Ramadhan itu adalah bulan sabar, sedangkan sabar itu pahalanya adalah surga. Ramadhan itu adalah bulan memberikan pertulungan dan bulan Allah memberikan rezeki kepada mukmin didalamnya.
Barangsiapa memberikan makanan berbuka kepada orang yang berpuasa, yang demikian itu adalah pengampunan bagi dosanya dan kemerdekaan dirinya dari neraka. Orang yang memberikan makanan itu memperoleh pahala seperti yang diperoleh orang yang berpuasa. Allah memberikan pahala itu kepada orang yang memberikan walaupun sebutir korma, atau seteguk air, atau sehirup susu. Dialah bulan yang permulaannya Rahmah, pertengahannya ampunan, dan akhirnya kemerdekaan dari neraka. Barangsiapa yang meringankan beban seseorang (yang membantunya) niscaya Allah mengampuni dosanya. Oleh itu banyakkanlah yang empat perkara dibulan Ramadhan.
Dua perkara untuk mendatangkan keredhaan Tuhanmu dan dua perkara lagi kamu sangat menghajatinya. Dua perkara yang pertama ialah mengakui dengan sesungguhnya tiada tuhan melainkan Allah dan mohon ampun kepada-Nya.
Dua perkara yang kamu sangat memerlukannya ialah mohon surga dan
perlindungan dari neraka. Barangsiapa memberi minum orang yang
berpuasa, niscaya Allah memberi minum kepadanya dari air kolamku dengan suatu minuman yang dia tidak merasakan haus lagi sesudahnya, sehingga dia masuk kedalam surga."
(H.R.Ibnu Khuzaimah)

Meriahnya Tradisi Menyambut Bulan Ramadhan

 Meriahnya Tradisi Menyambut Bulan Ramadhan

Marhaban Ya Ramadhan. Hore…Nggak lagi kita akan menjalankan ibadah puasa, kawan! Nah,  di Indonesia, dimana sebagian besar warganya adalah muslim, pasti berbagai acara atau tradisi menyambut Ramadhan banyak digelar di berbagai daerah, kawan. Tradisi menyambut datangnya bulan Ramadhan ini digelar dengan alasan yaitu bentuk rasa syukur umat muslim kepada Allah SWT dan cara meluapkan kegembiraan para umat muslim karena datangnya bulan puasa. Nah, kali ini Ekspresi Suara Remaja mau berkeliling di beberapa daerah Indonesia untuk melihat Tradisi menyambut datangnya bulan Ramadhan, mungkin salah satunya ada kota kamu, kawan.
1. Dugderan

Tradisi “Dugderan” ini berasal dari Kota Semarang, Jawa Tengah. Nah, nama “Dugderan” sendiri berasal dari kata “Dug” dan “Der”, kawan. Kata Dug diambil dari suara dari bedug masjid yang dipukul berkali-kali sebagai tanda datangnya awal bulan Ramadhan. kalau kata “Der” sendiri berasal dari suara  meriam yang dibunyikan bersamaan dengan tabuhan bedug, kawan. Tapi pada masa sekarang meriam diganti dengan suara-suara petasan atau bleduran. Bleduran sendiri terbuat dari batang pohon yang dilubangi bagian tengahnya, untuk menghasilkan suara seperti meriam, Bleduran diberi karbit yang kemudian disulut api.  Dugderan biasanya digelar kira-kira sayu sampai dua minggu sebelum puasa dimulai. Karena sudah berlangsung ratusan tahun, tradisi Dugderan ini sudah menjadi semacam pesta rakyat lho. Dalam tradisi ini berisi banyak kegiatan seperti  arak-arakan (karnaval),  tabuh bedug oleh Walikota Semarang, dan nggak ketinggalan tari Japin.
2. Meugang

Nangroe Aceh Darussalam (NAD) atau yang akrab disebut dengan kota “Serambi Mekah”, warga menyambut datangnya bulan suci Ramadhan dengan menyembelih kambing atau kerbau. Tradisi ini disebut “Meugang”, kawan. Tahu nggak, kalau tradisi “Meugang” ini sudah ada sejak  jaman raja-raja Aceh atau sudah ada sejak tahun 1400 Masehi. Wow! Nah, setelah dipotong, warga aceh memakan daging kerbau atau kambing secara bersama-sama, kawan. Tentunya dagingnya sudah dimasak terlebih dulu ya. Hehehe. Bahkan kalau ada warga yang nggak mampu membeli daging untuk dimakan, semua warga akan bergotong-royong membantu, biar semua warganya bisa menikmati daging kambing atau kerbau sebelum datangnya bulan Ramadhan. Wah, luar biasa!
3. Jalur Pacu

Kalau di Riau tepatnya di Kabupaten Kuantan Singingi, warganya memiliki tradisi yang mirip dengan lomba dayung lho, namanya tradisi “Jalur Pacu”. Tradisi ini digelar di sungai-sungai di Riau dengan menggunakan perahu tradisional, kawan. Seluruh warga Riau pasti akan beramai-ramai datang menyambut acara tersebut. Tradisi yang hanya digelar satu tahun sekali ini akan ditutup dengan “Balimau Kasai” atau bersuci menjelang matahari terbenam hingga malam.
4. Nyorog
Tradisi ini berasal dari Betawi, kawan.” Nyorog” sendiri mempunyai arti membagi-bagikan bingkisan makanan kepada anggota keluarga yang lebih tua, seperti Bapak/Ibu, Mertua, Paman, Kakek/Nenek, sebelum datangnya bulan Ramadhan. Biasanya bingkisan tersebut  berisi bahan makanan mentah, tapi ada juga yang berisi daging kerbau, ikan bandeng, kopi, susu, gula, sirup, dan lainnya. Tradisi “Nyorog” di masyarakat Betawi memiliki makna sebagai tanda saling mengingatkan, kalau bulan suci Ramadhan akan segera datang, selain itu tradisi “Nyorog” juga bisa sebagai pengikat tali silahturahmi keluarga.
5. Munggahan
Nah, kalau di Sunda mempunyai tradisi yang diberi nama “Mungguhan”. Mungguhan adalah satu kegiatan berkumpul bagi anggota keluarga, sahabat dan juga teman-teman kita saling bermaaf-maafan sambil menikmati sajian makanan khas sunda Mereka juga mempersiapkan diri masing-masing dalam menghadapi bulan Ramadhan.
Wow, berbagai macam tradisi menyambut datangnya bulan Ramadhan terihat sangat meriah ya. Tentunya masih banya tradisi-tradisi lainnya di berbagai daerah di Indonesia yang nggak kalah meriah. Bagaimana dengan tradisi di kotamu kawan remaja?

Hikmah Sedekah

Hikmah Sedekah

Kematian memang di tangan Allah. Maka ada satu hal yang bisa membuat kematian menjadi sesuatu yang bisa ditunda, yaitu kemauan bersedekah, kemauan berbagi dan peduli.
SUATU hari, Malaikat Kematian mendatangi Nabiyallah Ibrahim, dan bertanya, “Siapa anak muda yang tadi mendatangimu wahai Ibrahim?”
“Yang anak muda tadi maksudnya?” tanya Ibrahim. “Itu sahabat sekaligus muridku.”
“Ada apa dia datang menemuimu?”
“Dia menyampaikan bahwa dia akan melangsungkan pernikahannya besok pagi.”
“Wahai Ibrahim, sayang sekali, umur anak itu tidak akan sampai besok pagi.” Habis berkata seperti itu, Malaikat Kematian pergi meninggalkan Nabiyallah Ibrahim. Hampir saja Nabiyallah Ibrahim tergerak untuk rriemberitahu anak muda tersebut, untuk menyegerakan pernikahannya malam ini, dan memberitahu tentang kematian anak muda itu besok. Tapi langkahnya terhenti. Nabiyallah Ibrahim memilih kematian tetap menjadi rahasia Allah.
Esok paginya, Nabiyallah Ibrahim ternyata melihat dan menyaksikan bahwa anak muda tersebut tetap bisa melangsungkan pernikahannya.
Hari berganti hari, minggu berganti minggu, bulan berganti bulan, dan tahun berganti tahun, Nabiyallah Ibrahim malah melihat anak muda ini panjang umurnya.
Hingga usia anak muda ini 70 tahun, Nabiyallah Ibrahim bertanya kepada Malaikat Kematian, apakah dia berbohong tempo hari sewaktu menyampaikan bahwa anak muda itu umurnya tidak akan sampai besok pagi? Malaikat Kematian menjawab bahwa dirinya memang akan mencabut nyawa anak muda tersebut, tapi Allah menahannya.
“Apa gerangan yang membuat Allah menahan tanganmu untuk tidak mencabut nyawa anak muda tersebut, dulu?”
“Wahai Ibrahim, di malam menjelang pernikahannya, anak muda tersebut menyedekahkan separuh dari kekayaannya. Dan ini yang membuat Allah memutuskan untuk memanjangkan umur anak muda tersebut, hingga engkau masih melihatnya hidup.”
Kematian memang di tangan Allah. justru itu, memajukan dan memundurkan kematian adalah hak Allah. Dan Allah memberitahu lewat kalam Rasul-Nya, Muhammad shalla `alaih bahwa sedekah itu bisa memanjangkan umur. jadi, bila disebut bahwa ada sesuatu yang bisa menunda kematian, itu adalah…sedekah.
Maka, tengoklah kanan-kiri Anda, lihat-lihatlah sekeliling Anda. Bila Anda menemukan ada satu-dua kesusahan tergelar. maka sesungguhnya Andalah yang butuh pertolongan. Karena siapa tahu kesusahan itu digelar Allah untuk memperpanjang umur Anda. Tinggal apakah Anda bersedia menolongnya atau tidak. Bila bersedia, maka kemungkinan besar memang Allah akan memanjangkan umur Anda.
Saudara-saudaraku sekalian, tidak ada seorang pun yang mengetahui kapan ajalnya akan sampai. Dan, tidak seseorangpun yang mengetahui dalam kondisi apa ajalnya tiba. Maka mengeluarkan sedekah bukan saja akan memperpanjang umur, melainkan juga memungkinkan kita meninggal dalam keadaan baik. Bukankah sedekah akan mengundang cintanya Allah? Sedangkan kalau seseorang sudah dicintai oleh Allah, maka tidak ada masalahnya yang tidak diselesaikan, tidak ada keinginannya yang tidak dikabulkan, tidak ada dosanya yang tidak diampunkan, dan tidak ada nyawa yang dicabut dalam keadaan husnul khatimah.
Mudah-mudahan Allah berkenan memperpanjang umur, sehingga kita semua berkesempatan untuk mengejar ampunan Allah dan mengubah segala kelakuan kita, sambil mempersiapkan kematian datang.
Sampai ketemu di pembahasan berikutnya. Insya Allah, kita masih membahas “sedikit tentang menunda umur, tapi kaitannya dengan kesulitan-kesulitan hidup yang kita hadapi “.
Salam, Yusuf Mansur.
Salam Wisata Hati.
“Dan Dialah yang menidurkan kamu di malam hari dan Dia mengetahui apa yang kamu kerjakan di siang hari, kemudian Dia membangunkan kamu pada siang hari untuk disempurnakan umur yang telah ditentukan, kemudian kepada Allah-lah kamu kembali, lalu Dia memberitahukan kepadamu apa yang dahulu kamu kerjakan” (An-Nisaa: 78)
( Oleh : Ust. Yusuf Mansur – Wisatahati )

Orang-orang yang Dihinakan Allah


Orang-orang yang Dihinakan Allah

Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah SWT bila mencintai hamba-Nya memanggil Jibril seraya berfirman, ‘Sesungguhnya Aku mencintai si fulan, maka cintailah dia.’” Rasulullah bersabda, “Maka, Jibril pun mencintai si fulan.” Lalu, Jibril menyeru semua penduduk langit, “Sesungguhnya Allah mencintai si fulan.” Nabi bersabda, “Maka, si fulan dicintai penduduk langit dan dia pun diterima oleh penduduk bumi.”

Jika Allah membenci seorang hamba, Dia memanggil Jibril dan berfirman, “Sesungguhnya Aku membenci si fulan, maka bencilah dia sehingga Jibril pun membencinya.” Rasulullah bersabda, “Lalu, Jibril menyeru penduduk langit, ‘Sesungguhnya Allah membenci si fulan, maka bencilah dia.’” Penduduk langit pun membenci si fulan, kemudian dia pun dibenci penduduk bumi. (HR Bukhari dan Muslim).

Orang yang sengsara adalah yang dihinakan Allah sehingga penduduk bumi pun akan membicarakan orang tersebut dengan kejelekan dan cercaan. “Dan barang siapa yang dihinakan Allah, maka tidak seorang pun yang memuliakannya. Sesungguhnya Allah berbuat apa yang Dia kehendaki.” (QS al-Hajj 18). 

Rasulullah SAW sering berdoa agar tidak dihinakan Allah, “Ya Allah berilah tambahan kebaikan dan jangan Engkau kurangi, muliakan kami, dan jangan Engkau hinakan. Berilah anugerah kepada kami dan jangan kaucegah. Prioritaskan kami dan jangan ditinggalkan. Ridailah kami dan berikan  keridaan kepada kami.” (HR Achmad dan Turmudzi).

Di antara bentuk kehinaan yang ditimpakan Allah di dunia adalah kehinaan hidup, ditimpakan kekalahan dalam persaingan, dan disesatkan dari jalan Allah. Sedangkan, kehinaan pada hari kiamat adalah ditutup matanya dari melihat Allah (QS Hud 105-107/al-Muthaffifiin 14-17). 

Di antara orang-orang yang dihinakan,
Pertama, pelaku kemaksiatan (QS Ghofir 82). Al- Mu’tamir bin Sulaiman berkata, “Sesungguhnya seseorang yang melakukan dosa secara rahasia, maka pada pagi harinya akan ditimpakan kehinaan.” (Raudlatul Muhibbin, karya Ibnul Qoyyim, hlm 441).

Kedua, orang yang menentang ajaran Islam (QS az-Zumar 55-61 dan al-An’am 125). Umar RA berkata, “Kita dimuliakan Allah dengan Islam dan barang siapa yang mencari kemuliaan dengan selain Islam, maka dia akan dihinakan.” (Ibnu Abdil Birr dalam kitab Al-Mujalasah wa Jawahiril Ilmi, juz II, hlm 273).

Ketiga, menolak kebenaran karena kesombongan (QS Shad 12-15, al-Haqqah 4-8). Hasan Bisri mengatakan, ada tiga macam manusia, yakni mukmin, munafik, dan kafir. Mukmin adalah orang yang menaati perintah Allah, kafir adalah yang dihinakan Allah, dan munafik adalah mereka yang tidak mengenal Allah, tapi dikenal keingkarannya dengan perbuatan-perbuatan jahat dan menampakkan kejauhan dirinya dari Allah (Al-Firyabi dalam kitab Shifatul Munafiq, hlm 61). 

Keempat, sombong di hadapan makhluk (QS al-Qashash 83).
Kelima, orang zalim (QS al-A’raf 165-166 , Yunus 13-14).
Keenam, penghamba harta dan kedudukan (QS al-An’am 44). Rasulullah bersabda, “Celakalah penghamba dinar dan dirham.” (HR Bukhari).

Oleh: Prof Dr Achmad Satori Ismail

Mukjizat Alquran tentang Jenis Kelamin Bayi


Mukjizat Alquran tentang Jenis Kelamin Bayi

Pada awalnya, manusia meyakini bahwa jenis kelamin bayi ditentukan oleh sel-sel ibu. Ada pula yang percaya bahwa jenis kelamin ini ditentukan secara bersama oleh sel-sel lelaki dan perempuan.  Jauh sebelum ilmu pengetahuan mengetahui tentang rahasia jenis kelamin bayi, pada abad ke-7 M, Alquran telah memberi tahu bahwa jenis kelamin laki-laki atau perempuan diciptakan "dari air mani apabila dipancarkan".

Mari simak surah An-Najm [53] ayat 45-46:  "Dialah yang menciptakan berpasang-pasangan pria dan wanita, dari air mani, apabila dipancarkan."

Menurut Harun Yahya, kromosom Y membawa sifat-sifat kelelakian, sedangkan kromosom X berisi sifat-sifat kewanitaan. Di dalam sel telur ibu hanya dijumpai kromosom X, yang menentukan sifat-sifat kewanitaan.

Di dalam air mani ayah, terdapat sperma-sperma yang berisi kromosom X atau kromosom Y saja. Jadi, jenis kelamin bayi bergantung pada jenis kromosom kelamin pada sperma yang membuahi sel telur, apakah X atau Y. Dengan kata lain, sebagaimana dinyatakan dalam ayat tersebut, penentu jenis kelamin bayi adalah air mani, yang berasal dari ayah. Pengetahuan tentang hal ini, yang tak mungkin dapat diketahui di masa Alquran diturunkan, adalah bukti akan kenyataan bahwa Al Qur'an adalah kalam Allah.

''Cabang-cabang ilmu pengetahuan yang berkembang seperti genetika dan biologi molekuler telah membenarkan secara ilmiah ketepatan informasi yang diberikan Alquran ini,'' ujar Harun Yahya.

Menurut dia, kini diketahui bahwa jenis kelamin ditentukan oleh sel-sel sperma dari tubuh pria, dan bahwa wanita tidak berperan dalam proses penentuan jenis kelamin ini.

Kromosom adalah unsur utama dalam penentuan jenis kelamin. Dua dari 46 kromosom yang menentukan bentuk seorang manusia diketahui sebagai kromosom kelamin. Dua kromosom ini disebut "XY" pada pria, dan "XX" pada wanita.

Menurut dia, penamaan ini didasarkan pada bentuk kromosom tersebut yang menyerupai bentuk huruf-huruf ini. Kromosom Y membawa gen-gen yang mengkode sifat-sifat kelelakian, sedangkan kromosom X membawa gen-gen yang mengkode sifat-sifat kewanitaan.

Pembentukan seorang manusia baru berawal dari penggabungan silang salah satu dari kromosom ini, yang pada pria dan wanita ada dalam keadaan berpasangan. Pada wanita, kedua bagian sel kelamin, yang membelah menjadi dua selama peristiwa ovulasi, membawa kromosom X.
Sebaliknya, sel kelamin seorang pria menghasilkan dua sel sperma yang berbeda, satu berisi kromosom X, dan yang lainnya berisi kromosom Y. Jika satu sel telur berkromosom X dari wanita ini bergabung dengan sperma yang membawa kromosom Y, maka bayi yang akan lahir berjenis kelamin pria.

''Dengan kata lain, jenis kelamin bayi ditentukan oleh jenis kromosom mana dari pria yang bergabung dengan sel telur wanita,'' papar Harun Yahya.

Tak satu pun informasi ini dapat diketahui hingga ditemukannya ilmu genetika pada abad ke-20. Bahkan di banyak masyarakat, diyakini bahwa jenis kelamin bayi ditentukan oleh pihak wanita. Inilah mengapa kaum wanita dipersalahkan ketika mereka melahirkan bayi perempuan.

Namun, tiga belas abad sebelum penemuan gen manusia, Alquran telah mengungkapkan informasi yang menghapuskan keyakinan takhayul ini, dan menyatakan bahwa wanita bukanlah penentu jenis kelamin bayi, akan tetapi air mani dari pria.
Sumber:Republika,HarunYahya.

Pemimpin dan Kepercayaan


Al-Imam al-Bukhary meriwayatkan dalam Shahihnya dari Abdurrahman bin Samurah r.a. bahwa Rasulullah SAW bersabda:
«ูŠَุง ุนَุจْุฏَ ุงู„ุฑَّุญْู…َู†ِ ุจْู†َ ุณَู…ُุฑَุฉَ ู„ุงَ ุชَุณْุฃَู„ِ ุงู„ุฅِู…َุงุฑَุฉَ، ูَุฅِู†ْ ุฃُุนْุทِูŠุชَู‡َุง ุนَู†ْ ู…َุณْุฃَู„َุฉٍ ูˆُูƒِู„ْุชَ ุฅِู„َูŠْู‡َุง، ูˆَุฅِู†ْ ุฃُุนْุทِูŠุชَู‡َุง ุนَู†ْ ุบَูŠْุฑِ ู…َุณْุฃَู„َุฉٍ ุฃُุนِู†ْุชَ ุนَู„َูŠْู‡َุง»
“Wahai Abdurrahman jangan meminta kepemimpinan (jabatan). Jika engkau mendapatkannya dengan meminta, engkau akan disandarkan kepadanya, tetapi jika engkau mendapatkannya tanpa meminta engkau akan dibantu memikulnya.” (HR al-Bukhari)
Berdasarkan kepercayaan rakyatnya, pemimpin ada tiga macam: Yang pertama pemimpin yang sudah dipercaya sebelum memimpin, sehingga dia memimpin berkat kredibilitas yang sudah dimiliki tanpa direkayasa; yang kedua pemimpin yang mengusahakan kepercayaan agar dapat memimpin; yang ketiga pemimpin yang tidak peduli dengan kepercayaan rakyatnya.

Pemimpin Tirani
Jenis ketiga adalah pemimpin terburuk. Mungkin aneh bagaimana seseorang dapat memimpin  tanpa mendapat kepercayaan? Pada kenyataannya sejarah banyak mencatat munculnya pemimpin model begini. Realitasnya bahkan ada bermacam bentuk untuk pemimpin tanpa modal kepercayaan:
Yang pertama adalah pemimpin bertangan besi, alih-alih meraih kepercayaan dan kepuasan rakyat mereka menjadikan rasa takut sebagai sandaran kekuasaan. Raja Nero dari Roma, Hitler, Mussolini, Stalin dan seterusnya adalah contoh-contoh pemimpin yang tidak peduli apakah rakyat percaya kepada mereka atau tidak. Ada yang lebih penting dari kepercayaan rakyat, yaitu doktrin besar yang mereka angkat, atau ambisi besar yang mereka inginkan.
Yang kedua adalah pemimpin yang selain bertangan besi, juga bersandar pada doktrin agama yang mengagungkan penguasa. Dalam al-Qur’an Fir’aun dan Namrudz adalah dua contoh yang paling sering disebut. Sejarah mencatat penguasa-penguasa tirani jenis ini banyak bermunculan terutama sebelum masa Nabi Muhammad SAW. Mereka bahkan sering meminta perlakuan seperti Tuhan, ditaati secara mutlak, diyakini kekuataannya yang luar biasa, diagungkan dengan berbagai cara, dan kekuasaan yang abadi sampai mati. Dalam beberapa dinasti peradaban Mesir kuno diyakini oleh rakyatnya bahwa raja-raja Mesir adalah dewa-dewa.
Yang ketiga adalah pemimpin yang dipilih hanya berdasarkan doktrin. Pemimpin jenis ini muncul dalam sistem teokrasi di mana penguasa dianggap wakil Tuhan. Seperti penguasa-penguasa Romawi Barat pada Masa Kegelapan Eropa, yang merupakan pendeta-pendeta Gereja Katholik. Sampai sekarang Gereja Katholik masih meyakini kesakralan otoritas politik gereja, sehingga loyalitas penganut Katholik selalu mendua antara loyalitas kepada negaranya dan loyalitas kepada Vatikan.
Allah berfirman tentang mereka:
ุงุชَّุฎَุฐُูˆุง ุฃَุญْุจَุงุฑَู‡ُู…ْ ูˆَุฑُู‡ْุจَุงู†َู‡ُู…ْ ุฃَุฑْุจَุงุจًุง ู…ِู†ْ ุฏُูˆู†ِ ุงู„ู„َّู‡ِ
“Mereka (Ahlul Kitab) menjadikan rabb-rabbii dan pendeta-pendeta mereka sebagai tuhan-tuhan selain Allah” (QS at-Taubah: 32)
Diriwayatkan oleh at-Tirmidzy dan ath-Thabrany dari Adiy bin Hatim r.a, beliau adalah seorang sahabat Nabi yang sebelumnya beragama Nasrani. Beliau berkata, “Aku datang kepada Nabi Muhammad SAW, sedang di leherku ada salib dari emas.”
Nabi SAW bersabda, “Wahai Adiy buang berhala itu dari lehermu.”
Lalu kubuang salib itu. Sampai aku mendatangi beliau, pada saay beliau membaca surat Bara’ah (at-Taubah), sampai pada ayat: ““Mereka (Ahlul Kitab) menjadikan rabb-rabbii dan pendeta-pendeta  mereka sebagai tuhan-tuhan selain Allah”[1] Sampai beliau selesai.
Aku berkata,“Kami tidak menyembah mereka.”
Beliau berkata. “Bukankah mereka mengharamkan yang Allah halalkan, dan menghalalkan yang Allah haramkan, lalu kalian mengikutinya?”
Aku berkata, “Benar.”
Beliau bersabda “Itulah bentuk penyembahan mereka.”

Mirip dengan teokrasi Katholik Roma, sistem politik Iran juga menjadikan doktrin agama sebagai sandaran kekuasaan. Pada awalnya ajaran Syi’ah Itsna Asyariyyah tidak mengakui seorang pemimpin pun selain 12 imam keturunan Husein bin Ali bin Abi Thalib, tetapi setelah berabad-abad imam ke-12 tidak kunjung muncul, Khomeini memunculkan doktrin baru bernama Wilayatul Faqih. Khomeini mengatakan bahwa kepemimpinan imam bisa digantikan oleh kepemimpinan seorang faqih yang dipilih oleh ulama-ulama Syi’ah yang memiliki kapasitas tertentu yang dinamakan sebagai para “ayatullah.” Di Iran tak seorang pun boleh berpendapat beda dengan “Wali Faqih” yang menjadi pemimpin tertinggi negara itu. Siapapun yang berani menentang Wali Faqih minimal berhadapan dengan penjara, atau lebih buruk dari itu. Pada saat ini peran Wali Faqih tersebut dipegang oleh “Ayatullah” Ali Khamanei.
Dalam masalah loyalitas, para penganut madzhab Syi’ah Itsna Asyariyyah lebih tegas dari pada penganut Katholik, karena Vatikan biasanya tidak memiliki kebijakan politik praktis. Sedangkan penganut Syi’ah Ja’fariyyah atau Itsna Asyariyyah yang umumnya mengimani doktrin wilayatul faqih mereka selalu berpihak pada kepentingan dan sikap-sikap politik Iran. Sehingga mereka yang bukan warga negara Iran selalu menghadapi masalah dengan kepentingan politik lokal jika berseberangan dengan kepentingan politik Iran.
Dalam keyakinan Ahlus Sunnah masalah kepemimpinan bukanlah masalah aqidah yang ditentukan dengan wahyu. Masalah kepemimpinan adalah pilihan manusia berkaitan dengan kapasitas dan kredilibilitas seseorang. Nabi Muhammad SAW tidak menentukan secara definitif siapa pemimpin umat Islam setelahnya. Kaidah dan pedoman dalam masalah ini adalah firman Allah tentang sifat orang-orang beriman:
ูˆَุฃَู…ْุฑُู‡ُู…ْ ุดُูˆุฑَู‰ ุจَูŠْู†َู‡ُู…ْ
“… dan urusan mereka dimusyawarahkan di antara mereka..” (QS Syura : 38)

Islam hanya mengenal satu sumber Kebenaran Mutlak yaitu Allah SWT. Dan Allah hanya menjamin enam Kebenaran Mutlak dalam enam Rukun Iman. Tidak ada yang harus diimani secara mutlak di luar enam pondasi tersebut. Tidak ada yang berhak ditaati secara mutlak selain Sang Pencipta.
Diriwayatkan dalam as-Shahihain, bahwa Nabi Muhammad SAW mengutus sebuah pasukan dan memilih salah seorang dari mereka menjadi amir (pimpinan) mereka. Di dalam perjalanan terjadi perselisihan antara mereka. Lalu sang amir memerintahkan anak buahnya untuk mengumpulkan kayu bakar, lalu menyalakannya. Sang amir memerintahkan semua anah buahnya untuk terjun ke dalam api yang mereka nyalakan. Seraya berkata, “Bukankah Nabi telah memerintahkan kalian untuk taat kepadaku?”
Mereka menjawab, “Iya.”
Sang Amir berkata,“Aku perintahkan kalian untuk masuk ke dalamnya!”
Sontak seluruh pasukan bingung. Sebagian mereka berkata, “Sesungguhnya kita mengikuti Nabi agar selamat dari api (neraka), bagaimana mungkin kita sekarang harus masuk ke dalamnya?!”
Mereke terus berbeda pendapat, sampai api tersebut padam. Ketika mereka kembali kepada Rasulullah SAW dan mengadukan masalah mereka kepada beliau. Nabi SAW bersabda, “Jika mereka memasuki api tersebut, mereka tidak akan keluar dari situ.” Lalu Nabi Muhammad SAW mengajarkan prinsip ketaatan yang benar dengan sabdanya:
ุฅِู†َّู…َุง ุงู„ุทَّุงุนَุฉُ ูِูŠ ุงู„ْู…َุนْุฑُูˆูِ
“Ketaatan hanyalah wajib dalam hal kebaikan.” (HR al-Bukhari dan Muslim)

Pemimpin Kredibel
Itu semua tentang pemimpin yang tidak peduli tentang pentingnya kredibilitas dan rasa saling percaya antara pemimpin dan yang dipimpin. Sedangkan pemimpin yang ideal adalah pemimpin yang kredibel dan terpercaya sebalum dia menjadi pemimpin. Di hadits Abdurrahman bin Samurah yang disebutkan diatas, Nabi Muhammad SAW mengajarkan agar seorang muslim seyogyanya tidak meminta jabatan pemimpin.
Seseorang yang menginginkan jabatan kepemimpinan sebelum diberi amanah tersebut biasanya belum terlihat kapasitasnya, atau belum dirasakan urgensi pengangkatannya sebagai pemimpin. Karena manusia pada kondisi normal mesti mencari dan membutuhkan pemimpin yang layak. Siapa pun yang memiliki kemampuan dan kapasitas memimpin jika tampak dan muncul di tengah lingkungan yang memerlukan pemimpin secara otomatis akan dijadikan pemimpin.
Menemukan sosok pemimpin yang kredibel merupakan “fardlu kifayah” dan kewajiban kolektif yang mesti dilakukan komunitas manusia di mana pun dan kapan pun. Kesalahan dalam memilih pemimpin selalu berakibat fatal dan berbuntut panjang.
Pada kondisi normal masyarakat memilih orang yang paling kapabel dan kredibel untuk menjadi pemimpinnya. Tetapi sayangnya kondisi tersebut tidak selalu terjadi. Sering terjadi masyarakat tertipu dengan rekayasa orang-orang yang menginginkan kekuasaan untuk kepentingan tertentu.

Pemimpin Populer
Pada saat kredibilitas tidak muncul secara alami, maka orang cenderung melihat popularitas seseorang. Tentu saja resiko kesalahan dalam memilih pemimpin dengan kriteria ini sangat besar. Karena yang populer belum tentu baik dan layak. Sejak  Machiavelli mengarang kitab  Il Principe (Sang Pangeran), dunia politik praktis semakin diwarnai orang-orang licik dan culas. Kejujuran dan moral menjadi barang sulit dan langka di dunia politik.
Tetapi hal itu bukan berarti kelicikan dan kepura-puraan menjadi kartu As dalam kancah politik praktis. Ketika masyarakat semakin berpendidikan dan berwawasan baik, semakin sulit rekayasa politik hipokrit dapat diterima.
Politik rekayasa dan manipulasi menjadi ampuh dalam dua model masyarakat; masyarakat polos dan lugu, atau masyarakat licik dan penuh kecurangan. Pada masyakat pertama, orang yang berpura-pura jujur dan baik dapat dengan mudah diterima. Pada jenis kedua senjata yang dipakai adalah permainan interes (kepentingan) dan serangan. Sedangkan masyarakat yang cerdas tetapi menjunjung tinggi moral, rekayasa dan manipulasi tidak ampuh untuk meraih kepercayaan mereka.
Adalah kewajiban umat Islam dan bangsa Indonesia untuk semakin menyehatkan dan mencerdaskan kehidupan politik jika tidak ingin bangsa ini luluh karena gagal memilih pemimpin yang sholeh yang dapat membawa mereka menuju masa depan yang lebih baik. HadanaLlahu wa iyyakum ajma’in. (fij)

Oleh: Fahmi Islam Jiwanto, MA

Muslim Italia Akhirnya Bersatu


Sebuah langkah maju diambil guna menyatukan komunitas Muslim Italia. Dalam kongres yang berlangsung Sabtu (24/3) kemarin, 250 masjid dan Islamic Center memutuskan untuk membentuk konfedarasi Islam Italia. Keputusan itu merupakan puncak dari dialog yang berlangsung sejak 2009 lalu.
"Akhirnya komunitas muslim punya satu yang bulat dan kuat," kata Sekjen Uni Masyarakat dan Organisasi Islam Italia (UCOII), Abdellah Redouane, seperti dikutip ansamed.info, Ahad (25/3).

Presiden terpilih Konfederasi Masjid Italia, Fiktri Wahid menyatakan organisasi ini lahir dari persatuan federasi regional mulai lebih dari setahun yang lalu dengan kongres yang berlangsung di Milan, Turin, Bologna, Brescia, dan Perugia.

"Pentingnya kelahiran organisasi baru ini adalah mempromosikan nilai-nilai kewarganegaraan dan Integrasi. Intinya, ada semacam kesepakatan untuk mendorong harmonisasi masyarakat Islam dengan komponen lainnya," ungkapnya.

Aspek penting lainnya, kata fikri, adalah menciptakan kondisi terbaik untuk menjamin martabat dan kebebasan beribadah, menggarisbawahi pentingnya keberadaan tempat ibadah yang mencerminkan kreatifitas dan kemegahan budaya Italia terhadap prospek integrasi dan dialog dengan agama-agama lain yang hadir di negara ini.

Di antara aspek-aspek baru dari Konfederasi ini adalah pembentukan lembaga para imam dan ulama. "Sampai sekarang, rencana itu belum diselesaikan," ujarnya.

Moscow, Kota Besar Islam di Masa Depan


Bagi kalangan imigran negara-negara bekas pecahan Uni Soviet, Moscow menawarkan harapan kehidupan yang lebih baik.
Untuk Moscow, kedatangan mereka yang sebagian besar merupakan Muslim, menjadikan ibukota negeri Beruang Merah ini sebagai salah satu kota besar Muslim di masa depan. Saat ini, lebih dari dua juta umat Islam menetap di kota terbesar di Rusia ini. Mereka tinggal dan bekerja di Moscow.
Pada saat shalat Jumat tiba, praktis jalan-jalan utama di pusat kota mendadak macet. Puluhan ribu Muslim tumpah ruah di jalan-jalan tersebut. Bagi warga Moscow yang sudah terbiasa tentu maklum meski tak sedikit yang mengumpat.

"Jumlah kami terlalu besar. Beruntung ada masjid di kota ini. Meski sebenarnya masjid yang ada tidaklah siap menampung jutaan Muslim secara tiba-tiba," ungkap Ulugbek, seorang warga Moscow, seperti dikutip britishbusinessfinder.com, Kamis (22/3).

Anggota kelompok nasionalis Russovet, Yuri Gorsky, menilai kedatangan para imigran yang kebetulan Muslim merupakan dampak dari kemajuan yang dialami Moscow. "Rusia mungkin sedang membangun kembali gereja tapi Muslim juga tak berhenti membangun masjid," kata dia.

Gorsky mengaku tak keberatan Moscow dipenuhi orang-orang yang tidak berasal dari etnis Slavia. Namun, ia keberatan kalau Moscow di penuhi muslim. "Kami harus hentikan mereka," ketusnya.

Harus diakui tidak semua masyarakat Rusia menerima Muslim. Tak heran, serangan kekerasan bernada rasis marak terjadi. Kelompok hak asasi Rusia, Sova centren, mencatat pada tahun 2011 silam terjadi serangan rasis yang memakan korban tewas tujuh orang dan 28 luka-luka. Angka itu memang menurun ketimbang tahun 2008 di mana korban tewas mencapai 57 jiwa dan 196 luka-luka.

Meningkatnya populasi Muslim di Moscow juga diimbangi dengan kenaikan toko dan kafe halal di seluruh kota. Mulai dari restoran mahal hingga termurah.
Sumber:Republika

Bebaskan Al-Aqsha, Pulihkan Kehormatan Kaum Muslimin


Kondisi yang kian memanas di Palestina dan Suriah membuat Al-Azhar—universitas tertua sekaligus lembaga keagamaan berpengaruh di Mesir—bersuara.  

Syekh Al-Azhar, Syekh Ahmad Tayyib, mengatakan saat ini umat Islam di negara-negara Arab tengah berada dalam kondisi yang memprihatinkan. 

"Umat Islam menderita dan menjadi sasaran panah musuh yang menargetkan mereka tanpa alasan yang jelas. Umat Islam juga jadi sasaran tembak hanya karena mereka menuntut kebebasan dan kemerdekaan, yang merupakan hak semua bangsa di muka bumi," kata Syekh Tayyib sebagaimana dilansir Onislam.net, Jumat (16/3).

Kondisi umat Islam yang paling buruk, kata Syekh Tayyib, terutama di Afghanistan, Suriah dan Palestina. Melihat kenyataan tersebut, Al-Azhar—sebagai lembaga penjaga nurani umat—mengaku prihatin. Oleh sebab itu, Al-Azhar mengeluarkan pernyataan resmi terkait dengan Afghanistan, Suriah dan Palestina. 

Pertama, kata Syekh Tayyib, satu-satunya cara untuk menghancurkan ketidakadilan yang diderita oleh rakyat Afghanistan selama lebih dari 10 tahun adalah dengan hengkangnya pasukan kafir asing dari bumi Afghan. Sebab, mereka sengaja datang ke Afghanistan untuk menghukum orang yang tertindas dan tidak bersalah dengan dalih "perang melawan teror". 
"Padahal, sebenarnya mereka sengaja memerangi negara-negara Muslim yang tengah bangkit di Asia. Mereka sangat ketakutan jika negara-negara Muslim bangkit dan maju," ujarnya.

Kedua, terkait dengan kondisi yang kian memanas di Suriah. Al-Azhar mendesak rezim penguasa agar menghentikan mesin-mesin pembunuh dalam menumpahkan darah warga yang tak berdosa. Sebab, mesin pembunuh yang haus darah itu hanya akan mewariskan ancaman bagi masa depan seluruh rakyat Suriah.

Ketiga, tentang Palestina. Menurut Syekh Tayyib, selama ini Palestina selalu didera pergolakan dan penderitaan. Ia mendesak penguasa di negara-negara Arab dan negara Muslim lainnya agar mempelajari "sejarah", bahwa saat ini Al-Quds berada di tangan musuh. Al-Aqsha harus dibebaskan, kehidupan dan kehormatan kaum Muslimin harus dipulihkan. Dan ini hanya bisa dicapai melalui kebangkitan Arab, perencanaan baru dan langkah-langkah serius.

"Wahai kaum Muslimin, jangan lupakan sunnatullah, yang tanpa ampun dan tak pernah meleset. Jangan lupakan kekuasaan Allah yang Maha Adil, Maha Suci dan Maha Agung. Ingatlah firman-Nya, Dan orang-orang yang zalim itu kelak akan mengetahui ke tempat mana mereka akan kembali," tandas Syekh Tayyib seraya mengutip firman Allah dalam surah Asy-Syu'araa ayat 227.

Masjid di Amerika Serikat Terus Bertambah


umlah masjid di Amerika Serikat bertambah sebanyak 74 persen sejak tahun 2000. Pada 2000, tercatat 1.209 masjid di seluruh negeri Paman Sam. Jumlah masjid meningkat menjadi 2.106 masjid pada 2010. 

Sebanyak 56 persen dari masjid tersebut mengkaji pendekatan harfiah untuk menafsirkan isi Alquran. Data tersebut berdasar surveyiterbaru dari koalisi kelompok sipil Islam, cendekiawan dan kelompok non-Muslim.

Menurut Peneliti dari Institut Hartford untuk Keagamaan, Islam menunjukkan kemajuan yang kuat untuk mendorong jamaah terlibat dalam masyarakat, termasuk politiknya. Sementara menurut Sekretaris Jenderal Masyarakat Islam Amerika Utara, setelah kejadian 11 September, dirinya takut komunitas Muslim akan merasa terpinggirkan. 
“Itu tidak terjadi. Kini kami melihat keterlibatan masjid di berbagai bidang, Muslim membantu, bukan orang yang harus ditakuti,'' ujarnya.

Sementara menurut laporan Mehr News (3/3), peneliti dan penulis anggota Asosiasi Profesor untuk Studi Islam di Universitas Kentucky, Ihsan Bagby, menyatakan hasil riset menunjukkan peningkatan masyarakat Muslim dan partisipasi mereka dalam aktivitass sosial di Amerika Serikat. “Saya pikir hasil riset ini adalah pesan terbaik yang dapat kita berikan kepada dunia." katanya.

Sebagian besar masjid itu dibangun di New York dengan total 257 masjid, California dengan 246 masjid, Texas dengan 166 masjid dan Florida dengan 118 masjid. Bagby menjelaskan, "Peningkatan jumlah masjid itu juga mengindikasikan peningkatan sumber finansial masyarakat Muslim dan juga peningkatan jumlah warga Muslim di Amerika Serikat.''

Popular post

 
Support : Jasa Pembuatan Website | Toko Online | Web Bisnis
Copyright © 2011. Nurul Asri - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger