Latest Post

Empat Perempuan Muslim Paling Berpengaruh di Abad 21

Empat perempuan muslim paling berpengaruh di abad 21

Perempuan muslim sejagat banyak sekali mengalami tindakan diskriminasi. Di sejumlah negara Islam konservatif, banyak sekali kaum hawa mendapat perlakuan tidak manusiawi. Anda tentu masih ingat kasus di Afghanistan ketika dua gadis mandi hujan, mereka langsung dibunuh keluarganya sebab tindakan itu dinilai memalukan.
Malala Yousafzai menjadi saksi hidup tindakan brutal kelompok ekstremis Islam Taliban tidak senang jika perempuan bisa membaur di publik. Para lelaki ini merasa wanita tidak pantas mendapat pendidikan. Perlakuan mereka tidak didasari alasan kuat apa pun. Jika mereka menyeret ajaran-ajaran Nabi Muhammad pun, Rasulullah bahkan menyuruh setiap muslim memiliki ilmu. Iqra atau bacalah menjadi kunci utama umat Islam berhak mencari pengetahuan seluas-luasnya tanpa disebutkan kelamin mana berhak mendapat pengajaran.
Siapa saja perempuan paling berpengaruh abad 21 ini? Dilansir dari elanthemag.com, berikut ulasan selengkapnya.

1. Pegiat Suraya Pakzad

Suraya Pakzad asal Afghanistan menjadi perempuan muslim berpengaruh sejagat abad 21. Dia pendiri Organisasi Suara Perempuan bergerak di bidang konsultasi, pelatihan kerja, tempat penampungan para perempuan tidak diinginkan, tempat berlindung perempyan yang dilecehkan, bahkan terancam dibunuh, serta mengawal kaum hawa mendapatkan perlindungan hukum.
Pakzad sadar betul posisinya menjadi pegiat di negeri Islam konservatif. Saban hari dia mendapat ancaman hendak dihilangkan nyawanya. Bayang kematian sudah menjadi teman bagi dia. Namun perempuan ini tidak gentar. Atas jasanya Pakzad mendapat penghargaan dari Konferensi Perempuan Internasional pada 2008.


2. Aktris Soreh Aghdaslo

Soreh Aghdaslo menjadi perempuan Iran pertama masuk dalam nominasi aktris pendukung terbaik penghargaan film bergengsi sejagat Oscar pada 2003. Kepiawaiannya berakting di film Pasir dan Kabut (Sand and Fog) membuatnya sejajar dengan sineas papan atas Amerika Serikat seperti Jodie Foster, Meryl Streep, dan sebagainya.
Sejumlah film tersohor dibintangi Aghdaslo diantaranya serial televisi terkenal Ruang Darurat (Emergency Room), dan memenangkan penghargaan Emmy untuk serial televisi Rumah Saddam pada 2008.


3. Ratu Nur dari Yordania

Ratu Nur dari Yordania janda dari almarhum Raja Hussein. Dia lulusan Universitas Priceton Amerika Serikat, seorang penulis, diplomat, dan tokoh Perserikatan Bangsa-Bangsa serta menjadi pakar politik Timur Tengah. Dia perempuan pertama dan mungkin satu-satunya wanita muslim menjadi jembatan antara negara-negara Arab terkenal konservatif dan selalu konflik dengan dunia.
Ratu Nur mempunyai penerus yakni Ratu Rania. Namun mempunyai gaya diplomatik berbeda. Banyak orang mengatakan Ratu Nur lebih kuat pengaruhnya ketimbang si penerus, Rania.

4. Azar Nafisi

Penulis perempuan muslim Azar Nafisi mampu mempengaruhi sejagat lewat aksaranya. Wanita asal Iran inilah yang menulis buku laris Membaca Lolita di Teheran (Reading Lolita in Tehran) berisi perjuangan perempuan di banyak negara Islam konservatif untuk mendapat hak-hak mereka. Banyak negara mayoritas muslim justru menjadi teror menakutkan bagi kaum hawanya. Nafisi mampu membangkitkan semangat perempuan lewat tulisan dia.
Sebenarnya tradisi sastra modern perempuan Iran tidak dimulai dari Nafisi. Ada sastrawan Faruk Farukzad juga berpengaruh. Namun buku Lolita menjadi terbaik di waktu dan kesempatan yang pas pada zamannya.


Masjid Hudaibiyah

Dengan perjanjian ini, Rasulullah bisa melakukan dakwah dengan leluasa. 

Masjid Hudaibiyah
Hudaibiyah merupakan kota yang berada di sekitar 26 kilometer dari Masjidil Haram. Saat ini, kawasan tersebut juga dikenal sebagai daerah perbatasan Tanah Haram sehingga sering dijadikan tempat miqat umat Islam yang melaksanakan ibadah haji atau umrah.
Nama Hudaibiyah sebenarnya diambil dari nama telaga, yang juga dikenal dengan sebutan telaga Asy-Syumaisi. Sejarah Islam menyebutkan, Hudaibiyah menjadi pintu masuk kecemerlangan kaum Muslimin dalam menaklukkan Kota Makkah (Fathul Makkah). Di kota ini, Rasulullah SAW dan kaum Quraisy Makkah membuat perjanjian untuk saling tidak menyerang, yang kemudian membuka peluang umat Islam Madinah untuk mengislamkan pendudukan Kota Makkah.

Kisah tersebut berlangsung pada bulan Dzulqaidah tahun 6 Hijriah saat umat Islam Madinah yang terdiri atas kaum Muhajirin dan Anshar berencana akan melakukan umrah di Baitullah. Keputusan melakukan umrah ini diawali dari mimpi Rasulullah SAW yang menggambarkan beliau serta sahabat-sahabatnya bisa masuk ke Masjidil Haram dan melakukan umrah dengan aman.

Hal ini kemudian tertuang dalam Alquran yang menyebutkan, Sesungguhnya Allah akan membuktikan kepada Rasul-Nya tentang kebenaran mimpinya dengan sebenarnya, (yaitu) bahwa sesungguhnya kamu pasti akan memasuki Masjidil Haram, insya Allah dalam keadaan aman, mencukur rambut dan mengguntingnya, sedang kamu tidak merasa takut. Maka Allah mengetahui apa yang tiada kamu ketahui dan Dia memberikan sebelum itu kemenangan yang dekat.” (QS Al-Fath: 27)

Mendapat wahyu ini, Rasulullah kemudian memerintahkan umat Islam Madinah bersiap-siap pergi ke Makkah untuk melakukan umrah. Bukan untuk menantang kaum Quraisy berperang. Umat Islam Madinah pun menyambut perintah Rasulullah dengan sukacita  karena sudah enam tahun mereka tidak bisa melepaskan kerinduan bersimpuh di Baitullah.

Saat itu, kaum Muslimin yang berjumlah 1.500 orang itu berangkat tanpa membawa persiapan untuk perang, kecuali perbekalan dan senjata yang biasa dibawa kafilah dagang untuk melindungi diri dari perampok.
Namun, ketika rombongan Rasulullah sampai di Asfan, mereka didatangi seseorang yang mengabarkan kaum Quraisy sudah menyiapkan pasukan untuk berperang. Mendapat informasi tersebut, Nabi Muhammad SAW mencoba menghindari pertumpahan darah dengan menempuh jalur diplomasi.
Nabi SAW kemudian mengutus Usman Bin Affan untuk berunding dengan kaum Quraisy. Namun ternyata, Usman ditahan pihak Quraisy tidak bisa kembali ke rombongan. Kabar ini membuat para sahabat bersumpah untuk memerangi kaum kafir Quraisy sampai titik darah penghabisan.
Sumpah ini diikrarkan pada sahabat Nabi di hadapan Rasulullah di bawah sebuah pohon di tepi telaga. Salah satu dahan pohonnya dipegangi oleh Ma’qil bin Yasir, sedangkan Umar Bin Khattab memegangi tangan Rasulullah. Bai’at ini dikenal sebagai Bai’at Ar Ridhwan, seperti tertulis dalam Alquran Surat Al Fath: Bahwasannya orang-orang yang berjanji setia kepada kamu sesungguhnya mereka berjanji setia kepada Allah…” (QS Al Fath: 10) dan  Sesungguhnya Allah telah rida terhadap orang-orang mu’min ketika mereka berjanji setia kepadamu di bawah pohon…” (QS Al Fath:18).

Sumpah setia tersebut rupanya membuat kaum Quraisy gentar dan akhirnya melepaskan Usman. Bahkan, kaum Quraisy akhirnya bersedia berunding sehingga Rasulullah mengirim Suhail bin Amar sebagai utusan.
Dalam perundingan tersebut, kedua belah pihak mencapai beberapa kesepakatan yang kemudian disebut sebagai perjanjian Hudaibiyah. Isi perjanjian, antara lain, kaum Muslimin bersedia menunda umrah ke Baitullah hingga tahun depan. Dan saat umrah dilakukan, kaum Muslim hanya diizinkan membawa senjata yang biasa dibawa seorang musafir, yaitu sebatang tombak dan sebilah pedang yang disarungkan.
Selain itu, antarkedua belah pihak juga sepakat melakukan perdamaian melalui gencatan senjata selama 10 tahun. Sementara itu, jika kaum Muslimin datang ke Makkah, pihak Quraisy tidak berkewajiban mengembalikan orang itu ke Madinah. Sedangkan jika penduduk Makkah datang kepada Rasulullah di Madinah, kaum Muslimin harus mengembalikan orang tersebut ke Makkah.
Rasulullah dapat menyetujui syarat-syarat dan ketentuan itu, tetapi para sahabat sempat menyatakan keberatan. Di antara sahabat Nabi  yang tidak bisa menerima kesepakatan itu adalah Umar bin Khattab. Mendapat penolakan itu Rasulullah bersabda, Aku ini adalah Rasulullah dan tentu Dia tidak akan membinasakanku.”

Kendati perjanjian Hudaibiyah sepertinya merugikan kaum Muslim, namun dari perjanjian inilah Rasulullah SAW dapat mengembangkan dakwah hingga ke Hudaibiyah. Bahkan, selama masa gencatan senjata, Nabi bisa melakukan dakwah dengan leluasa, bahkan menyampaikan pesan Islam pada Kaisar Romawi, Raja Habsyah (Ethiopia), Raja Mesir, dan Raja Parsi.

Peristiwa ini disebut oleh Alquran dengan istilah Fathun Mubiinun (kemenangan nyata), sebagaimana termaktub dalam surat Al-Fath ayat 1 sampai 3. Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu kemenangan yang nyata. Supaya Allah memberi ampunan kepadamu terhadap dosamu yang telah lalu dan yang akan datang serta menyempurnakan nikmat-Nya atasmu dan memimpin kamu ke jalan yang lurus. Dan supaya Allah menolongmu dengan pertolongan yang kokoh (banyak).” (QS. Al-Fath 1-3).
Selama perjanjian Hudaibiyah, kaum Muslim juga bisa membangun masjid yang disebut Masjid Bai’ah Ar Ridhwan. Masjid ini terletak sekitar 2 kilometer dari pintu masuk Kota Makkah. Sekarang, masjid tersebut sudah tinggal puing, hanya menyisakan pondasi masjid. Namun di sampingnya, berdiri masjid baru bernama Masjid Asy-Syumaisi. Pemerintah Arab Saudi tidak melestarikan peninggalan-peninggalan bersejarah tersebut karena dikhawatirkan berkembang menjadi bid’ah dan syirik.
Selain itu, kawasan Hudaibiyah kini juga sudah berkembang menjadi kawasan permukiman. Di sepanjang jalan dari Makkah ke Hudaibiyah, akan terlihat peternakan onta dan domba, di sela-sela pegunungan dan bukit pasir. Pemerintah Arab Saudi sedang intensif mengembangkan daerah ini sebagai kawasan peternakan onta dan kibas (kambing).

Di Hudaibiyah ini, jamaah haji yang melakukan ziarah, juga bisa melihat pemerahan susu unta sekaligus mencicipinya. Lokasi pemerahan berada di sisi kiri jalan, di areal padang pasir. Di padang pasir ini, ada beberapa peternak di mana masing-masing peternak memelihara  8-10 ekor unta, yang biasanya terdiri atas 7 ekor unta betina dan 4 anak unta.
Di setiap peternakan ini, biasanya sudah disiapkan meja yang di atasnya sudah diletakkan jejeran botol berisi susu unta murni. Harga per botolnya relatif murah, hanya 5 riyal (satu riyal sekitar Rp 2.700). Pekerja peternakan yang biasanya berasal dari Sudan biasanya

- See more at: http://www.jurnalhaji.com/wijhat/tempat-bersejarah/hudaibiyah-pintu-kemenangan-umat-islam/#sthash.bOIETf7f.dpuf



Al-Ji’ranah Tempat Miqat Utama Warga Makkah

Al-Ji’ranah Tempat Miqat Utama Warga Makkah

Al-Ji’ranah Tempat Miqat Utama Warga Makkah

Masjid Ji'ranah  

Masjid Ji’ranah sangat populer di kalangan muslimin dari berbagai penjuru dunia.
Al-Ji’ranah, kerap disebut Ji’ranah saja, merupakan sebuah perkampungan di Wadi (lembah) Saraf yang berjarak sekitar 24 km dari Masjidil Haram, Makkah al- Mukarramah. Beberapa kali, tempat bersejarah ini disebutkan dalam hadis.
Di antaranya dalam Sunah Abu Daud yang diriwayatkan dari Abu Thufail RA. Dikatakan Abu Thufail, “Aku pernah melihat Nabi SAW sedang membagikan daging di Ji’ranah, tiba-tiba ada seorang perempuan datang sampai dekat kepada Nabi SAW, lalu beliau menghamparkan mantelnya untuk perempuan itu, lantas ia (perempuan itu) duduk di atasnya. Lantas aku bertanya, ‘Siapakah perempuan itu?’ Para sahabat menjawab, ‘Ia adalah ibu Beliau yang pernah menyusuinya.’”

Kemudian, dalam Sunah Abu Daud juga, yang diriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas, kembali Ji’ranah disebutkan. Ibnu ‘Abbas berkata, “Rasulullah mengerjakan umrah sebanyak empat kali. (Yaitu) umrah Hudaibiyah, umrah Qadha’, umrah ketiga dari Ji’ranah, dan keempat (umrah) yang bersamaan dengan pelaksanaan haji Beliau (haji wada’).”

Menurut Dr Syauqi Abu Khalil dalam Atlas Hadits, Ji’ranah adalah sumur yang berada di antara Thaif dan Makkah al-Mukarramah. Namun, letaknya lebih dekat dengan Makkah. Rasulullah SAW singgah ke tempat ini ketika membagikan harta rampasan Bani Hawazin yang diperoleh dari Perang Hunain dan Thaif. Dari sana (Ji’ranah), Beliau memasuki Tanah Haram. “Al-Ji’ranah, nama ini masih tetap terkenal sampai sekarang,” ujar Syauqi, penulis buku best seller, Atlas Alquran.

Di kampung ini terdapat sebuah masjid yang dikenal dengan nama Masjid Ji’ranah. Masjid ini selalu digunakan penduduk Makkah untuk melakukan ihram saat umrah atau haji. Karena Ji’ranah merupakan tanda batas haram, maka dari sanalah dulu Rasulullah SAW berihram untuk melakukan umrahnya yang ketiga kali. Nah, tempat di mana Rasulullah SAW berihram kemudian dibangun Masjid Ji’ranah.
Menurut pendapat banyak ulama, Ji’ranah merupakan tempat miqat umrah yang paling afdal bagi penduduk Makkah. Tercatat dalam sejarah, Rasulullah pernah bermukim di sana selama 13 hari, kemudian berihram dari sana. 

Berkali-kali dipugar

Masjid Ji’ranah sangat populer di kalangan kaum Muslimin, tak hanya bagi mereka yang tinggal di Makkah, tapi juga mereka yang datang dari negeri-negeri yang jauh. Masjid ini telah dipugar berkali-kali dari zaman ke zaman sepanjang sejarah. Kemudian, pada pemerintahan Saudi dibangun masjid besar bersebelahan dengan masjid yang lama yang dibuat tidak terpisahkan. Untuk membangun masjid itu, Raja Fahd menggelontorkan dana tak kurang dua juta riyal. Dengan luas total 439 meter persegi, masjid tersebut dapat menampung sekitar 1.000 jamaah.
Lantas, dari mana asal nama Ji’ranah? Ini adalah nama seorang perempuan yang sehari-harinya bekerja mengabdikan diri untuk menjaga dan membersihkan masjid tersebut. Ia seorang wanita Quraisy dari Bani Tim. Selain dikenal dengan nama Ji’ranah, konon ia pun punya nama lain, yakni Roitoh. Uniknya, meski tekun menjaga kebersihan masjid, Ji’ranah dikenal sebagai perempuan dungu. Allah SWT bahkan menggambarkan perempuan ini dalam surah an-Nahl ayat 92, “Dan janganlah kamu seperti seorang perempuan yang menguraikan benangnya yang sudah dipintal dengan kuat menjadi cerai-berai kembali..”



- See more at: http://www.jurnalhaji.com/wijhat/tempat-ibadah/al-jiranah-tempat-miqat-utama-warga-makkah/#sthash.xYbfqWTX.dpuf
 

Masjid Al-Tan’im

 Masjid Al-Tan’im

Masjid Tan'im
Masjid Aisyah ini terletak di Tan'im, sekitar 7 km dari Masjidil Haram. Dari informasi yang saya dapat, masjid ini disebut Masjid Aisyah karena pada saat haji wada', tahun 9 Hijriyah, Aisyah binti Abu Bakar ra, istri Rasulullah SAW, tidak bisa melaksanakan umrah bersama-sama karena sedang udzur. Jabir mengatakan, “Begitu suci, Aisyah melaporkan kepada Rasulullah SAW. hendak mengerjakan thawaf.” Kata Aisyah, “Anda semua telah mengerjakan umrah dan haji, sedangkan aku baru mengerjakan hajinya saja.” Lalu Rasulullah memerintahkan Abdurrahman bin Abu Bakar (saudara laki-laki Siti Aisyah) untuk mengantarkan ke Tan’im guna melaksankan umrah, yakni setelah mengerjakan haji pada bulan Dzul Hijjah.” Jadi, di tempat inilah Aisyah ra melaksanakan miqat untuk umrahnya.

Tan’im adalah salah satu tempat miqat umrah bagi penduduk Makkah dan para mukimin (orang-orang yang bermukim di Makkah). Mengambil miqot dari Ta’im setiap hendak umrah , ini berlaku bagi setiap orang yang tinggal di Makkah,  baik untuk sementara ataupun menetap. Tan’im juga menjadi salah satu miqat umrah di antara beberapa miqat yang ada. Ini disebabkan karena tempatnya dekat dan transportasi lebih mudah dijangkau. Disamping itu ada teks yang sharih. Mazdhab Imam Syafi’i mendahulukan Ji’ronah, di dalam kitab “al-Idoh Fi Manasiki al-Hajj” disebutkan “Lebih utama bagi orang yang berada di tanah Halal, miqotnya dari al-Ji’ranah, karena Nabi berumrah darinya. Kemudian Tan’im, karena sesungguhnya Nabi memerintahkan Aisyah RA. agar berumrah darinya. Kemudian al-Hudaibiyah, karena sesungguhnya Nabi ketika akan memasuki kota Makkah untuk berumrah, beliau memulai darinya.” Syekh al-Fasi mengatakan, “ Ji’ranah adalah tempat miqot paling tepat bagi penduduk Makkah, menginggat Nabi pernah berihram dari tempat ini.” Imam Malik, Imam Syfi’i serta Ibnu Hambal berpendapat sama.

Untuk mencapai masjid ini, ada berbagai pilihan kendaraan umum, yaitu taksi, bus atau mobil omprengan (colt). untuk taksi jelas biayanya agak mahal (dan harus diperhatikan betul safety-nya. saya sendiri lebih "sreg" naik public transport yang jumlah penumpangnya banyak), bus @2 riyal, atau mobil omprengan @3-5 riyal (tergantung tawar-menawar)

Al-Qur'an

Al-Qur'an

Al Qur'an
Sesungguhnya Al Quran ini memberikan petunjuk kepada jalan yang lebih lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang Mu’min yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar,
Dan sesungguhnya orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat, Kami sediakan bagi mereka azab yang pedih. Dan manusia mendoa untuk kejahatan sebagaimana ia mendoa untuk kebaikan. Dan adalah manusia bersifat tergesa-gesa.

Dan Kami jadikan malam dan siang sebagai dua tanda, lalu Kami hapuskan tanda malam dan Kami jadikan tanda siang itu terang, agar kamu mencari kurnia dari Tuhanmu, dan supaya kamu mengetahui bilangan tahun-tahun dan perhitungan. Dan segala sesuatu telah Kami terangkan dengan jelas.
Dan tiap-tiap manusia itu telah Kami tetapkan amal perbuatannya sebagaimana tetapnya kalung pada lehernya. Dan Kami keluarkan baginya pada hari kiamat sebuah kitab yang dijumpainya terbuka.

Barangsiapa yang berbuat sesuai dengan hidayah Allah, maka sesungguhnya dia berbuat itu untuk keselamatan dirinya sendiri; dan barangsiapa yang sesat maka sesungguhnya dia tersesat bagi kerugian dirinya sendiri. Dan seorang yang berdosa tidak dapat memikul dosa orang lain, dan Kami tidak akan meng’azab sebelum Kami mengutus seorang rasul.

 Al-Qur'an Terdiri dari 114 Surat :
001.  Al-Fatiha –  ( The Opening ) – Pembukaan
002.  Al-Baqara –  ( The Cow ) – Sapi Betina
003.  Al-‘Imran – ( The Family Of ‘Imran, The House Of ‘Imran ) – Keluarga Imran
004.  An-Nisa’ –  ( Women ) – Wanita
005.  Al-Ma’ida –  ( The Table, The Table Spread ) – Hidangan
006.  Al-An‘am –  ( Cattle, Livestock ) – Binatang Ternak
007.  Al-A‘raf –  ( The Heights ) – Tempat Tertinggi – Video
008.  Al-Anfal –  ( Spoils Of War, Booty ) – Harta Rampasan Perang
009.  At-Tawba –  ( Repentance, Dispensation ) – Pengampunan
010.  Yunus –  ( Jonah ) – Nabi Yunus
011.  Hud –  ( Hud ) – Nabi Hud
012.  Yusuf –  ( Joseph ) – Nabi Yusuf
013.  Ar-Ra‘d –  ( The Thunder ) – Guruh
014.  Ibrahim – ( Abraham ) – Nabi Ibrahim
015.  Al-Hijr –  ( Stoneland, Rock City ) – Negri Kaum Samud
016.  An-Nahl –  ( The Bee ) – Lebah
017.  Al-Isra’ – ( The Night Journey, Children Of Israel ) – Perjalanan Malam Hari – Video
018.  Al-Kahf –  ( The Cave ) – Gua
019.  Maryam –  ( Mary ) – Maryam
020.  Ta Ha –  ( Ta-ha ) – Ta Ha
021.  Al-Anbiya’ –  (  The Prophets ) – Nabi Nabi – Video
022.  Al-Hajj –  ( The Pilgrimage ) – Haji
023.  Al-Muminun -  ( The Believers ) – Orang-Orang Mukmin – Video
024.  An-Nur –  ( Light ) – Cahaya
025.  Al-Furqan –  ( The Criterion, The Standard ) – Pembeda
026.  Ash-Shu‘ara –  ( The Poets ) – Para Penyair
027.  An-Naml –  ( The Ant, The Ants ) – Semut
028.  Al-Qasas –  ( The Story, Stories ) – Cerita cerita
029.  Al-‘Ankabut –  ( The Spider ) – Laba laba
030.  Ar-Rum –  ( The Romans, The Byzantines ) – Bangsa Romawi – Video
031.  Luqman –  ( Luqman ) – Luqman
032.  A s-Sajda –  ( The Prostration, Worship, Adoration ) – Sujud
033.  Al-Ahzab –  ( The Coalition, The Combined Forces ) – Golongan yang Bersekutu
034.  Saba’ –  ( Sheba ) – Kaum Saba’
035.  Fatir –  ( The Angels, Orignator ) – Pencipta
036.  Ya Sin – ( Ya-sin ) – Ya Sin
037.  As-Saffat –  ( Those Who Set The Ranks, Drawn Up In Ranks ) – Yang ber Saf Saf
038.  Sâd –  ( (the Letter) Sad ( S ) ) – Sad
039.  Az-Zumar –  ( The Troops, Throngs ) – Rombongan-Rombongan – Video
040.  Ghafir –  ( The Believer, The Forgiver (god) ) – Orang yang BerIman
041.  Fussilat –  ( Signs ) – Yang Dijelaskan – Video
042.  Ash-Shura –  ( Councel, Consultation ) – Musyawarah
043.  Az-Zukhruf –  ( Ornaments Of Gold, Luxury ) – Perhiasan
044.  Ad-Dukhan –  ( Smoke ) – Kabut
045.  Al-Jathiyya –  ( Crouching ) – Yang berlutut
046.  Al-Ahqaf –  ( The Wind-curved Sandhills, The Dunes ) – Bukit-Bukit Pasir
047.  Muhammad –  ( Muhammad ) – Nabi Muhamad SAW
048.  Al-Fath –  ( Victory, Conquest ) – Kemenangan
049.  Al-Hujurat –  ( The Private Apartments, The Inner Apartments ) – Kamar-Kamar
050.  Qaf –  ( (the Letter), (Q) ) – Qaf
051.  Adh-Dhariyat –  ( The Winnowing Winds ) – Angin yang Menerbangkan
052.  At-Tur –  ( The Mount ) – Bukit
053.  An-Najm –  ( The Star ) – Bintang
054.  Al-Qamar –  ( The Moon ) – Bulan
055.  Ar-Rahman –  ( The Beneficent, The Mercy Giving ) – Yang Maha Pemurah – Video
056.  Al-Waqi‘a –  ( The Event, The Inevitable ) – Hari Qiyamat
057.  Al-Hadid –  ( Iron ) – Besi
058.  Al-Mujadala – ( She That Dispute, The Pleading Woman ) – Wanita Yg MengGugat
059.  Al-Hashr –  ( Exile, Banishment ) – Pengusiran
060.  Al-Mumtahana – ( She That Is To Be Examined, Examining Her ) – Wanita yang di Uji
061.  As-Saff –  ( The Ranks, Battle Array ) – Barisan
062.  Al-Jumu‘a –  ( The Congregation, Friday ) – Hari Jum’at
063.  Al-Munafiqun – ( The Hypocrites ) – Orang-Orang Munafiq
064.  At-Taghabun – ( Mutual Disillusion, Haggling ) – Hari ditampakkan segala kesalahan
065.  At-Talaq –  ( Divorce ) – Perceraian
066.  At-Tahrim –  ( Banning, Prohibition ) – Mengharamkan
067.  Al-Mulk –  ( The Sovereignty, Control ) – Kerajaan
068.  Al-Qalam –  ( The Pen, (the Letter) N ) – Kalam
069.  Al-Haqqa –  ( The Reality ) – Hari Kiamat
070.  Al-Ma‘arij –  ( The Ascending Stairways, Staircases Upward ) – Tempat-tempat Naik
071.  Nuh –  ( Noah ) – Nabi Nuh
072.  Al-Jinn –  ( The Jinn, Sprites ) – Jin
073.  Al-Muzzammil –  ( The Enshrouded One, Bundled Up ) – Orang yang Berselimut
074.  Al-Muddaththir – ( The Cloaked One, The Man Wearing A Cloak ) – Orang yang Berkemul
075.  Al-Qiyama –  ( The Rising Of The Dead, Resurrection ) – Hari Kiamat
076.  Al-Insan –  ( Time, Man, (every) Man, This (day-and-) age ) – Manusia
077.  Al-Mursalat –  ( The Emissaries, Winds Sent Forth ) – Malaikat Malaikat yang Diutus
078.  An-Naba’ –  ( The Tidings, The Announcement ) – Berita besar
079.  An-Nazi‘at – ( Those Who Drag Forth, Soul-snatchers ) – Malaikat yang Mencabut
080.  ‘Abasa –  ( He Frowned! ) – Ia bermuka Masam
081.  At-Takwir –  ( The Overthrowing, Extinguished! Wrapping Things Up ) – Menggulung
082.  Al-Infitar –  ( The Cleaving, Bursting Apart ) – Terbelah
083.  Al-Mutaffifin –  ( Defrauding, The Cheats, Cheating ) – Kecurangan
084.  Al-Inshiqaq –  ( The Sundering, Splitting Open ) – Terbelah
085.  Al-Buruj –  ( The Mansions Of The Stars, Constellations ) – Gugusan Bintang
086. At-Tariq – ( The Morning Star, The Night comer ) – Yang Datang DiMalam Hari – Video
087.  Al-A‘la –  ( The Most High, Glory To Your Lord In The Highest ) – Yang Paling Tinggi
088.  Al-Ghashiyya –  ( The Overwhelming, The Pall ) – Hari Pembalasan
089.  Al-Fajr –  ( The Dawn, Daybreak ) – Fajar
090.  Al-Balad –  ( The City, This Countryside ) – Negeri
091.  Ash-Shams –  ( The Sun ) – Matahari
092.  Al-Layl –  ( The Night ) – Malam
093.  Ad-Duha –  ( The Morning Hours, Morning Bright! ) – Waktu Dhuha
094.  Al-Inshirah –  ( Solace, Consolation, Relief ) – Kelapangan
095.  At-Tin –  ( The Fig, The Figtree ) – Buah Tin
096.  Al-‘Alaq –  ( The Clot, Read! ) – Segumpal Darah
097.  Al-Qadr – ( Power, Fate ) – Kemuliaan
098.  Al-Bayyina –  ( The Clear Proof, Evidence ) – Bukti yang Nyata
099.  Az-Zilzal – ( The Earthquake ) – Keguncangan
100.  Al-‘Adiyat –  ( The Courser, The Chargers ) – Kuda Perang yang berlari Kencang
101.  Al-Qari‘a –  ( The Calamity, The Stunning Blow, The Disaster ) – Hari Kiamat
102.  At-Takathur –  ( Rivalry In World Increase, Competition ) – Bermegah-megah
103.  Al-‘Asr –  ( The Declining Day, Eventide, The Epoch ) – Masa
104.  Al-Humaza –  ( The Traducer, The Gossipmonger ) – Pengumpat
105.  Al-Fil –  ( The Elephant ) – Gajah
106. Quraysh –  ( Winter, Quraysh ) – Suku Quraysh
107.  Al-Ma‘un –  ( Small Kindnesses, Almsgiving, Have You Seen? ) – Barang yang berguna
108.  Al-Kawthar –  ( Abundance, Plenty ) – Nikmat yang Banyak
109.  Al-Kafirun –  ( The Disbelievers, Atheists ) – Orang-Orang Kafir
110.  An-Nasr –  ( Succour, Divine Support ) – Pertolongan
111.  Al-Masad –  ( Palm Fibre, The Flame ) – Gejolak Api
112.  Al-Ikhlas –  ( The Unity, Sincerity, Oneness Of God ) – Memurnikan keEsaan Allah
113.  Al-Falaq –  ( The Daybreak, Dawn ) – Waktu Subuh
114.  An-Nas –  ( Mankind ) – Manusia

Popular post

 
Support : Jasa Pembuatan Website | Toko Online | Web Bisnis
Copyright © 2011. Nurul Asri - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger