Latest Post
17.06
Ibunda Para Syuhada —Khansa Khansa dari Suriah
Ibunda Para Syuhada —Khansa Khansa dari Suriah
“Ibunda para syuhada”, itulah gelar yang diberikan kepada Khansa RA. Beliau adalah sahabat Nabi SAW yang memiliki nama asli Tumadhar binti ‘Amr bin Syuraid bin ‘Ushayyah As-Sulamiyah.
Disebut sebagai Ibunda para syuhada karena keimanan dan kecintaannya
kepada islam sehingga mendorong keempat anaknya untuk berjihad di jalan
Allah di medan perang Qadisiyah (sekitar 636 M).
Sebelum perangan Qadisiyah dimulai, terjadilah perdebatan sengit di
rumah Khansa RA. Di antara keempat putranya saling berebut kesempatan
mengenai siapakah yang akan ikut berperang melawan tentara Persia, dan
siapakah yang harus tinggal di rumah bersama ibunda mereka. Keempatnya
saling menunjuk yang lain untuk tinggal di rumah. Masing-masing ingin
turut berjuang melawan musuh-musuh Allah. Rupanya perdebatan mereka itu
terdengar oleh Khansa RA.
Maka Khansa (r.ha) mengumpulkan keempat anaknya dan berkata, “Wahai
anak-anakku, sesungguhnya kalian memeluk agama ini tanpa paksaan. Kalian
telah berhijrah dengan kehendak sendiri. Demi Allah, yang tiada Tuhan
selain Dia, sesungguhnya kalian ini putra-putra dari seorang lelaki dan
seorang perempuan yang sama. Tidak pantas bagiku untuk mengkhianati
ayahmu, atau membuat malu pamanmu, atau mencoreng arang di kening
keluargamu.”
Khansa RA berhenti sebentar, kemudian melanjutkan, “Jika kalian telah
melihat perang, singsingkanlah lengan baju dan berangkatlah. Majulah
paling depan, niscaya kalian akan mendapatkan pahala di akhirat, negeri
keabadian. Sesungguhnya tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah
utusan Allah. Inilah kebenaran sejati, maka berperanglah dan
bertempurlah sampai mati. Wahai anakku, carilah maut niscaya kalian
dianugerahi hidup.”
Keempat anaknya pun keluar menuju medan perang. Mereka berjuang
mati-matian melawan musuh, sehingga banyak yang tewas di tangan mereka.
Akhirnya mereka pun satu per satu gugur sebagai syahid. Ketika Khansa
mendengar kematian dan kesyahidan putra-putranya, sedikit pun ia tak
merasa sedih. Bahkan ia berkata, “Segala puji bagi Allah yang telah
memuliakanku dengan syahidnya putra-putraku. Semoga Allah segera
memanggilku dan berkenan mempertemukanku dengan mereka dalam naungan
rahmat-Nya yang luas.”
Sekelumit kisah yang semisal dengan sahabat Khansa RA, Alhamdulillah
dapat disaksikan di Suriah. Umi Hissan, seorang ibu dari tiga putra,
telah kehilangan suami dan anak pertamanya pada saat konflik yang
dibekahi (insyaAllah) baru dimulai. Pada suatu hari yang diberkahi,
suaminya meninggal terkena tembakan sniper pasukan rezim Bashar. Sebulan
kemudian, anak pertamanya juga syahid (insyaAllah) oleh tembakan sniper
tentara rezim bassar. Tidak cukup itu, anak keduanya juga ditangkap dan
dijebloskan ke penjara tidak lama setelah putra pertamanya syahid.
Hingga kini, keberadaan putra keduanya juga tidak diketahui sebagaimana
lazimnya yang terjadi di Suriah selama ini. Kini, Ummu Hissan tinggal
bersama anaknya yang ketiga yang baru menginjak remaja melewati masa
perang dan musim dingin. Tanpa listrik dan bahan makanan menjadi
pemandangan setiap hari bagi orang-orang semisal Ummu Hissan di Suriah.
Pada saat tim HASI berkunjung ke rumah Ummu Hissan, beliau menyempatkan
diri untuk berpesan kepada para ummahat di Indonesia untuk bersabar dan
tetap tegar menghadapi setiap ujian dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Wanita tegar lainnya adalah Ummu Ahmad. Beliau adalah janda dengan
lima orang anak perempuan dan seorang anak laki-laki. Mereka tinggal di
rumah yang sangat sederhana. Pada saat konflik terjadi, Ahmad meminta
izin kepada ibunya untuk bergabung dengan kelompok perlawanan. Pimpinan
kelompok perlawanan mengenalinya sebagai anak dari Ummu Ahmad. Dengan
alasan anaknya masih muda dan tidak memiliki apa-apa, Ahmad diminta
untuk kembali ke rumahnya dan merawat ibu dan saudari-saudarinya.
Setibanya di rumah, Ummu Ahmad menangis dan sangat sedih karena anaknya
tidak diizinkan untuk berjuang bersama barisan mujahidin di bumi ribath.
Untuk membantu mengurangi beban hidup masyarakat Suriah, khususnya di
Kota Salma Provinsi Latakia, HASI memberikan bantuan tunai kepada para
fakir miskin, korban luka, dan keluarga korban di sekitar Jabal Akrod
senilai US $ 7.000. Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala menerima amal baik
dari para donatur yang telah menyumbangkan sebagian hartanya untuk kaum
muslimin di Suriah. Tidak lupa, para penerima bantuan mendoakan kepada
para donator dan kaum muslimin Indonesia secara umum, semoga Allah
melimpahkan balasan yang sebaik-baiknya dan mengumpulkan segala kebaikan
bagi kaum muslimin di Indonesia.
Abu Lukman, Tim Kelima Relawan HASI untuk Suriah.
Label:
artikel
16.59
19 Sunnah Yang Jarang Dikerjakan Kaum Muslimin
19 Sunnah Yang Jarang Dikerjakan Kaum Muslimin
Sunnah adalah segala sesuatu yang diriwayatkan dari Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam
baik perkataan, perbuatan, ataupun persetujuan. Sunnah juga berarti
sesuatu yang pelakunya mendapat pahala dan tidak ada dosa bagi yang
meninggalkannya. Di antara perbuatan sunnah yang jarang dilakukan kaum muslimin adalah sebagai berikut:
1. Mendahulukan Kaki Kanan Saat Memakai Sandal Dan Kaki Kiri Saat Melepasnya
Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallambersabda, “Jika
kalian memakai sandal maka dahulukanlah kaki kanan, dan jika
melepaskannya, maka dahulukanlah kaki kiri. Jika memakainya maka
hendaklah memakai keduanya atau tidak memakaikeduanya sama sekali.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
2. Menjaga Dan Memelihara Wudhu
Diriwayatkan dari Tsauban Radhiyallahu Anhu bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,“Istiqamahlah (konsistenlah) kalian semua (dalam menjalankan perintah Allah) dan kalian tidak akan pernah dapat menghitung pahala
yang akan Allah berikan. Ketahuilah bahwa sebaik-baik perbuatan adalah
shalat, dan tidak ada yang selalu memelihara wudhunya kecuali seorang
mukmin.” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah)
3. Bersiwak (Menggosok Gigi dengan Kayu Siwak)
Diriwayatkan dari Aisyah Radhiyallahu Anha bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,“Siwak dapat membersihkan mulut dan sarana untuk mendapatkan ridha Allah.” (HR. Ahmad dan An-Nasa`i)
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam juga bersabda, “Andaikata tidak memberatkan umatku niscaya aku memerintahkan mereka untuk bersiwak setiap kali hendak shalat.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Bersiwak disunnahkan setiap saat, tetapi lebih sunnah lagi saat
hendak berwudhu, shalat, membaca Al-Qur`an, saat bau mulut berubah, baik
saat berpuasa ataupun tidak, pagi maupun sore, saat bangun tidur, dan
hendak memasuki rumah.
Bersiwak merupakan perbuatan sunnah yang hampir tidak pernah
dilakukan oleh banyak orang, kecuali yang mendapatkan rahmat dari Allah.
Untuk itu, wahai saudaraku, belilah kayu siwak untuk dirimu dan
keluargamu sehingga kalian bisa menghidupkan sunnah ini kembali dan
niscaya kalian akan mendapatkan pahala yang sangat besar.
4. Shalat Istikharah
Diriwayatkan dari Jabir Radhiyallahu Anhu bahwa ia berkata, “Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallammengajarkan
kepada kita tata cara shalat istikharah untuk segala urusan,
sebagaimana beliau mengajarkan surat-surat Al-Qur`an kepada kami.” (HR. Al-Bukhari)
Oleh karena itu, lakukanlah shalat ini dan berdoalah dengan doa yang sudah lazim diketahui dalam shalat istikharah.
5. Berkumur-Kumur Dan Menghirup Air dengan Hidung Dalam Satu Cidukan Telapak TanganKetika Berwudhu
Diriwayatkan dari Abdullah bin Zaid Radhiyallahu Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallamberkumur-kumur dan menghirup air dengan hidung secara bersamaan dari satu ciduk air dan itu dilakukan sebanyak tiga kali. (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
6. Berwudhu Sebelum Tidur Dan Tidur Dengan Posisi Miring Ke Kanan
Diriwayatkan dari Al-Barra’ bin Azib Radhiyallahu Anhu bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallambersabda, “Jika
kamu hendak tidur, maka berwudhulah seperti hendak shalat, kemudian
tidurlah dengan posisi miring ke kanan dan bacalah, ‘Ya Allah, Aku
pasrahkan jiwa ragaku kepada-Mu, aku serahkan semua urusanku kepada-Mu,
aku lindungkan punggungku kepada-Mu, karena cinta sekaligus takut
kepada-Mu, tiada tempat berlindung mencari keselamatan dari (murka)-Mu
kecuali kepada-Mu, aku beriman dengan kitab yang Engkau turunkan dan
dengan nabi yang Engkau utus’. Jika engkau meninggal, maka engkau
meninggal dalam keadaan fitrah. Dan usahakanlah doa ini sebagai akhir
perkataanmu.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
7. Berbuka Puasa Dengan Makanan Ringan
Diriwayatkan dari Anas bin Malik Radhiyallahu Anhu, ia berkata, “Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallamberbuka
puasa sebelum shalat maghrib dengan beberapa kurma basah. Jika tidak
ada maka dengan beberapa kurma kering. Jika tidak ada, maka beliau hanya
meminum beberapa teguk air.” (HR. Ahmad, Abu Dawud dan At-Tirmidzi)
8. Sujud Syukur Saat Mendapatkan Nikmat Atau Terhindar Dari Bencana
Sujud ini hanya sekali dan tidak terikat oleh waktu. Diriwayatkan dari Abu Bakrah Radhiyallahu Anhu ia berkata, “Jika Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam
mendapatkan sesuatu yang menyenangkan atau disampaikan kabar gembira
maka beliau langsung sujud dalam rangka bersyukur kepada Allah.” (HR. Abu Dawud, At-Tirmidzi dan Ibnu Majah).
9. Tidak Begadang Dan Segera Tidur Selesai Shalat Isya`
Hal ini berlaku jika tidak ada keperluan saat begadang. Tetapi jika
ada keperluan, seperti belajar, mengobati orang sakit dan lain-lain maka
itu diperbolehkan. Dalam hadits shahih dinyatakan bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam tidak suka tidur sebelum shalat isya` dan tidak suka begadang setelah shalat isya`.
10. Mengikuti Bacaan Muadzin
Diriwayatkan dari Abdullah bin Amr Radhiyallahu Anhu bahwa dia mendengar Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, “Jika
kalian mendengar adzan, maka ucapkanlah seperti yang diucapkan oleh
muadzin, kemudian bershalawatlah kepadaku. Barangsiapa yang bershalawat
kepadaku, maka Allah akan bershalawat kepadanya sepuluh kali. Kemudian
mintakan wasilah untukku, karena wasilah merupakan tempat di surga yang
tidak layak kecuali bagi seorang hamba Allah dan aku berharap agar
akulah yang mendapatkannya. Barangsiapa yang memintakan wasilah untukku
maka ia akan mendapatkan syafaatku (di akhirat kelak).” (HR. Muslim)
11. Berlomba-Lomba Untuk Mengumandangkan Adzan, Bersegera Menuju Shalat, Serta Berupaya Untuk Mendapatkan Shaf Pertama.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallambersabda, “Andaikata
umat manusia mengetahui pahala di balik adzan dan berdiri pada shaf
pertama kemudian mereka tidak mendapatkan bagian kecuali harus
mengadakan undian terlebih dahulu niscaya mereka membuat undian itu.
Andaikata mereka mengetahui pahala bergegas menuju masjid untuk
melakukan shalat, niscaya mereka akan berlomba-lomba melakukannya.
Andaikata mereka mengetahui pahala shalat isya dan subuh secara
berjamaah, niscaya mereka datang meskipun dengan merangkak.”(HR. Al-Bukhari dan Muslim)
12. Meminta Izin Tiga Kali Ketika Bertamu
Jika tidak mendapatkan izin dari tuan rumah, maka konsekuensinya anda
harus pergi. Namun, banyak sekali orang yang marah-marah jika mereka
bertamu tanpa ada perjanjian sebelumnya, lalu pemilik rumah tidak
mengizinkannya masuk. Mereka tidak bisa memaklumi, mungkin pemilik rumah
memiliki uzur sehingga tidak bisa memberi izin. Allah Ta’ala berfirman, “Dan
jika dikatakan kepadamu, “Kembalilah!” Maka (hendaklah) kamu kembali.
Itu lebih suci bagimu, dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan.” (QS. An-Nuur: 28)
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, “Adab meminta izin itu hanya tiga kali, jika tidak diizinkan maka seseorang harus pulang.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
12. Mengibaskan Seprai Saat Hendak Tidur
Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallambersabda,
“Jika kalian hendak tidur, maka hendaknya dia mengambil ujung
seprainya, lalu mengibaskannya dengan membaca basmallah, karena dia
tidak mengetahui apa yang akan terjadi di atas kasurnya. Jika dia hendak
merebahkan tubuhnya, maka hendaknya dia mengambil posisi tidur miring
ke kanan dan membaca, “Maha Suci Engkau, ya Allah, Rabbku, dengan-Mu aku
merebahkan tubuhku, dan dengan-Mu pula aku mengangkatnya. Jika Engkau
menahan nyawaku, maka ampunkanlah ia, dan jika Engkau melepasnya, maka
lindungilah ia dengan perlindungan-Mu kepada hamba-hamba-Mu yang
shalih.” (HR. Muslim)
13. Meruqyah Diri Dan Keluarga
Diriwayatkan dari Aisyah Radhiyallahu Anha bahwa ia berkata, “Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam
senantiasa meruqyah dirinya dengan doa-doa perlindungan ketika sakit,
yaitu pada sakit yang menyebabkan wafatnya beliau. Saat beliau kritis,
akulah yang meruqyah beliau dengan doa tersebut, lalu aku mengusapkan
tangannya ke anggota tubuhnya sendiri, karena tangan itu penuh berkah.” (HR. Al-Bukhari)
14. Berdoa Saat Memakai Pakaian Baru
Diriwayatkan dari Abu Sa’id Al-Khudri Radhiyallahu Anhu ia berkata, “Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam
jika mengenakan pakaian baru, maka beliau menamai pakaian itu dengan
namanya, baik itu baju, surban, selendang ataupun jubah, kemudian beliau
membaca, “Ya Allah, hanya milik-Mu semua pujian itu, Engkau telah
memberiku pakaian, maka aku mohon kepada-Mu kebaikannya dan kebaikan
tujuannya dibuat, dan aku berlindung kepada-Mu dari keburukannya dan
keburukan tujuannya dibuat.” (HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi)
15. Mengucapkan Salam Kepada Semua Orang Islam Termasuk Anak Kecil
Diriwayatkan dari Abdullah bin Amru Radhiyallahu Anhu, ia menceritakan, ”Seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, ‘Apa ciri keislaman seseorang yang paling baik?’Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam menjawab,
‘Kamu memberikan makanan (kepada orang yang membutuhkan) dan
mengucapkan salam kepada orang yang kamu kenal dan orang yang tidak kamu
kenal.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Diriwayatkan dari Anas Radhiyallahu Anhu bahwa ia menuturkan, “Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam berjalan melewati kumpulan anak-anak, lalu beliau mengucapkan salam kepada mereka semua.”(HR. Muslim)
16. Berwudhu Sebelum Mandi Besar (Mandi Junub)
Diriwayatkan dari Aisyah Radhiyallahu Anhu, “Jika Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam ingin
mandi besar, maka beliau membasuh tangannya terlebih dahulu, lalu
berwudhu seperti hendak shalat, kemudian memasukkan jemarinya ke air dan membasuh rambutnya dengan air. Selanjutnya Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam menuangkan air tiga ciduk ke kepalanya dengan menggunakan tangannya, lalu mengguyur semua bagian tubuhnya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
17. Membaca ‘Amin’ Dengan Suara Keras Saat Menjadi Makmum
Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallambersabda, “Jika
imam membaca “Amin” maka kalian juga harus membaca “Amin” karena
barangsiapa yang bacaan Amin-nya bersamaan dengan bacaan malaikat maka
diampunkan dosa-dosanya yang telah berlalu.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa kaum salafus-shalih mengeraskan bacaan “Amin” sehingga masjid bergemuruh.
18. Mengeraskan Suara Saat Membaca Zikir Setelah Shalat
Di dalam kitab Shahih Al-Bukhari disebutkan, “Ibnu Abbas Radhiyallahu Anhuma
mengatakan, mengeraskan suara dalam berzikir setelah orang-orang
selesai melaksanakan shalat wajib telah ada sejak zaman Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam.
Ibnu Abbas juga mengatakan, “Aku mengetahui orang-orang telah selesai
melaksanakan shalat karena mendengar zikir mereka.” (HR. Al-Bukhari)
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata, “Disunnahkan mengeraskan suara saat membaca tasbih, tahmid dan takbir setelah shalat.”
Sunnah ini tidak dilakukan di banyak masjid sehingga tidak dapat
dibedakan apakah imam sudah salam atau belum, karena suasananya sepi dan
hening. Caranya adalah imam dan makmum mengeraskan bacaan tasbih
(Subhanallah), tahmid (Alhamdulillah) dan takbir (Allahu Akbar) secara
sendiri-sendiri, bukan satu komando dan satu suara. Adapun mengeraskan
suara ketika berzikir dengan satu komando, satu suara dan dipimpin oleh
imam maka dalam hal ini terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama.
Ada yang mengatakan sunnah secara mutlak, ada yang memandang sunnah
dengan syarat-syarat tertentu dan ada pula yang mengatakan bahwa zikir
berjamaah adalah perbuatan bid’ah.
19. Membuat Pembatas Saat Sedang Shalat Fardhu Atau Shalat Sunnah
Diriwayatkan dari Abu Said al-Kudri Radhiyallahu Anhu bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallambersabda, “Ketika
kalian hendak shalat, maka buatlah pembatas di depannya dan majulah
sedikit, dan janganlah membiarkan seseorang lewat di depannya. Jika ada
orang yang sengaja lewat di depannya, maka hendaknya dia menghalanginya
karena orang itu adalah setan.” (HR. Abu dawud dan Ibnu Majah)
Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar Radhiyallahu Anhuma, ia berkata, “Rasulullah menancapkan tombak di depannya, lalu shalat di belakang tongkat itu.” (HR. Al-Bukhari)
Sunnah ini sering diabaikan, terutama saat melakukan shalat sunnah.
Wahai saudaraku! Jadilah seperti orang yang diungkapkan oleh
Abdurrahman bin Mahdi, “Aku mendengar Sufyan berkata, ‘Tiada satu hadits
pun yang sampai kepadaku kecuali aku mengamalkannya meskipun hanya
sekali.”
Muslim bin Yasar mengatakan, “Aku pernah melakukan shalat dengan
memakai sandal padahal shalat tanpa sandal sangat mudah dilakukan. Aku
melakukan itu hanya ingin menjalankan sunnah RasulShallallahu Alaihi wa Sallam.”
Ibnu Rajab menuturkan, “Orang yang beramal sesuai ajaran Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam,meskipun amal itu sangat kecil, maka itu akan lebih baik daripada orang yang beramal tidak sesuai dengan ajaran Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam meskipun dia sangat bersungguh-sungguh.”
Ya Allah, jadikanlah kami orang-orang yang mengikuti sunnah rasul-Mu
dan mengikuti jejaknya. Ya Allah, kumpulkanlah kami dan kedua orang tua
kami bersamanya di surga wahai Tuhan Yang Maha Pengasih.
Sumber : Asalasah
Label:
artikel
16.52
Menunda-menunda pekerjaan merupakan bentuk tipu daya hawa nafsu terhadap jiwa yang lemah dan Azzam (tekad) yang rendah. Karena barang siapa yang tidak mampu menguasai hari ini, maka ia tidak akan dapat memiliki masa depannya.
Menunda Pekerjaan adalah Tipu Muslihat Syetan
Menunda Pekerjaan…adalah Tipu Muslihat Syetan
Seringkali timbul dalam diri kita malas untuk melakukan suatu
aktivitas positif. Kita selalu berfikir…Ah, masih ada hari esok…tunda
saja tidak ada salahnya. Muhammad Al Ghazali seorang syaikh dari Mesir
menasehati kita, “Penundaanmu atas berbagai pekerjaan yang seharusnya
kamu kerjakan saat kamu sedang dalam kelonggaran menandakan kebutaan
jiwa…”
Menunda-menunda pekerjaan merupakan bentuk tipu daya hawa nafsu terhadap jiwa yang lemah dan Azzam (tekad) yang rendah. Karena barang siapa yang tidak mampu menguasai hari ini, maka ia tidak akan dapat memiliki masa depannya.
Biasanya sikap menunda-nunda pekerjaan berangkat dari adanya pikiran
usang yang harus segera dijauhkan sejauh-jauhnya dan adanya keserakahan
hawa nafsu yang harus disingkirkan dan tidak boleh didiamkan oleh
setiap muslim. Terlebih jika dia seoerang pejuang di medan fisik, maka
besarnya hawa nafsu seorang pejuang dalam medan perang adalah tanda
akan lemahnya kekuatan untuk dapat memenangkan peperangan..(
Subhanallah, teringatlah kita akan perjuangan para mujahidin di beberapa
tempat jihad Islam yang menceritakan jarangnya mereka menyantap
makanan yang ‘layak’ tapi sekedar mengganjal perut saja , sementara apa
yang mereka perjuangkan sungguh berat dan sejatinya memerlukan banyak
‘asupan gizi, tapi mereka membuang jauh ingatan nya kepada minuman
dingin menyegarkan dan makanan hangat berselera .. ) Salah satu yang ada
dalam benak para pejuang adalah secepatnya menyingkirkan semua
rintangan yang dihadapinya dalam waktu yang sesingkatya dan tidak
menunggu-nunggu datangya hari esok. Tidak salah kalau syahid dalam medan
jihad adalah satu buah amal terbaik .
Menunda pekerjaan sejatinya tidak akan bermanfaat apapun kecuali
hanya akan memperpanjang umurnya dalam kejelekan dan memperpendek umur
dalam menjalan kan kebaikan di dunia ini. Mari kita cermati perjalanan
nasib manusia yang telah ditetapkan Allah berikut ini :
“ Pada hari ketika tiap diri mendapati segala kebaikan dihadapkan
(kehadapannya) begitu pula kejahatan yang telah dikerjakannya; ia ingin
kalau kiranya antara ia dengan hari itu masa yang jauh dan Allah
memperingatkan kamu terhadap diei (siksa)Nya. Dan Allah sangat penyayang
kepada hamba-hambaNYa…Q.S. Ali Imran :30.
Pada hari itu diberitakan kepada manusia apa yang telah dikerjakannya dan apa yang dilalaikannya …QS Al Qiyamah : 13
Dalam sebuah hadits disebutkan :“ Dua nikmat Allah yang kebanyakan
manusia sering lalai di dalamnya : kesehatan dan kesempatan (waktu
luang)…HR. Al Bukhari
Wallahu’alam..Ayo Sahabat bergegas jika tidak ingin setan mengganduli
kaki kita dalam beramal. Semoga akitivitas kita hari ini bernilai
ibadah disisiNYa. – Muhammad Al Ghazali
Label:
artikel
22.13
Waktu Tidur Yang Tidak Diperbolehkan Dalam Islam
Waktu Tidur Yang Tidak Diperbolehkan Dalam Islam
Dalam Islam, semua perbuatan bisa menjadi ibadah. Begitu pula tidur, seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah saw. Dalam Al-Quran, Allah swt pun menyuruh kita untuk tidur. Namun, ternyata ada dua waktu tidur yang dianjurkan oleh Rasulullah untuk tidak dilakukan. yaitu :
1. Tidur di Pagi Hari Setelah Shalat Shubuh
Dari Sakhr bin Wadi’ah Al-Ghamidi radliyallaahu ‘anhu bahwasannya Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda :
”Ya Allah, berkahilah bagi ummatku pada pagi harinya” (HR. Abu dawud
3/517, Ibnu Majah 2/752, Ath-Thayalisi halaman 175, dan Ibnu Hibban
7/122 dengan sanad shahih).
Ibnul-Qayyim telah berkata tentang keutamaan awal hari dan makruhnya menyia-nyiakan waktu dengan tidur, dimana beliau berkata :
Ibnul-Qayyim telah berkata tentang keutamaan awal hari dan makruhnya menyia-nyiakan waktu dengan tidur, dimana beliau berkata :
“Termasuk hal yang makruh bagi mereka – yaitu orang shalih – adalah
tidur antara shalat shubuh dengan terbitnya matahari, karena waktu itu
adalah waktu yang sangat berharga sekali. Terdapat kebiasaan yang
menarik dan agung sekali mengenai pemanfaatan waktu tersebut dari
orang-orang shalih, sampai-sampai walaupun mereka berjalan sepanjang
malam mereka tidak toleransi untuk istirahat pada waktu tersebut hingga
matahari terbit. Karena ia adalah awal hari dan sekaligus sebagai
kuncinya. Ia merupakan waktu turunnya rizki, adanya pembagian, turunnya
keberkahan, dan darinya hari itu bergulir dan mengembalikan segala
kejadian hari itu atas kejadian saat yang mahal tersebut. Maka
seyogyanya tidurnya pada saat seperti itu seperti tidurnya orang yang
terpaksa” (Madaarijus-Saalikiin 1/459).
2. Tidur Sebelum Shalat Isya’
Diriwayatkan dari Abu Barzah radlyallaahu ‘anhu : ”Bahwasannya
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam membenci tidur sebelum shalat
isya’ dan mengobrol setelahnya” (HR. Bukhari 568 dan Muslim 647).
Mayoritas hadits-hadits Nabi menerangkan makruhnya tidur sebelum
shalat isya’. Oleh sebab itu At-Tirmidzi (1/314) mengatakan : “Mayoritas
ahli ilmu menyatakan makruh hukumnya tidur sebelum shalat isya’ dan
mengobrol setelahnya. Dan sebagian ulama’ lainnya memberi keringanan
dalam masalah ini. Abdullah bin Mubarak mengatakan : “Kebanyakan
hadits-hadits Nabi melarangnya, sebagian ulama membolehkan tidur sebelum
shalat isya’ khusus di bulan Ramadlan saja.”
Al-Hafidh Ibnu Hajar berkata dalam Fathul-Baari (2/49) : “Di antara
para ulama melihat adanya keringanan (yaitu) mengecualikan bila ada
orang yang akan membangunkannya untuk shalat, atau diketahui dari
kebiasaannya bahwa tidurnya tidak sampai melewatkan waktu shalat.
Pendapat ini juga tepat, karena kita katakan bahwa alasan larangan
tersebut adalah kekhawatiran terlewatnya waktu shalat.”
Label:
artikel
22.01
Tetap Berdzikir Saat Berinternet
Tetap Berdzikir Saat Berinternet
Banyak cara untuk tetap mengingat Allah SWT dimanapun dan kapanpun
kita berada, karean memang di mana-mana ada Dia, Tuhan yang menguasai
seluruh alam semesta. Tak ada suatu apun yang terlewat tanpa adanya Dia bersama kita, ini sebuah kesadaran yang perlu menjadi perhatian kita bersama.
Beberapa waktu yang lalu saya pernah menulis artikel dengan judul ”
Mari Kita ber TOK TOK ” setelah diedarkan… saya berpikir ulang ….
rasanya ada yang ” mengganjel ” di hati, rasanya kurang pas, kurang
enak, pokonya ada sesuatu yang ” gimana” gitu, nah untuklah saya
menulis artikel ini.
Ini benar-benar salah judul, maunya saya ketika menulis tulisan
tersebut adalah mengajak orang lain atau sahabat-sahabat pembaca,
ketika menulis , membaca, bereselancar di internet, saat mengetik
artikel atau apapun kegiatannya yang positif untuk mengingat Allah atau
berdzikir kepada Allah yang dikaitkan dengan otak atau akal manusia yang
tentu lebih cerdas segala-galanya dari komputer, karena bagaimanapun komputer adalah buatan manusia.
Dari berdzikir, berotak atau berakal dihubungkan dengan komputer yang
berkaitannya dengan internet yang sedang mengglobal di seluruh dunia.
Nah ketiga hal tadi, yaitu tasbih, otak dan komputer itu, saya gabungkan menjadi kata TOK, dengan maksud agar kita Bertasbih, Berotak ( Berakal ) dan Berkomputer ( Internet ),
Namun karena judulnya saya singkat menjadi ” Mari Kita ber TOK-TOK ”
jadi terkesan main-main, padahal maksudnya serius. Atau jangan jangan
ada yang menyangka… akh judul apaan nih ? Ada-ada saja, judul kok ber
TOK TOK, seperti orang yang mengetok pintu ! Maksudnya memang agar
orang tergerak untuk bertasbih/berdzikir atau ingat kepada Allah di
manapun kita berada, karena apapun yang kita kerjakan tak akan terlepas
dari izin Tuhan. Mana buktinya ? Ya sederhana saja, kalau kita
tak dizinkan saat mengetik oleh Tuhan, tangan kita bisa saja mendadak
lumpuh, tak bisa digerakkan sedikitpun.
Begitu juga akal kita atau otak yang ada di kepala kita, kita memang
punya otak, punya akal hingga kita mampu berpikir, mengarang atau
menulis apapun dari hasil pikiran kita, namun kalau Tuhan tidak
mengizinkannya, niscaya otak kita tak akan berfungsi apapun, lihat saja
orang gila, orang gila punya otak, tapi tak punya akal ! Saat
berinternetpun tak lepas dari “tangan” Tuhan, kalau Tuhan tak
mengizinkan kita berinterkasi melalui internet, bisa saja tiba-tiba
komputer kita hang, atau tiba-tiba komputer kena virus yang
mengahapuskan semua file kita atau tiba-tiba saja listrik mati saat kita
sedang ngetik artikel untuk di kirim ke majalah, koran atau website,
sehingga menjadi gagal total.
Nah karena itulah saya mengajak semua orang untuk bertasbih atau berdzikir berotak/berakal dan berkomputer/berinternet.Mari tetap berdzikir saat berinternet
” Tujuannya apa ? Paling tidak menjadi “rem” untuk kita semua, karena
bagaimanapun internet adalah barang bebas atau netral, yang siapapun
dapat menulis dan menyebarkan berita atau artikel, serta membuat
sesuatu yang terkadang sangat vulgar, sangat bahaya bagi keimanan kita.
Nah dengan berdzikir saat berinteraksi dengan internet, insya Allah membuat kita waspada dan berhati-hati dan iman kita terjaga.
Coba aja lihat judul-judul yang membuat kita membacanyapun sudah
merinding, apa lagi melihat apa yang mau di gambarkan, wah lebih bahaya
lagi. Memang repot, manusia memang tidak sama, niatnyapun sukar
ditebak, apa maunya dalam tulisan tersebut? Jangan-jangan hanya untuk
mencari populeritas yang terkadang naif, tapi itu memang hak
masing-masing orang, tapi sebisa mungkin, kalau kita-kita yang masih mau
menjaga keimanan kita masing-masing, sekecil apapun iman yang kita miliki itu sudah suatu modal yang cukup ! Karena bagaimanapun iman adalah “rem” yang sangat pakem.
Karena tak mungkin orang yang mencuri, kalau imannya masih ada di
dada, tak mungkin orang maksiat, kalau iman juga masih ada di hati, dan
tak mungkin orang tidak sholat, kalau imannya masih ada !
Kalau ada yang berkata” Saya tetap beriman, walau tidak
sholat. Saya tetap beriman walau sering berbuat maksiat “ itu hanya
omong kosong, karena iman bukan hanya pengakuan, tapi juga
dibenarkan dalam hati dan dilakukan dalam perbuatan, bila hanya
pengakuan namanya munafik ! Ya kembali untuk saling mengingatkan
diantara kita ketika berinternet, ketika menulis artikel, ketika
mengetik, ketika membaca internet, mari tetap berdzikir kepada Allah
SWT, karena dengan karuniaNyalah kita dapat ikut dalam arus globalisasi
di bidang informasi ini !
Internet yang tak terpikir pada pertengan abad 20, kini di dekade
abad 21 sudah menjarah kemana-mana ke segala penjuru dunia, internet
sudah mengglobal, informasi sudah menguasai emosi manusia, bahkan
internet sudah membuat manusia” kecanduan” sehingga, bila tak
berinternet dalam satu hari saja, seperti ada sesuatu yang hilang, ada
yang membuat gelisah tatkala internet tak ada ! Yang lebih repot lagi …
bila saat berinternet ria, hampir lupa segala-galanya, apa lagi kalau
sedang chatting …. wah susah untuk distop, susah untuk dihentikan.
Nah kalau ini yang terjadi, maka kembali saya mengajak ” Mari berdzikir saat berinternet “, agar kita tak lupa segala-galanya saat berinternet, agar
kita ingat kepada Allah SWT yang telah memberikan kita rezeki hingga
kita punya komputer, bisa berinternet, bisa menulis dan membaca, punya
laptop, atau kalau tak punya komputer atau laptop pribadi, ya
masih bersyukur kepadaNya, karena ada warnet di mana-mana, terutama di
kota-kota besar, sehingga masih bisa menikmati internet. Ada yang
mengakui, ketika menulis artikel, hasil laptop pinjaman, ya tak
apa-apa, apa ada larangan menulis artikel dari laptop pinjaman ? Ya
masih bersyukur, Alhamdulillah, masih boleh minjam atau dipinjamkan !
Mari kita bersyukur kepada Allah SWT yang telah menciptakan
akal manusia yang mampu membuat internet, Allah SWT yang menjadi sumber
segala sumber ilmu, termasuk yang ada di internet. ” Siapa
berani bilang bahwa tak ada hubungannya antara internet dengan Tuhan ? ”
Kalau ada yang berkata demikian itu sama juga ketika orang athies yang
berkata : ” Apapun yang saya hasilkan adalah hasil kerja saya sendiri,
tak ada hubungannya dengan Tuhan ! Nah, mau kita dibilang Athies ?
Tentu saja tidak, makanya mari kita berinternet dengan tetap berdzikir
kepadaNya.
Apapun di alam ini tak akan lepas dariNya, karena memang Dia yang
menciptakan itu semua asal muasalnya. Dari mana kabel-kabel yang ada di
dalam laptop atau di komputer ? Kalaupun ada wifi dimana saat
berinternet tak pakai kabel, ayo siapa berani yang mengatakan bahwa itu
tak ada hubungannya dengan Tuhan ?
Mau bukti …. ? Wifi laptop atau HP tak akan bisa aktif kalau tak ada
gelombang udara yang menghantarkannya, siapa yang menciptakan gelombanmg
udara itu ? Allah SWT ! Nah makanya jangan lupa berdzikir kepada Allah
SWT saat berinternet, karena saat kita berinternetpun Allah SWT
mengetahui apa yang kita lakukan, yang positif maupun yang negatif ! Hati-hati dan waspadalah Dia Maha Mengetahui apapun yang kita lakukan, juga saat kita berinternet.
Jadi tak ada seorang pun di dunia sekarang yang bekerja di
kantor-kantor pemerintah atau swasta, di rumah maupun di jalanan,
berselancar di internet terus menerus saja berlangsung. Abad ke 21 dan
abad-abad mendatang manusia tak akan terlepas dari internet, pengguna
internet semakin bertambah di seluruh dunia, bukan lagi puluhan juta,
tapi ratusan bahkan bisa milyaran manusia, namun pertanyaannya, apakah dengan internet manusia semakin dekat kepadaNya atau justru sebaliknya? Semuanya kembali kepada diri masing-masing.
Oleh: Syaripudin Zuhri
Label:
artikel
21.34
Sheikh Zayed Grand Mosque di Abu Dhabi , Masjid Dunia yang Paling Indah Arsitekturnya
Sheikh Zayed Grand Mosque |
Masjid, yang pintunya telah terbuka untuk lebih dari 4,6 juta
pengunjung dan jamaah sepanjang tahun 2012 saja, adalah tempat ibadah
dan juga bagian dari tempat wisata selevel Colosseum, Menara Eiffel,
Sydney Harbor, Central Park di New York dan Table Mountain di Cape Town
“Masjid itu dimasukkan dalam daftar atraksi paling terkenal di dunia,
dan dipilih oleh para pengunjung yang pernah kunjungi lokasi tersebut.
Masuk dalam daftar wisata dunia tersebut adalah sebuah pengakuan yang
signifikan atas keindahan Sheikh Zayed Grand Mosque, dan sekaligus
mempromosikan dan penghargaan dari budaya Abu Dhabi, “kata Yousif al
Obaidli, Direktur Pusat Masjid Sheikh Zayed Grand.
Bangunan ini memiliki 82 kubah dan lebih dari 1.000 tiang kolom
serta berlapis emas 24 karat chandelier. Berlantai lapisan Karpet
handmade terbesar di dunia menghiasi lantai ruang utama dihiasi oleh
beberapa tiang terbesar di dunia seperti layaknya tiang lilin dengan
diameter 10 meter dan tinggi 15 meter seberat dua belas ton.
Sheikh Zayed bin Sultan Al Nahyan mendirikan masjid yang dibuka pada
tahun 2007, untuk menyambut pengunjung pertama pada Idul Adha tahun itu.
Mesjid itu dihiasi pula kolam air dan sistem pencahayaan yang unik
yang menggunakan sinar matahari dan energinya disimpan untuk
pencahayaan pada malam hari , ini adalah salah satu yang paling
berbicara tentang fitur atraksi ini. Yang tinggal menjadi PR bersama
adalah fungsi Masjid ini , akankah menjadi kekuatan umat di negeri
Emirat Arab ataukah hanya sekedar memanjakan turis turis asing yang
mengunjungi negeri minya Emirat Arab saja.
Label:
artikel
18.57
Asal Tahu Saja, Hubungan Incest itu Cikal Bakal Valentine's Day
Asal Tahu Saja, Hubungan Incest itu Cikal Bakal Valentine's Day
Valentine's Day |
Ketika ditanya, ada apa dengan 14 Februari? Maka sebagian besar
orang, dari mulai anak-anak, remaja, hingga kaum ibu majelis taklim,
akan menjawab Hari Valentine (Valentine’s Day). Tahukah? Valentine Day
adalah ajang maksiat berkemas kasih sayang. Sepertinya pencitraan
Valentine Day yang diperingati setiap 14 Februari cukup berhasil,
sampe-sampe umat Islam seolah membenarkan dan ikut arus budaya yang
merusak itu.
Irena Handono mengingatkan, QS. Al-An'aam (116) Allah Swt berfirman:"Dan
jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini,
niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain
hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah
berdusta (terhadap Allah)."
Mengurai sejarah Valentine Day, di zaman Athena Kuno (Gamelion),
bermula ketika diadakan peringatan pernikahan Zeus dan Hara. Seperti
diketahui Zeus dan Hera memiliki hubungan darah, kakak-beradik. Bila
melihat langit-langit di Vatikan, terdapat lukisan Zeus dan Hara yang
sedang melakukan hubungan intim layaknya suami-istri, dan disampingnya
terdapat gambar malaikat kecil bersayap putih dan membawa panah.
“Kita pasti bertanya, kenapa dilukiskan beberapa malaikat disamping
Zeus-Hara yang sedang melakukan hubungan seks? Ini menandakan, hubungan
intim kakak-adik (incest) itu seolah mendapat berkah dari malaikat.
Seperti itulah cikal bakal Valentine’s Day.
Memasuki zaman Romawi Kuno, Dewa Lupercalia melakukan ritual
pensucian dari kutukan, kemalangan, dan kemandulan. Perlu diketahui,
Dewa Lupercalia adalah sosok laki-laki muda yang digambarkan setengah
telanjang dengan pakaian kulit domba.
Lalu bagaimana ritualnya ? Pendeta Lupercus mengorbankan seekor domba
untuk persembahan. Kemudian meminum wine dan berlari sepanjang jalan di
Roma sambil membawa potongan kulit domba. Remaja putri lalu berebut
menyediakan diri dengan suka hati untuk diusap dengan kulit domba.
Dengan harapan menjadi suci dari kutukan, kemalangan dan kemandulan.
Ritual tersebut menyebar seiring Invasi tentara Roma, hingga ke
Inggris dan Perancis. Ritualnya berkembang dengan bentuk undian (lotre)
pasangan (Love Lottery), suatu kebiasaan yang sangat digandrungi pada
perayaan Lupercalia. Adapun ritual Lotre Pasangan, masing-masing wanita
muda memasukkan nama mereka dalam sebuah bejana. Kemudian para pria
mengambil satu nama dalam bejana tersebut yang menjadi kekasihnya selama
festival berlangsung.
Paus Gelasius mengganggap ritual itu sebagai Pagan dan Immoral.
Ketika St. Valentino dieksekusi oleh Raja Claudius II, Raja Romawi
(265-270M), dan meninggal pada tanggal 14 Februari 269M, kemudian sosok
St. Valentino dijadikan sebagai simbol cinta. Paus Gelasius selanjutnya
meresmikan 14 Februari sebagai Hari Valentine pada tahun 498 M,
sekaligus sebagai bentuk sinkretisme perayaan pagan.
“Ketika itu gereja sepi. Sebagai trik, maka dilakukan ritual budaya
tertentu agar remaja mau ke gereja. Hari Paskah misalnya, apa
hubungannya dengan telur. Untuk menjadikan ritual yang menarik,
missionaris menciptakan permen, coklat, hingga doorprize sebagai upaya
untuk mengikis akidah keimanan umat Islam melalui budaya. Di Autralia,
hari Paskah tidak menggunakan simbol telur, melainkan kelinci yang lucu,
sehingga membuat anak-anak senang. Seperti itulah kebohongan yang
diciptakan misionaris gereja,” ungkap Irena menginformasikan.
Valentine Hari Ini
Dikatakan Irena Handono, Valentine saat ini identik dengan
pemuda-pemudi berkumpul dalam sebuah acara, berdansa berpasang-pasangan
semalam suntuk, menengak minuman keras (beralkohol), melakukan seks
bebas (zina), narkoba, yang kemudian terjangkit AIDS yang berujung
penghancuran generasi.
Apa sesungguhnya yang terjadi saat Valentine Day? Media massa memberitakan tentang buruknya Valentine Day, diantaranya: Lewatkan
Malam Valentune Day di Hotel Kawasan Kanjeran - Surabaya Cuma Rp.
27.500-75.000; Penjualan Kondom Meningkat Jelang Valentine (Medan);
Rayakan Valentine Pesta Kebo Dibubarkan (Jakarta); Pasangan PNS
Digerebek Saat Mesum di Hari Valentine (Kediri); Pasangan Valentine 20
Pasangan Mesum Ditangkap.
“Bila perzinahan dan riba telah terang-terangan dilakukan oleh
penduduk suatu negeri maka sesungguhnya mereka telah menghalalkan bagi
diri mereka untuk terkena AZAB Allah.” (Hadits Riwayat Bukhari)
Sebagai catatan, 51,5% Remaja lakukan hubungan seksual di tempat kos;
Remaja pemakai narkoba bisa berperilaku seks bebas; Sepertiga
penderita AIDS kaum remaja; Dampak Narkoba Suntik 43.000 Terinveksi HIV;
2 Juta Kasus Aborsi Setiap Tahun di Indonesia; AIDS jadi Epidemi di
Indonesia; Berpelukan dan ciuman antara lawan jenis yang bukan muhrim.
Hal yang biasa bagi remaja sekarang adalah berzinah menjadi hal yang
biasa,
Salah satu modus pendangkalan aqidah adalah lewat komik-komik remaja.
Penghancuran sebuah bangsa bisa dilakukan dengan biaya yang sangat
murah. Pihak asing misalnya menunjukkan gelagat intervensi terhadap
proses pembahasan Rancangan UU Antipornografi & Pornoaksi di DPR RI.
Ketua Panitia Khusus (Pansus) RUU APP, Balkan Kaplale mengungkapkan
pernah didatangi pihak yang mengatas namakan Perwakilan Uni Eropa dan
Amerika Serikat.
Dalam konferensi gereja di Quds (1935), Samuel Zweimer mengatakan,
“Misi utama kita bukan menghancurkan kaum Muslim. Sebagai seorang
kristen tujuan kalian adalah mempersiapkan generasi baru yang jauh dari
Islam, generasi yang sesuai dengan kehendak kaum penjajah, generasi
malas yang hanya mengejar kepuasan hawa nafsu”. Desastian
Sumber : www.voa-islam.com/.../asal-tahu-saja-hubungan-incest-itu-cikal-baka...
Label:
artikel
18.52
Uang, Money, Fulus
Uang, Money, Fulus..... Inilah Aku ...
Uang, inilah aku .... |
Namaku UANG…
Aku tidak memiliki wajah cantik, fisik yang kuat.. namun aku punya kemampuan untuk merombak tatanan dunia.
Tapi aku tahu diriku, aku tuh suka ber-ubah ubah susah dipredikisi,
bisa sangat mahal, tiba tiba bisa sangat murah, bahkan tidak ada nilai.
Merubah Perilaku Manusia:
Manusia terhipnotis karena aku. Aduh…berapa banyak orang karena aku
telah menjual kepribadian, menjual tubuh, menghianati teman…memfitnah
orang…
Aku tidak mengerti perbedaan orang saleh dan bandit, tapi manusia
memakai aku menjadi patokan derajat, menentukan kaya dan miskin.
Aku juga bukan iblis loh, tapi ada orang demi aku melakukan kekejian.
Aku juga bukan orang ketiga, tapi banyak suami istri gara gara aku akhirnya pisah.
Aku juga bukan Tuhan loh, tapi manusia menyembah aku seperti
menyembah Tuhan, bahkan hamba hamba Tuhan lebih menghormati aku daripada
menghormati Tuhan, padahal Tuhan sudah pesen jangan jadi hamba uang..
Seharusnya aku melayani manusia, tapi kenapa koq malah manusia mau jadi budakku.
Aku tidak pernah mengorbankan diriku untuk siapa pun, tapi banyak orang rela mati demi aku.
Sorry ya, aku hanya bisa menjadi alat bayar bon obat anda, tapi tidak mampu memperpanjang nyawa anda.
Kalau suatu hari anda harus jalan dipanggil Tuhan, aku tidak akan
bisa nemenin anda, anda harus jalan sendiri bertemu dengan sang Pencipta
lalu menerima penghakimanNYA….
Saat itu, Tuhan pasti akan hitung hitungan dengan anda, apakah waktu
hidup anda menggunakan aku dengan baik, atau sebaliknya menjadikan aku
sebagai Tuhan yang lain…
Ini informasi terakhirku, aku tuh gak ada loh disurga, jadi jangan mencari aku disana.
sumber : eramuslim
Label:
artikel
06.35
Pergi Umroh, enaknya kapan ya
Pergi Umroh, enaknya kapan ya?
Masjidil Haram |
Ingin pergi Umrah ?. Hampir setiap muslim ingin pergi melaksanakan
Umrah. Kemudahan transportasi dan akomodasi serta semakin banyaknya Biro
Penyelenggara Umrah yang siap melayani umat muslim yang ingin berangkat
Umrah membuat ibadah Umrah jadi semakin mudah dilaksanakan. Namun
sebelum memutuskan untuk beribadah Umrah ada baiknya mengetahui kapan
waktu yang paling tepat dan nyaman untuk melaksanakan ibadah Umrah.
Pelaksanaan ibadah Umrah hanya dapat dilaksanakan di kota Mekkah Al
Mukaramah saja, tepatnya di Masjidil Haram. Semua umat muslim dari
seluruh penjuru dunia akan menuju ke Masjidil Haram untuk melaksanakan
ibadah Umrah. Pada waktu-waktu tertentu kota Mekkah dan Madinah akan
dibanjiri jutaan jamaah dari berbagai belahan dunia. Kalender Islam,
Cuaca dan Musim Liburan adalah faktor-faktor yang saling berkaitan
mempengaruhi musim pelaksanaan ibadah Umrah.
Musim Umrah biasanya dimulai pada pertengahan bulan Rabiul Awal. Ini
adalah bulan ketiga dalam kalender Islam/Hijriah. Namun biasanya
kesiapan proses Visa oleh Kedutaan Saudi cenderung mundur kurang lebih
10-15 hari. Jadi biasanya musim Umrah akan dimulai pada minggu-minggu
akhir bulan Rabiul Awal. Musim Umrah akan berakhir bertepatan dengan
berakhirnya bulan Ramadhan, bulan ke sembilan dalam kalender Islam. Jadi
musim Umrah berlangsung kurang lebih 6 bulan lamanya.
Untuk tahun ini musim Umrah sudah dimulai di pertengahan bulan
Februari 2012. Biasanya Umrah di awal musim ini penuh dengan jamaah yang
ingin berangkat ber-Umrah. Bisa dibilang hampir selama enam bulan
jamaah sudah menunggu dibukanya kembali musim Umrah. Umrah awal musim
ini juga sangat disukai jamaah karena cuaca di kota Mekkah dan Madinah
yang masih bersahabat. Cuaca saat itu di kota Mekkah relatif sejuk. Suhu
udara berkisar antara 20-25 derajat Celcius. Di kota Madinah cenderung
sedikit lebih dingin, tapi tidak sampai menggangu kesehatan, boleh
dibilang hampir menyerupai hawa kota Bandung di malam hari. Selain itu
bulan Rabiul Awal juga bertepatan dengan bulan kelahiran Rasulullah
Muhammad SAW, sehingga banyak jamaah yang ingin sekalian merayakan dan
berziarah ke maqam Rasul di Masjid Nabawi Madinah. Adapun kepadatan
jamaah di kedua kota suci umat Islam, Mekkah Al Mukaramah dan Madinah Al
Munawarah saat itu relatif padat dan akan berangsur-angsur berkurang
hingga bulan Jumadil Tsani/Akhir atau bertepatan dengan bulan Mei. Pada
bulan inilah kepadatan jamaah mencapai titik terendah dalam musim Umrah.
Jamaah biasanya akan menunggu bulan Rajab yang dianggap termasuk bulan
baik untuk ber-Umrah, juga akibat dari pengaruh kalender pendidikan
dimana pada bulan itu pelajar di banyak negara sedang berkutat dengan
ujian semester.
Pada bulan Rajab dan Syaban yang bertepatan dengan bulan Juni dan
Juli tingkat kepadatan jamaah akan terus naik terutama di akhir bulan
Juni dan awal bulan Juli, yang bertepatan dengan musim liburan anak
sekolah dan juga liburan musim panas di negara-negara Jazirah Arab.
Meskipun cuaca akan menjadi sangat panas dan kering, suhu udara akan
berada di kisaran 40-45 derajat Celcius dan akan terus meningkat menjadi
sangat panas dan mencapai puncaknya di bulan Agustus dimana suhu udara
bisa mencapai 55 derajat Celcius, tetap tidak akan menyurutkan keinginan
umat muslim dunia untuk ber-Umrah. Kepadatan jamaah tinggi baik di
Masjidil Haram maupun di Masjid Nabawai. Jamaah akan sering
bersinggungan bahu. Tingkat hunian hotel juga tinggi. Hampir semua hotel
penuh. Hal ini memicu naiknya harga-harga barang dan jasa. Oleh
karenanya biasanya biaya Umrah di bulan-bulan ini relatif lebih mahal
dibanding dengan bulan-bulan sebelumnya.
Musim Umrah akan mencapai puncaknya di bulan Ramadhan, terutama di 10
hari terakhir. Kota Mekkah dan Madinah menjadi sangat padat. Meskipun
tahun ini musim Ramadhan akan jatuh di puncak musim panas, tapi tidak
akan menyurutkan jamaah untuk ber-Umrah. Nikmat dan ganjaran pahala
ber-Umrah di bulan Ramadhan yang setara dengan ber-Haji , di tambah
pahala malam Lailatul Qadr yang setara dengan sepuluh ribu bulan serta
suasana puasa dan tarawih di kedua Masjidil Haram menjadi magnet paling
kuat mengalahkan sengatan musim panas di Saudi Arabia. Kepadatan jamaah
di kedua Masjidil Haram sangat padat, jamaah berdesak-desakan di
beberapa lokasi di dalam masjid. Harga akomodasi dan transportasi
melonjak sampai sepuluh kali lipat yang berakibat biaya ber-Umrah pada
bulan Ramadhan menjadi sangat tinggi. Tidak disarankan mengajak
anak-anak ber-Umrah pada musim ini.
Musim Umrah akan berakhir bersamaan dengan berakhirnya bulan
Ramadhan. Visa Umrah sudah tidak akan diterbitkan lagi sampai dengan
musim Umrah berikutnya. Pemerintah Saudi Arabia berkonsentrasi kepada
persiapan pelaksanaan ibadah Haji. Hanya sedikit jamaah yang bisa
mendapatkan visa selain visa Umrah yang memang sudah tidak terbit, dan
berkesempatan untuk ber-Umrah pada bulan-bulan setelah Ramadhan dimana
suasana baik di Mekkah maupun Madinah sepi dan lengang.
Nah jadi kapan paling enak untuk ber-Umrah? Tentunya sangat bergantung pada situasi dan kondisi masing-masing jamaah.
Artikel dalam beritaterkinionline
Label:
artikel
09.55
Kisah Nabi Musa
Kisah Nabi Musa
Nabi Musa A.S. adalah seorang bayi yang dilahirkan dikalangan Bani
Israil yang pada ketika itu dikuasai oleh Raja Firaun yang bersikap
kejam dan zalim. Nabi Musa bin Imron bin Qahat bin Lawi bin Yaqub adalah
beribukan Yukabad.Setelah meningkat dewasa Nabi Musa telah beristerikan
dengan puteri Nabi Syuaib yaitu Shafura.
Kelahiran Musa Dan Pengasuhnya
Raja Firaun yang memerintah Mesir sekitar kelahirannya
Nabi Musa, adalah seorang raja yang zalim, kejam dan tidak
berperikemanusiaan. Ia memerintah negaranya dengan kekerasan, penindasan
dan melakukan sesuatu dengan sewenang-wenangnya.
Rakyatnya hidup dalam ketakutan dan rasa tidak aman
tentang jiwa dan harta benda mereka, terutama Bani Israil yang menjadi
hamba kekejaman, kezaliman dan bertindak sewenang-wenangnya dari raja
dan orang-orangnya.
Mereka merasa tidak tenteram dan selalu dalam keadaan gelisah, walau
pun berada dalam rumah mereka sendiri. Mereka tidak berani mengangkat
kepala bila berhadapan dengan seorang hamba raja dan berdebar hati
mereka karena ketakutan bila kedengaran suara pegawai-pegawai kerajaan
lalu di sekitar rumah mereka, apalagi bunyi kasut mrk sudah terdengar di
depan pintu.
Raja Firaun yang sedang mabuk kuasa yang tidak terbatas itu,
bergelimpangan dalam kenikmatan dan kesenangan duniawi yang tiada
taranya, bahkan mengumumkan dirinya sebagai tuhan yang harus disembah
oleh rakyatnya. Pada suatu hari beliau telah terkejut oleh ramalan oleh
seorang ahli nujum kerajaan yang dengan tiba-tiba dtg menghadap raja dan
memberitahu bahwa menurut firasatnya falaknya, seorang bayi lelaki akan
dilahirkan dari kalangan Bani Israil yang kelak akan menjadi musuh
kerajaan dan bahkan akan membinasakannya.
Raja Firaun segera mengeluarkan perintah agar semua bayi lelaki yang
dilahirkan di dalam lingkungan kerajaan Mesir dibunuh dan agar diadakan
pengusutan yang teliti sehingga tiada seorang pun dari bayi lelaki,
tanpa terkecuali, terhindar dari tindakan itu. Maka dilaksanakanlah
perintah raja oleh para pengawal dan tenteranya. Setiap rumah dimasuki
dan diselidiki dan setiap perempuan hamil menjadi perhatian mereka pada
saat melahirkan bayinya.
Raja Firaun menjadi tenang kembali dan merasa aman tentang kekebalan
kerajaannya setelah mendengar para anggota kerajaannya, bahwa wilayah
kerajaannya telah menjadi bersih dan tidak seorang pun dari bayi
laki-laki yang masih hidup. Ia tidak mengetahui bahwa kehendak Allah
tidak dpt dibendung dan bahwa takdirnya bila sudah difirman "Kun" pasti
akan wujud dan menjadi kenyataan "Fayakun". Tidak sesuatu kekuasaan
bagaimana pun besarnya dan kekuatan bagaimana hebatnya dapat menghalangi
atau mengagalkannya.
Raja Firaun sesekali tidak terlintas dalam fikirannya yang kejam dan
zalim itu bahwa kerajaannya yang megah, menurut apa yang telah tersirat
dalam Lauhul Mahfudz, akan ditumbangkan oleh seorang bayi yang justeru
diasuh dan dibesarkan di dalam istananya sendiri akan diwarisi kelak
oleh umat Bani Israil yang dimusuhi, dihina, ditindas dan disekat
kebebasannya. Bayi asuhnya itu ialah laksana bunga mawar yang tumbuh di
antara duri-duri yang tajam atau laksana fajar yang timbul menyingsing
dari tengah kegelapan yang mencekam.
Yukabad, isteri Imron bin Qahat bin Lawi bin Yaqub sedang duduk
seorang diri di salah satu sudut rumahnya menanti dtgnya seorang bidan
yang akan memberi pertolongan kepadanya melahirkan bayi dari dalam
kandungannya itu.
Bidan dtg dan lahirlah bayi yang telah
dikandungnya selama sembilan bulan dalam keadaan selamat, segar dan
sihat afiat. Dengan lahirnya bayi itu, maka hilanglah rasa sakit yang
luar biasa dirasai oleh setiap perempuan yang melahirkan namun setelah
diketahui oleh Yukabad bahwa bayinya adalah lelaki maka ia merasa takut
kembali. Ia merasa sedih dan khuatir bahwa bayinya yang sgt disayangi
itu akan dibunuh oleh orang-orang Firaun. Ia mengharapkan agar bidan itu
merahsiakan kelahiran bayi itu dari sesiapa pun. Bidan yang merasa
simpati terhadap bayi yang lucu dan bagus itu serta merasa betapa sedih
hati seorang ibu yang akan kehilangan bayi yang baru dilahirkan memberi
kesanggupan dan berjanji akan merahsiakan kelahiran bayi itu.
Setelah bayi mencapai tiga bulan, Yukabad tidak merasa tenang dan
selalu berada dalam keadaan cemas dan khuatir terhadap keselamatan
bayinya. Allah memberi ilham kepadanya agar menyembunyikan bayinya di
dalam sebuah peti yang tertutup rapat, kemudian membiarkan peti yang
berisi bayinya itu terapung di atas sungai Nil. Yukabad tidak boleh
bersedih dan cemas ke atas keselamatan bayinya karena Allah menjamin
akan mengembalikan bayi itu kepadanya bahkan akan mengutuskannya sebagai
salah seorang rasul.
Dengan bertawakkal kepada Allah dan kepercayaan penuh terhadap
jaminan Illahi, mak dilepaskannya peti bayi oleh Yukabad, setelah
ditutup rapat dan dicat dengan warna hitam, terapung dipermukaan air
sungai Nil. Kakak Musa diperintahkan oleh ibunya untuk mengawasi dan
mengikuti peti rahsia itu agar diketahui di mana ia berlabuh dan
ditangan siapa akan jatuh peti yang mengandungi erti yang sgt besar bagi
perjalanan sejarah umat manusia.
Alangkah cemasnya hati kakak Musa,
ketika melihat dari jauh bahwa peti yang diawasi itu, dijumpai oleh
puteri raja yang kebetulan berada di tepi sungai Nil bersantai bersama
beberapa dayangnya dan dibawanya masuk ke dalam istana dan diserahkan
kepada ibunya, isteri Firaun. Yukabad yang segera diberitahu oleh anak
perempuannya tentang nasib peti itu, menjadi kosonglah hatinya karena
sedih dan cepat serta hampir saja membuka rahsia peti itu, andai kata
Allah tidak meneguhkan hatinya dan menguatkan hanya kepada jaminan Allah
yang telah dinerikan kepadanya.
Raja Firaun ketika diberitahu oleh Aisah, isterinya, tentang bayi
laki-laki yang ditemui di dalam peti yang terapung di atas permukaan
sungai Nil, segera memerintahkan membunuh bayi itu seraya berkata kepada
isterinya: "Aku khawatir bahwa inilah bayi yang diramalkan, yang akan
menjadi musuh dan penyebab kesedihan kami dan akan membinasakan kerajaan
kami y besar ini." Akan tetapi isteri Firaun yang sudah terlanjur
menaruh simpati dan sayang terhadap bayi yang lucu dan manis itu,
berkata kepada suaminya: "Janganlah bayi yang tidak berdosa ini dibunuh.
Aku sayang kepadanya dan lebih baik kami ambil dia sebagai anak,
kalau-kalau kelak ia akan berguna dan bermanfaat bagi kami. Hatiku sgt
tertarik kepadanya dan ia akan menjadi kesayanganku dan kesayangmu".
Demikianlah jika Allah Yang Maha Kuasa menghendaki sesuatu maka
dilincinkanlah jalan bagi terlaksananya takdir itu. Dan selamatlah nyawa
putera Yukabad yang telah ditakdirkan oleh Allah untuk menjadi
rasul-Nya, menyampaikan amanat wahyu-Nya kepada hamba-hamba-Nya yang
sudah sesat.
Nama Musa yang telah diberikan kepada bayi itu oleh keluarga Firaun,
berarti air dan pohon {Mu=air , Sa=pohon} sesuai dengan tempat
ditemukannya peti bayi itu. Didatangkanlah kemudian ke istana beberapa
inang untuk menjadi ibu susuan Musa. Akan tetapi setiap inang yang
mencoba dan memberi air susunya ditolak oleh bayi yang enggan menyedut
dari setiap tetk yang diletakkan ke bibirnya. Dalam keadaan isteri
Firaun lagi bingung memikirkan bayi pungutnya yang enggan menetek dari
sekian banyak inang yang didatangkan ke istana, datanglah kakak Musa
menawarkan seorang inang lain yang mungkin diterima oleh bayi itu.
Atas pertanyaan keluarga Firaun, kalau-kalau ia mengenal keluarga
bayi itu, berkatalah kakak Musa: "Aku tidak mengenal siapakah keluarga
dan ibu bayi ini. Hanya aku ingin menunjukkan satu keluarga yang baik
dan selalu rajin mengasuh anak, kalau-kalau bayi itu dpt menerima air
susu ibu keluarga itu".
Anjuran kakak Musa diterima oleh isteri
Firaun dan seketika itu jugalah dijemput ibu kandung Musa sebagai inang
bayaran. Maka begitu bibir sang bayi menyentuh tetek ibunya, disedutlah
air susu ibu kandungnya itu dengan sgt lahapnya. Kemudian diserahkan
Musa kepada Yukabad ibunya, untuk diasuh selama masa menetek dengan
imbalan upah yang besar. Maka dengan demikian terlaksanalah janji Allah
kepada Yukabad bahwa ia akan menerima kembali puteranya itu.
Setelah selesai masa meneteknya, dikembalikan Musa oleh ibunya ke
istana, di mana ia di asuh, dibesar dan dididik sebagaimana anak-anak
raja yang lain. Ia mengenderai kenderaan Firaun dan berpakaian sesuai
dengan cara-cara Firaun berpakaian sehingga ia dikenal orang sebagai
Musa bin Firaun.
Musa keluar dari Mesir
Sejak ia dikembali ke istana oleh ibunya setelah
disusui, Musa hidup sebagai slah seorang drp keluarga kerajaan hingga
mencapai usia dewasanya, dimana ia memperolehi asuhan dan pendidikan
sesuai dengan tradisi istana. Allah mengurniakannya hikmah dan
pengetahuan sebagai persiapan tugas kenabian dan risalah yang diwahyukan
kepadanya. Di samping kesempurnaan dan kekuatan rohani, ia dikurniai
oleh Allah kesempurnaan tubuh dan kekuatan jasmani.
Musa mengetahui dan sedar bahwa ia hanya seorang anak pungut di istana dan tidak setitik darah Firaun pun mengalir di dalam tubuhnya dan bahwa ia adalah keturunan Bani Israil tg ditindas dan diperlakukan sewenang-wenangnya oleh kaum Firaun. Karenanya ia berjanji kepada dirinya akan menjadi pembela kepada kamunya yang tertindas dan menjadi pelindung bagi golongan yang lemah yang menjadi sasaran kezaliman dan keganasan para penguasa. Demikianlah maka terdorong oleh rasa setia kawannya kepada orang-orang yang madhlum dan teraniaya, terjadilah suatu peristiwa yang menyebabkan ia terpaksa meninggalkan istana dan keluar dari Mesir.
Musa mengetahui dan sedar bahwa ia hanya seorang anak pungut di istana dan tidak setitik darah Firaun pun mengalir di dalam tubuhnya dan bahwa ia adalah keturunan Bani Israil tg ditindas dan diperlakukan sewenang-wenangnya oleh kaum Firaun. Karenanya ia berjanji kepada dirinya akan menjadi pembela kepada kamunya yang tertindas dan menjadi pelindung bagi golongan yang lemah yang menjadi sasaran kezaliman dan keganasan para penguasa. Demikianlah maka terdorong oleh rasa setia kawannya kepada orang-orang yang madhlum dan teraniaya, terjadilah suatu peristiwa yang menyebabkan ia terpaksa meninggalkan istana dan keluar dari Mesir.
Peristiwa itu terjadi ketika Musa sedang berjalan-jalan di sebuah
lorong di waktu tengahari di mana keadaan kota sunyi sepi ketika
penduduknya sedang tidur siang, Ia melihat kedua berkelahi seorang dari
golongan Bani Israil bernama Samiri dan seorang lagi dari kaum Firaun
bernama Fatun. Musa yang mendengar teriakan Samiri mengharapkan akan
pertolongannya terhadap musuhnya yang lebih kuat dan lenih besar itu,
segera melontarkan pukulan dan tumbukannya kepada Fatun yang seketika
itu jatuh rebah an menghembuskan nafasnya yang terakhir.
Musa terkejut melihat Fatun, orang Firaun itu mati karena tumbukannya
yang tidak disengajakan dn tidak akan mengharapkan membunuhnya. Ia
merasa berdoa dan beristighfar kepada Allah memohon ampun diatas
perbuatannya yang tidak sengaja, telah melayang nyawa salah seorang drp
hamba-hamba-Nya.
Peristiwa matinya Fatun menjadi perbualan ramai dan
menarik para penguasa kerajaan yang menduga bahwa pasti orang-orang
Israillah yang melakukan perbunuhan itu. Mereka menuntut agar pelakunya
diberi hukuman yang berat , bila ia tertangkap.
Anggota dan pasukan keamanan negara di hantarkan ke seluruh pelusuk
kota mencari jejak orang yang telah membunuh Fatun, yang sebenarnya
hanya diketahui oleh Samiri dan Musa shj. akan tetapi, walaupun tidak
orang ketiga yang menyaksikan peristiwa itu, Musa merasa cemas dan takut
dan berada dalam keadaan bersedia menghadapi akibat perbuatannya itu
bila sampai tercium oleh pihak penguasa.
Alangkah malangnya nasib Musa yang sudah cukup berhati-hati
menghindari kemungkinan terbongkarnya rahsia pembunuhan yang ia lakukan
tatkala ia terjebat lagi tanpa disengajakan dalam suatu perbuatan yang
menyebabkan namanya disebut-sebut sebagai pembunuh yang dicari. Musa
bertemu lagi dengan Samiri yang telah ditolongnya melawan Fatun, juga
dalam keadaan berkelahi untuk kali keduanya dengan salah seorang dari
kaum Firaun. Melihat Musa berteriaklah Samiri meminta pertolongannya.
Musa menghampiri mereka yang sedang berkelahi seraya berkata menegur
Samiri: " Sesungguhnya engkau adalah seorang yang telah sesat."
Samiri menyangkal bahwa Musa akan membunuhnya ketika ia mendekatinya,
lalu berteriaklah Samiri berkata: "Apakah engkau hendak membunuhku
sebagaimana engkau telah membunuh seorang kelmarin? Rupanya engkau
hendak menjadi seorang yang sewenang-wenang di negeri ini dan bukan
orang yang mengadilkan kedamaian".
Kata-kata Samiri itu segera tertangkap orang-orang Firaun, yang
dengan cepat memberitahukannya kepada para penguasa yang memang sedang
mencari jejaknya. Maka berundinglah para pembesar dan penguasa Mesir,
yang akhirnya memutuskan untuk menangkap Musa dan membunuhnya sebagai
balasan terhadap matinya seorang dari kalangan kaum Firaun.
Selagi
orang-orang Firaun mengatur rancangan penangkapan Musa, seorang lelaki
slah satu daripada sahabatnya datang dari hujung kota memberitahukan
kepadanya dan menasihatkan agar segera meninggalkan Mesir, karena para
penguasa Mesir telah memutuskan untuk membunuhnya apabila ia ditangkap.
lalu keluarlah Musa terburu-buru meninggalkan Mesir, ssebelum anggota
polis sempat menutup serta menyekat pintu-pintu gerbangnya.
Musa bertemu Jodoh di kota Madyan
Dengan berdoa kepada Allah: "Ya Tuhanku selamatkanlah
aku dari segala tipu daya orang-orang yang zalim" keluarlah Nabi Musa
dari kota Mesir seorang diri, tiada pembantu selain inayahnya Allah
tiada kawan selain cahaya Allah dan tiada bekal kecuali bekal iman dan
takwa kepada Allah. Penghibur satu-satunya bagi hatinya yang sedih
karena meninggalkan tanahi airnya ialah bahwa ia telah diselamatkan oleh
Allah dari buruan kaum firaun yang ganas dan kejam itu.
Setelah menjalani perjalanan selama lapan hari lapan malam dengan
berkaki ayam {tidak berkasut} sampai terkupas kedua kulit tapak kakinya,
tibalah Musa di kota Madyan yaitu kota Nabi Syuaib yang terletak di
timur jazirah Sinai dan teluk Aqabah di selatan Palestin.
Nabi Musa beristirehat di bawah sebuah pokok yang rendang bagi
menghilangkan rasa letihnya karena perjalanan yang jauh, berdiam seorang
diri karena nasibnya sebagai salah seorang bekas anggota istana
kerajaan yang menjadi seorang pelarian dan buruan. Ia tidak tahu ke mana
ia harus pergi dan kepada siapa ia harus bertamu, di tempat di mana ia
tidak mengenal dan dikenal orang, tiada sahabat dan saudara. Dalam
keadaan demikian terlihatlah olehnya sekumpulan penggembala
berdesak-desak mengelilingi sebuah sumber air bagi memberi minum
ternakannya masing-masing, sedang tidak jauh dari tempat sumber air itu
berdiri dua orang gadis yang menantikan giliran untuk memberi minuman
kepada ternakannya, jika para penggembala lelaki itu sudah selesai
dengan tugasnya.
Musa merasa kasihan melihat kepada dua orang gadis itu yang sedang
menanti lalu dihampirinya dan ditanya : "Gerangan apakah yang kamu
tunggu di sini?" Kedua gadis itu menjawab: "Kami hendak mengambil air
dan memberi minum ternakan kami namun kami tidak dapat berdesak dengan
lelaki yang masih berada di situ. Kami menunggu sehingga mereka selesai
memberi minum ternakan mereka. Kami harus lakukan sendiri pekerjaan ini
karena ayah kami sudah lanjut usianya dan tidak dapat berdiri, jangan
lagi datang ke mari". Lalu tanpa mengucapkan sepatah kata dua pun
diambilkannyalah timba kedua gadis itu oleh Musa dan sejurus kemudian
dikembalikannya kepada mrk setelah terisi air penuh sedang sekeliling
sumber air itu masih padat di keliling para pengembala.
Setibanya kedua gadis itu di rumah berceritalah keduanya kepada ayah
mrk tentang pengalamannya dengan Nabi Musa yang karena pertolongannya
yangbtidak diminta itu mrk dapat lebih cepat kembali ke rumah drp biasa.
Ayah kedua gadis yang bernama Syuaib itu tertarik dengan cerita kedua
puterinya. Ia ingin berkenalan dengan orang yang baik hati itu yang
telah memberi pertolongan tanpa diminta kepada kedua puterinya dan
sekaligus menytakan terimakasih kepadanya. Ia menyuruh salah seorang
dari puterinya itu pergi memanggilkan Musa dan mengundangnya datang ke
rumah.
Dengan malu-malu pergilah puteri Syuaib menemui Musa yang masih
berada di bawah pohon yang masih melamun. Dalam keadaan letih dan lapar
Musa berdoa: "Ya Tuhanku aku sangat memerlukan belas kasihmu dan
memerlukan kebaikan sedikit brg makanan yang Engkau turunkan kepadaku."
Berkatalah gadis itu kepada Musa memotong lamunannya: "Ayahku
mengharapkan kedatanganmu ke rumah untuk berkenalan dengan engkau serta
memberi engkau sekadar upah atas jasamu menolong kami mendapatkan air
bagi kami dan ternakan kami."
Musa sebagai perantau yang masih asing di negeri itu, tiada mengenal
dan dikenali orang tanpa berfikir panjang menerima undangan gadis itu
dengan senang hati. Ia lalu mengikuti gadis itu dari belakang menuju ke
rumah ayahnya yang bersedia menerimanya dengan penuh ramah-tamah, hormat
dan mengucapkan terimakasihnya.
Dalam berbincang-bincang dab
bercakap-cakap dengan Syuaib ayah kedua gadis yang sudah lanjut usianya
itu Musa mengisahkan kepadanya peristiwa yang terjadi pd dirinya di
Mesri sehingga terpaksa ia melarikan diri dan keluar meninggalkan tanah
airnya bagi mengelakkan hukuman penyembelihan yang telah direncanakan
oleh kaum Firaun terhadap dirinya.
Berkata Syuaib setelah mendengar kisah tamunya: "Engkau telah lepas
dari pengejaran dari orang-orang yang zalim dan ganas itu adalah berkat
rahmat Tuhan dan pertolongan-Nya. Dan engkau sudah berada di sebuah
tempat yang aman di rumah kami ini, di man engkau akan tinggallah dengan
tenang dan tenteram selama engkau suka."
Dalam pergaulan sehari-hari selama ia tinggal di rumah Syuaib sebagai
tamu yang dihormati dan disegani Musa telah dapat menawan hati keluarga
tuan rumah yang merasa kagum akan keberaniannya, kecerdasannya,
kekuatan jasmaninya, perilakunya yang lemah lembut, budi perkertinya
yang halus serta akhlaknya yang luhur. Hal mana telah menimbulkan idea
di dalam hati salah seorang dari kedua puteri Syuaib untuk mempekerjakan
Musa sebagai pembantu mereka. Berkatalah gadis itu kepada ayahnya:
"wahai ayah! Ajaklah Musa sebagai pembantu kami menguruskan urusan
rumahtangga dan penternakan kami. Ia adalah seorang yang kuat badannya,
luhur budi perkertinya, baik hatinya dan boleh dipercayai."
Saranan gadis itu disepakati dan diterima baik oleh ayahnya yang
memang sudah menjadi pemikirannya sejak Musa tinggal bersamanya di
rumah, menunjukkan sikap bergaul yang manis perilaku yang hormat dab
sopan serta tangan yang ringan suka bekerja, suka menolong tanpa
diminta.
Diajaklah Musa berunding oleh Syuaib dan berkatalah kepadanya: "Wahai
Musa! Tertarik oleh sikapmu yang manis dan cara pergaulanmu yang sopan
serta akhlak dan budi perkertimu yang luhur, selama engkau berada di
rumah ini kami dan mengingat akan usiaku yang makin hari makin lanjut,
maka aku ingin sekali mengambilmu sebagai menantu, mengahwinkan engkau
dengan salah seorang dari kedua gadisku ini. Jika engkau dengan senang
hati menerima tawaranku ini, maka sebagai maskahwinnya, aku minta engkau
bekerja sebagai pembantu kami selama lapan tahun menguruskan
penternakan kami dan soal-soal rumahtangga yang memerlukan tenagamu. Dan
aku sangat berterima kasih kepada mu bila engkau secara suka rela mahu
menambah dua tahun di atas lapan tahun yang menjadi syarat mutlak itu."
Nabi Musa sebagai buruan yang lari dari tanah tumpah darahnya dan
berada di negeri orang sebagai perantau, tada sanak saudara, tiada
sahabat telah menerima tawaran Syuaib iut sebagai kurniaan dari Tuhan
yang akan mengisi kekosongan hidupnya selaku seorang bujang yang
memerlukan teman hidup untuk menyekutunya menanggung beban penghidupan
dengan segala duka dan dukanya. Ia segera tanpa berfikir panjang berkata
kepada Syuaib: "Aku merasa sgt bahagia, bahwa pakcik berkenan
menerimaku sebagai menantu, semuga aku tidak menghampakan harapan pakcik
yang telah berjasa kepada diriku sebagai tamu yang diterima dengan
penuh hormat dan ramah tamah, kemudian dijadikannya sebagai menantu,
suami kepada anak puterinya. Syarat kerja yang pakcik kemukakan sebagai
maskahwin, aku setujui dengan penuh tanggungjawab dab dengan senang
hati."
Setelah masa lapan tahun bekerja sebagai pembantu Syuaib ditambah
dengan suka rela dilampaui oleh Musa, dikahwinkanlah ia dengan puterinya
yang bernama Shafura. Dan sebagai hadiah perkahwinan diberinyalah
pasangan penganti baru itu oleh Syuaib beberapa ekor kambing untuk
dijadikan modal pertama bagi hidupnya yang baru sebagai suami-isteri.
Pemberian beberpa ekor kambing itu juga merupakan tanda terimaksih
Syuaib kepada Musa yang selama ini di bawah pengurusannya, penternakan
Syuaib menjadi berkembang biak dengan cepatnya dan memberi hasil serta
keuntungan yang berlipat ganda.
Musa A.S. pulang ke Mesir dan menerima Wahyu
Sepuluh tahun lebih Musa meninggalkan Mesir tanah
airnya, sejak ia melarikan diri dari buruan kaum Firaun. Suatu waktu
yang cukup lama bagi seseorang dpt bertahan menyimpan rasa rindunya
kepada tanah air, tempat tumpah darahnya , walaupun ia tidak pernah
merasakan kebahagiaan hidup di dalam tanah airnya sendiri. Apa lagi
seorang seperti Musa yang mempunyai kenang-kenangan hidup yang seronok
dan indah selama ia berada di tanah airnya sendiri selaku seorang dari
keluarga kerajaan yang megah dan mewah, maka wajarlah bila ia merindukan
Mesir tanah tumpah darahnya dan ingin pulang kembali setelah ia
beristerikan Shafura, puteri Syuaib.
Bergegas-gegaslah Musa berserta isterinya mengemaskan barang dan
menyediakan kenderaan lalu meminta diri dari orang tuanya dan
bertolaklah menuju ke selatan menghindari jalan umum supaya tidak
diketahui oleh orang-orang Firaun yang masih mencarinya.
Setibanya di "Thur Sina" tersesatlah Musa kehilangan pedoman dan
bingung manakah yang harus ia tempuh. Dalam keadaan demikian terlihatlah
oleh dia sinar api yang nyala-nyala di atas lereng sebuah bukit. Ia
berhenti lalu lari ke jurusan api itu seraya berkata kepada isterinya:
"Tinggallah kamu disini menantiku. Aku pergi melihat api yang menyala di
atas bukit itu dan segera aku kembali. Mudah-mudahan aku dapat membawa
satu berita kepadamu dari tempat api itu atau setidak-tidaknya membawa
sesuluh api bagi menghangatkan badanmu yang sedang menggigil kesejukan."
Tatkala Musa sampai ke tempat api itu terdengar oleh dia suara seruan
kepadanya datang dari sebatang pohon kayu di pinggir lembah yang
sebelah kanannya pada tempat yang diberkahi Allah. Suara seruan yang
didengar oleh Musa itu ialah: "Wahai Musa! Aku ini adalah Tuhanmu, maka
tanggalkanlah kedua terompahmu. Sesungguhnya kamu berada di lembah yang
suci Thuwa. Dan aku telah memilih kamu, maka dengarkanlah apa yang akan
diwahyukan kepadamu. Sesungguhnya aku ini adalah Allah tiada Tuhan
selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah solat untuk mengingat akan
Aku."
Itulah wahyu yang pertama yang diterima langsung oleh Nabi Musa
sebagai tanda kenabiannya, di mana ia telah dinyatakan oleh Allah
sebagai rasul dan nabi-Nya yang dipilih Nabi Musa dalam kesempatan
bercakap langsung dengan allah di atas bukit Thur Sina itu telah diberi
bekal oleh Allah yang Maha Kuasa dua jenis mukjizat sebagai persiapan
untuk menghadap kaum Firaun yang sombong dan zalim itu.
Bertanyalah
Allah kepada Musa: "Apakah itu yang engkau pegang dengan tangan kananmu
hai Musa!" Suatu pertanyaan yang mengadungi erti yang lebih dalam dari
apa yang sepintas lalu dapat ditangkap oleh Nabi Musa dengan jawapannya
yang sederhana. "Ini adalah tongkatku, aku bertelekan pdnya dan aku
pukul daun dengannya untuk makanan kambingku. Selain itu aku dapat pula
menggunakan tongkatku untuk keperluan-keperluan lain yang penting
bagiku."
Maksud dan erti dari pertanyaan Allah yang nampak sederhana itu baru
dimegertikan dan diselami oleh Musa setelah Allah memerintahkan
kepadanya agar meletakkan tongkat itu di atas tanah, lalu menjelmalah
menjadi seekor ular besar yang merayap dengan cepat sehingga menjadikan
Musa lari ketakutan. Allah berseru kepadanya: "Peganglah ular itu dan
jangan takut. Kami akan mengembalikannya kepada keadaan asal."
Maka
begitu ular yang sedang merayap itu ditangkap dan dipegang oleh Musa, ia
segera kembali menjadi tongkat yang ia terima dari Syuaib, mertuanya
ketika ia bertolak dari Madyan.
Sebagai mukjizat yang kedua, Allah memerintahkan kepada Musa agar
mengepitkan tangannya ke ketiaknya yang nyata setelah dilakukannya
perintah itu, tangannya menjadi putih cemerlang tanpa cacat atau
penyakit.
Musa diperintahkan berdakwah kepada Firaun
Raja Firaun yang telah berkuasa di Mesir telah lama
menjalankan pemerintahan yang zalim, kejam dan ganas. Rakyatnya yang
terdiri dari bangsa Egypt yang merupakan penduduk peribumi dan bangsa
Israil yang merupakan golongan pendatang, hidup dalam suasana
penindasan, tidak merasa aman bagi nyawa dan harta bendanya.
Tindakan sewenang-wenang dan pihak penguasa pemerintahan terutamanya ditujukan kepada Bani Israil yang tidak diberinya kesempatan hidup tenang dan tenteram. Mereka dikenakan kerja paksa dan diharuskan membayar berbagai pungutan yang tidak dikenakan terhadap penduduk bangsa Egypt, bangsa Firaun sendiri.
Tindakan sewenang-wenang dan pihak penguasa pemerintahan terutamanya ditujukan kepada Bani Israil yang tidak diberinya kesempatan hidup tenang dan tenteram. Mereka dikenakan kerja paksa dan diharuskan membayar berbagai pungutan yang tidak dikenakan terhadap penduduk bangsa Egypt, bangsa Firaun sendiri.
Selain kezaliman, kekejaman, penindasan dan pemerasan yang ditimpakan
oleh Firaun atas rakyatnya, terutama kaum Bani Israil. ia menyatakan
dirinya sebagai tuhan yang harus disembah dan dipuja. Dan dengan
demikian ia makin jauh membawa rakyatnya ke jalan yang sesat tanpa
pendoman tauhid dan iman, sehingga makin dalamlah mereka terjerumus ke
lembah kemaksiatan dan kerusakan moral dan akhlak.
Maka dalam
kesempatan bercakap-cakap langsung di bukit Thur Sina itu
diperintahkanlah Musa oleh Allah untuk pergi ke Firaun sebagai
Rasul-Nya, mengajakkan beriman kepada Allah, menyedarkan dirinya bahwa
ia adalah makhluk Allah sebagaimana lain-lain rakyatnya, yang tidak
sepatutnya menuntut orang menyembahnya sebagi tuhan dan bahawa Tuhan
yang wajib disembah olehnya dan oleh semua manusia adalah Tuhan Yang
Maha Esa yang telah menciptakan alam semesta ini.
Nabi Musa dalam perjalanannya menuju kota Mesir setelah meninggalkan
Madyan, selalu dibayang oleh ketakutan kalau-kalua peristiwa pembunuhan
yang telah dilakukan sepuluh tahun yang lalu itu, belum terlupakan dan
masih belum hilang dari ingatan para pembesar kerajaan Firaun. Ia tidak
mengabaikan kemungkinan bahwa mrk akan melakukan pembalasan terhadap
perbuatan yang ia tidak sengaja itu dengan hukuman pembunuhan atas
dirinya bila ia sudah berada di tengah-tengah mereka. Ia hanya terdorong
rasa rindunya yang sangat kepada tanah tumpah darahnya dengan
memberanikan diri kembali ke Mesir tanpa memperdulikan akibat yang
mungkin akan dihadapi.
Jika pada waktu bertolak dari Madyan dan selama perjalannya ke Thur
Sina. Nabi Musa dibayangi dengan rasa takut akan pembalasan Firaun, Maka
dengan perintah Allah yang berfirman maksudnya :~
"Pergilah engkau
ke Firaun, sesungguhnya ia telah melampaui batas, segala bayangan itu
dilempar jauh-jauh dari fikirannya dan bertekad akan melaksanakan
perintah Allah menghadapi Firaun apa pun akan terjadi pada dirinya.
Hanya untuk menenterankan hatinya berucaplah Musa kepada Allah: "Aku
telah membunuh seorang drp mereka , maka aku khuatir mereka akan
membalas membunuhku, berikanlah seorang pembantu dari keluargaku
sendiri, yaitu saudaraku Harun untuk menyertaiku dalam melakukan tugasku
meneguhkan hatiku dan menguatkan tekadku menghadapi orang-orang kafir
itu apalagi Harun saudaraku itu lebih petah {lancar} lidahnya dan lebih
cekap daripada diriku untuk berdebat dan bermujadalah."
Allah berkenan mengabulkan permohonan Musa, maka digerakkanlah hati
Harun yang ketika itu masih berada di Mesir untuk pergi menemui Musa
mendampinginya dan bersama-sama pergilah mereka ke istana Firaun dengan
diiringi firman Allah: "Janganlah kamu berdua takut dan khuatir akan
disiksa oleh Firaun. Aku menyertai kamu berdua dan Aku mendengar serta
melihat dan mengetaui apa yang akan terjadi antara kamu dan Firaun.
Berdakwahlah kamu kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut
sedarkanlah ia dengan kesesatannya dan ajaklah ia beriman dan bertauhid,
meninggalkan kezalimannya dan kecongkakannya kalau-kalau dengan sikap
yang lemah lembut daripada kamu berdua ia akan ingat pada kesesatan
dirinya dan takut akan akibat kesombongan dan kebonmgkakannya."
Mujadalah (dialog) antara Musa dengan Firaun
Diperolehi kesempatan oleh Musa dan Harun, menemui raja
Firaun yang menyatakan dirinya sebagai tuhan itu, setelah menempuh
beberapa rintangan yang lazim dilampaui oleh orang yang ingin bertemu
dengan raja pd waktu itu. Pertemuan Musa dan Harun dengan Firaun
dihadiri pula oleh beberapa anggota pemerintahan dan para penasihatnya.
Bertanya Firaun kepada mereka berdua:: "Siapakah kamu berdua ini?"
Musa menjawab: "Kami, Musa dan Harun adalah pesuruh Allah kepadamu agar engkau membebaskan Bani Israil dari perhambaan dan penindasanmu dan menyerahkan meeka kepada kami agar menyebah kepada Allah dengan leluasa dan menghindari seksaanmu."
Bertanya Firaun kepada mereka berdua:: "Siapakah kamu berdua ini?"
Musa menjawab: "Kami, Musa dan Harun adalah pesuruh Allah kepadamu agar engkau membebaskan Bani Israil dari perhambaan dan penindasanmu dan menyerahkan meeka kepada kami agar menyebah kepada Allah dengan leluasa dan menghindari seksaanmu."
Firaun yang segera mengenal Musa berkata kepadanya: "Bukankah engkau
adalah Musa yang telah kami mengasuhmu sejak masa bayimu dan tinggal
bersama kami dalam istana sampai mencapai usia remajamu, mendapat
pendidikan dan pengajaran yang menjadikan engkau pandai? Dan bukankah
engkau yang melakukan pembunuhan terhadap diriseorang drp golongan kami?
Sudahkah engkau lupa itu semuanya dan tidak ingat akan kebaikan dan
jasa kami kepada kamu?"
Musa menjawab: "Bahwasanya engkau telah memeliharakan aku sejak masa
bayiku, itu bukanlah suatu jasa yang dapat engkau banggakan. Karena
jatuhnya aku ke dalam tangan mu adalah akibat kekejaman dan kezalimanmu
tatkala engkau memerintah agar orang-orangmu menyembelih setiap
bayi-bayi laki yang lahir, sehingga ibu terpaksa membiarkan aku terapung
di permukaan sungai Nil di dalamsebuah peti yang kemudian dipungut oleh
isterimu dan selamatlah aku dari penyembelihan yang engkau perintahkan.
Sedang mengenai pembunuhan yang telah aku lakukan itu adalah akibat
godaan syaitan yang menyesatkan, namun peristiwa itu akhirnya merupakan
suatu rahmat dan barakah yang terselubung bagiku. Sebab dalam
perantauanku setelah aku melarikan diri dari negerimu, Allah
mengurniakan aku dengan hikmah dan ilmu serta mengutuskan aku sebagai
Rasul dan pesuruh-Nya. Maka dalam rangka tugasku sebagai Rasul datanglah
aku kepadamu atas perintah Allah untuk mengajak engkau dan kaummu
menyembah Allah dan meninggalkan kezaliman dan penindasanmu terhadap
Bani Israil."
Firaun bertanya: "Siapakah Tuhan yang engkau sebut-sebut itu, hai
Musa? Adakah tuhan di atas bumi ini selain aku yang patut di sembah dan
dipuja?"
Musa menjawab: "Ya, yaitu Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu serta Tuhan seru sekalian alam."
Tanya Firaun: "Siapakah Tuhan seru sekali alam itu?"
Musa menjawab: "Ialah Tuhan langit dan bumi dan segala apa yang ada antara langit dan bumi."
Berkata Firaun kepada para penasihatnya dan pembesar-pembesar
kerajaan yang berada disekitarnya. Sesungguhnya Rasul yang diutuskan
kepada kamu ini adalah seorang yang gila kemudia ia balik bertanya
kepada Musa dan Harun: "Siapakah Tuhan kamu berdua?"
Musa menjawab: "Tuhan kami ialah Tuhan yang telah memberikan kepada
tiap-tiap makhluk sesuatu bentuk kejadiannya, kemudian memberi petunjuk
kepadanya."
Firaun bertanya: "Maka bagaimanakah keadaan umat-umat yang dahulu
yang tidak mempercayai apa yang engkau ajarkan ini dan malahan menyembah
berhala dan patung-patung?"
Musa menjawab: "Pengetahuan tentang itu ada di sisi Tuhanku. Jika Dia
telah menurunkan azab dan seksanya di atas mereka maka itu adalah
karena kecongkakan dan kesombongan serta keengganan mereka kembali ke
jalan yang benar. Jika Dia menunda azab dan seksa mereka hingga hari
kiamat, maka itu adalah kehendak-Nya yang hikmahnya kami belum
mengetahuinya. Allah telah mewahyukan kepada kami bahwa azab dan
seksanya adalah jalan yang benar."
Firaun yang sudah tidak berdaya menolak dalil-dalil Nabi Musa yang
diucapkan secara tegas dan berani merasa tersinggung kehormatannya
sebagai raja yang telah mempertuhankan dirinya lalu menujukan amarahnya
dan berkata kepada Musa secara mengancam: "Hai Musa! jika engkau
mengakui tuhan selain aku, maka pasti engkau akan kumasukkan ke dalam
penjara."
Musa menjawab: "Apakah engkau akan memenjarakan aku walaupun aku
dapat memberikan kepadamu tanda-tanda yang membuktikan kebenaran
dakwahku?"
Firaun menentang dengan berkata: "Datanglah tanda-tanda dan
bukti-bukti yang nyata yang dapat membuktikan kebenaran kata-katamu jika
engkau benar-benar tiak berdusta."
Musa mempertunjukkan dua mukjizat kepada Firaun
Menjawab tentangan Firaun yang menuntut bukti atas
kebenarannya Musa dengan serta-merta meletakkan tongkat mukjizatnya di
atas yang segera menjelma menjadi seekor ular besar yang melata menghala
ke Firaun. Karena ketakutan melompat lari dari singgahsananya melarikan
diri seraya berseru kepada Musa: " Hai Musa demi asuhanku kepadamu
selama delapan belas tahun panggillah kembali ularmu itu." Kemudian
dipeganglah ular itu oleh Musa dan kembali menjadi tongkat biasa.
Berkata Firaun kepada Musa setelah hilang dari rasa heran dan takutnya: "Adakah bukti yang dapat engkau tunjukkan kepadaku?"
"Ya, lihatlah." Musa menjawab serta memasukkan tangannya ke dalam
saku bajunya. Kemudian tatkala tangannya dikeluarkan dari sakunya,
bersinarlah tangan Musa itu menyilaukan mata Firaun itu dan orang-orang
yang sedang berada disekelilingnya.
Firaun sebagai raja yang menyatakan dirinya sebagai tuhan tentu tidak
akan mudah begitu saja menyerah kepada Musa bekas anak pungutnya
walaupun kepadanya telah diperlihatkan dun mukjizat. Ia bahkan berkata
kepada kaumnya yang ia khuatir akan terpengaruh oleh kedua mukjizat Musa
itu bahwa itu semuanya adalah perbuatan sihir dan bahwa Musa dan Harun
adalah ahli sihir yang mahir yang datang dengan maksud menguasai Mesir
dan para penduduknya akan kekuatan dengan sihirnya itu.
Firaun dianjurkan oleh penasihatnya yang dikepalai oleh Haman agar
mematahkan sihir Musa dan Harun itu dengan mengumpulkan ahli-ahli sihir
yang terkenal dari seluruh daerah kerajaan untuk bertanding melawan Musa
dan Harun. Anjuran mana disetujui oleh Firaun yang merasa itu adalah
fikiran yang tepat dan jalan yang terbaik untuk melumpuhkan kedua
mukjizat Allah yang oleh mereka dianggapnya sebagai sihir. Anjuran itu
lalu ditawarkan kepada Musa yang seketika tanpa ragu-ragu sedikit pun
menerima tentangan Firaun untuk beradu dan bertanding melawan ahli-ahli
sihir. Musa berkeyakinan penuh bahwa dengan perlindung Allah ia akan
keluar sebagai pemenang dalam pertarungan itu, pertandingan antara
perbuatan sihir yang diilham oleh syaitan melawan mukjizat yang
dikurniakan oleh Allah.
Pada suatu hari raya kerajaan telah bersetuju untuk mengadakan hari
pertandingan sihir maka berduyun-duyunlah penduduk kota menuju ke tempat
yang telah ditentukan untuk menyaksikan perlumbaan kepandaian menyihir
yang buat pertama kalinya diadakan di kota Mesir. Juga sudah berada di
tempat ahli-ahli sihhir yang terpandai yang telah dikumpulkan dari
seluruh wilayah kerajaan masing-masing membawa tongkat , tali dan
lain-lain alat sihirnya. Mrk cukup bersemangat dan akan berusaha sepenuh
kepandaian mrk untuk memenangi pertandingan. Mrk telah memperolhi janji
dari Firaun akan diberi hadiah dan wang dalam jumlah yang besar bila
berhasil mengalahkan Musa dengan mematahkan daya sihirnya.
Setelah segala sesuatu selesai disiapkan dan masing-masing pembesar
negeri sudah mengambil tempatnya mengelilingi raja Firaun yang telah
duduk di atas kursi singgahsananya maka dinyatakanlah pertandingan
dimulai. Kemudian atas persetujuan Musa dipersilakan para lawannya
beraksi lebih dahulu mempertujukan kepandai sihirnya.
Segeralah ahli-ahli sihir Firaun menujukan aksinya melemparkan
tongkat dan tali-temali mrk ke tengah-tengah lapangan . Musa merasa
takut ketika terbayang kepadanya bahwa tongkat-tongkat dan tali-tali itu
seakan-akan ular-ular yang merayap cepat. Namun Allah tidak mebiarkan
hamba utusan-Nya berkecil hati menghadapi tipu-daya orang-orang kafir
itu. Allah berfirman kepada Musa disaat ia merasa cemas itu: "Janganlah
engkau merasa takut dan cemas hai Musa! engkau adalah yang lebih unggul
dan akan menang dalam pertandingan ini. Lemparkanlah yang ada ditanganmu
segera."
Para ahli-ahli sihir yang pandai dalam bidangnya itu tercengang
ketika melihat ular besar yang menjelma dari tongkat Nabi Musa dan
menelan ular-ular dan segala apa yang terbayangsebagai hasil tipu sihir
mrk. Mrk segera menyerah kalah bertunduk dan bersujud {kepada Allah}
dihadapan Musa seraya berkata: "Itu bukanlah perbuatan sihir yang kami
kenal yang diilhamkan oleh syaitan tetapi sesuatu yang digerakkan oleh
kekuatan ghaib yang mengatakan kebenaran kata-kata Musa dan Harun maka
tidak ada alasan bagi kami untuk tidak mempercayai risalah mereka dn
beriman kepada Tuhan mereka sesudah apa yang kami lihat dan saksikan
dengan mata kepala kami sendiri."
Firaun raja yang congkak dan sombong yang menuntut persembahan dari
rakyatnya sebagai tuhan segera membelalakkan matanya tanda marah dan
jengkel melihat ahli-ahli sihirnya begitu cepat menyerah kalah kepada
Musa bahkan menyatakan beriman kepada Tuhannya dan kepada kenabiannya
serta menjadi pengikut-pengikutnya.
Tindakan mereka itu dianggapnya sebagai pelanggaran terhadap
kekuasaannya, penentangan terhadap ketuhanannya dan merupakan suatu
tamparan bagi kewibawaan serta prestasinya. Ia berkata kepada mrk:
"Adakah kamu berani beriman kepada Musa dan menyerah kepada keputusannya
sebelum aku izinkan kepada kamu?" Bukankah ini suatu persekongkolan drp
kamu terhadapku? Musa dpt mengalah kamu sebab ia mungkin guru dan
pembesar yang telah mengajarkan seni sihir kepadamu dan kamu telah
mengatur bersama-samanya tindakan yang kamu sandiwarakan di depanku hari
ini. Aku tidak akan tinggal diam menghadapi tindakan khianatmu ini.
Akanku potong tangan-tangan dan kaki-kakimu serta akanku salibkan kamu
semua pada pangkal pohon kurma sebagai hukuman dan balasan bagi tindakan
khianatmu ini."
Ancaman Firaun itu disambut mrk dengan sikap dingin dan
acuh tak acuh. Karena Allah telah membuka mata hati mereka dengan cahaya
iman sehingga tidak akan terpengaruh dengan kata-kata kebathilan yang
menyesatkan atau ancaman Firaun yang menakutkan. Mrk sebagai-orang-orang
yang ahli dalam ilmu dan seni sihir dpt membedakan yang mana satu sihir
dan yang mana bukan. Maka sekali mrk diyakinkan dengan mukjizat Nabi
Musa yang membuktikan kebenaran kenabiannya tidaklah keyakinan itu akan
dpt digoyahkan oleh ancaman apa pun. Berkata mereka kepada Firaun
menanggapi ancamannya: "Kami telah memdpat bukti-bukti yang nyata dan
kami tidak akan mengabaikan kenyataan itu sekadar memenuhi kehendak dan
keinginanmu. Kami akan berjalan terus megikut jejak dan tuntutan Musa
dan Harun sebagai pesuruh oleh yang benar. Maka terserah kepadamu untuk
memutuskan apa yang engkau hendak putuskan terhadap diri kami. Keputusan
kamu hanya berlaku di dunia ini sedang kami mengharapkan pahala Allah
di akhirat yang kekal dan abadi."
Firaun tetap keras kepala dan semakin bingung
Nabi Musa yang telah mengalahkan ahli-ahli sihir dengan
kedua mukjizatnya makin meluas pengaruhnya, sedan Firaun dengan
kekalahan ahli sihirnya merasa kewibawaannya merosot dan kehormatannya
menurun. ia khuatir jika gerakan Musa tidak segera dipatahkan akan
mengancam keselamatan kerajaannya serta kekekalan mahkotanya. Para
penasihat dan pembantu-pembantu terdekatnya tidak berusaha menghilangkan
rasa kecemasan dan kekhuatirannya, tetapi mereka sebaliknya makin
membakar dadanya dan makin menakutu-nakutinya. Mrk berkata kepadanya:
"Apakah engkau akan terus membiarkan Musa dan kaumnya bergerak secara
bebas dan meracuni rakyat dengan amcam-macam kepercayaan dan
ajaran-ajaran yang menyimpang dari apa yang telah kita warisi dari
nenek-moyang kita? Tidakkah engkau sedar bahwa rakyat kita makin lama
makin terpengaruh oleh hasutan-hasutan Musa. sehingga lama-kelamaan
nescaya kita dan tuhan-tuhan kita akan ditinggalkan oleh rakyat kita dan
pada akhirnya akan hancur binasalah negara dan kerajaanmu yang megah
ini."
Firaun menjawab: "Apa yang kamu huraikan itu sudah menjadi perhatiku
sejak dikalahkannya ahli-ahli sihir kita oleh Musa. Dan memang kalau
kita membiarkan Musa terus melebarkan sayapnya dan meluaskan pengaruhnya
di kalangan pengikut-pengikutnya yang makin lama makin bertambah
jumlahnya, pasti pada akhirnya akan merusakkan adab hidup masyarakat
negara kita serta membawa kehancuran dan kebinasaan bagi kerajaan kita
yang megah ini. karenanya aku telah merancang akan bertindak terhadap
Bani Israil dengan membunuh setiap orang lelaki dan hanya wanita sahaja
akanku biarkan hidup."
Rancangan jahat firaun diterapkan oleh pegawai dan kaki tangan
kerajaannya. Aneka ragam gangguan dan macam-macam tindakan kejam
ditimpakan atas Bani Israil yang memang menurut anggapan masyarakat,
mereka itu adalah rakyat kelas kambing dalam kerajaan Firaun yang zalim
itu. Dengan makin meningkatnya kezaliman dan penindasan yang mereka
terima dari alat-alat kerajaan Firaun, datanglah Bani Israil kepada Nabi
Musa, mengharapkan pertolongan dan perlindungannya.
Nabi Musa tidak dpt berbuat byk pada masa itu bagi Bani Israil yang
tertindas dan teraniaya. Ia hanya menenteramkan hati mereka, bahwa akan
tiba saatnya kelak,di mana mrk akan dibebaskan oleh Allah dari segala
penderitaan yang mrk alami. Dianjurkan oleh Nabi Musa agar mereka
bersabar dan bertawakkal seraya memohon kepada Allah agar Allah
memberikan pertolongan dan perlindungan-Nya karena Allah telah
menjanjikan akan mewariskan bumi-Nya kepada hamba-hamba-Nya yang soleh,
sabar dan bertakwa!
Firaun bertujuan melemahkan kedudukan Nabi Musa dengan tindakan
kejamnya terhadap Bani Israil yang merupakan kaumnya, bahkan tulang
belakang Nabi Nusa. Akan tetapi gerak dakwah Nabi Musa tidak sedikit pun
terhambat oleh tindakan Firaun itu. Demikian pula tidak seorang pun drp
pengikut-pengikutnya yang terpengaruh dengan tindakan Firaun itu.
Sehingga tidak menjadi luntur iman dan keyakinan mrk yang sudah bulat
terhadap risalah Musa.
Karena sasaran yang dituju dengan tindakan kekejaman yang tidak
berperikamanusiaan itu tidak tercapai dan tidak dpt menerima dakwah Nabi
Musa dan para pengikutnya, yang dilhatnya bahkan semakin bersemangat
menyiarkan ajaran iman dan tauhid, maka Firaun tidak mempunyai pilihan
selain harus menyingkirkan orang yang menjadi pengikutnya, yaitu dengan
membunuh Nabi Musa.
Firaun memanggil para penasihat dan pembesar-pembesar kerajaannya
untuk bermesyuarat dan merancang pembunuhan Musa. Di antara mereka yang
di undang itu terdapat seorang mukmin dari Keluarga Firaun yang
merahsiakan imannya.
Di tengah-tengah perdebatan dan perundingan yang berlangsung dalam
pertemuan yang diadakan oleh Firaun untuk membincangkan cara pembunuhan
Nabi Musa itu, bangkitlah berdiri mukmin itu mengucapkan pembelaannya
terhadap Nabi Musa dan nasihat serta tuntunan bagi mereka yang hadir. Ia
berkata: "Apakah kamu akan membunuh seseorang lelaki yang tidak
berdosa, hanya berkata bahwa Allah adalah Tuhannya? Padahal ia
menyatakan iman dan kepercayaannya itu kepada kamu bukan tanpa dalil dan
hujjah. Ia telah mempertunjukkan kepada kamu bukti-bukti yang nyata
untuk menyakinkan kamu akan kebenaran ajarannya. Jika andainya dia
seorang pendusta, maka dia sendirilah yang akan menanggung dosa akibat
dustanya. Namun jika ia adalah benar dalam kata-katanya, maka nescaya
akan menimpa kepada kamu bencana azab yang telah dijanjikan olehnya. Dan
dalam keadaan yang demikian siapakah yang akan menolong kamu dari azab
Allah yang telah dijanjikan itu?"
Firaun memotong pidato orang mukmin itu dengan berkata: "Rancanganku
harus terlaksana dan Musa harus dibunuh. Aku tidak mengemukan kepadamu
melainkan apa yang aku pandang baik dan aku tidak menunjukkan kepadamu
melainkan jalan yang benar, jalan yang akan menyelamatkan kerajaan dan
negara."
Berucap orang mukmin dari keluarga Firaun itu melanjutkan:
"Sesungguhnya aku khuatir, jika kamu tetap berkeras kepala dan enggan
menempuh jalan yang benar yang dibawa oleh para nabi-nabi, bahwa kamu
akan ditimpa azab dan seksa yang membinasakan , sebagaimana telah
dialami oleh kaum Nuh, kaum Aad, kaum Tsamud dan umat-umat yang datang
sesudah mereka. Apa yang telah dialami oleh kaum-kaum itu adalah akibat
kecongkakan dan kesombongan mereka karena Allah tidak menghendaki
berbuat kezaliman terhadap hamba-hamba-Nya".
Mukmin itu meneruskan nasihatnya:"Wahai kaumku! Sesungguhnya aku
khuatir kamu akan menerima seksa dan azab Tuhan di hari qiamat kelak, di
mana kamu akan berpaling kebelakang, tidak seorang pun akan dapat
menyelamatkan kamu itu dari seksa Allah. Hai kaum ikutilah nasihatku,
aku hanya ingin kebaikan bagimu dan mengajak kamu ke jalan yang benar.
Ketahuilah bahwa kehidupan di dunia ini hanya merupakan kesenangan
sementara, sedangkan kesenangan dan kebahagiaan yang kekal adalah di
akhirat kelak."
Orang mukmin dari keluarga Firaun itu tidak dpt mengubah sikap Firaun
dan pengikut-pemgikutnya, walaupun ia telah berusaha dengan menggunakan
kecekapan berpidatonya dan susunan kata-katanya yang rapi, lengkap
dengan contoh-contoh dari sejarah umat-umat yang terdahulu yang telah
dibinasakan oleh Allah karena perbuatan dan pembangkangan mereka
sendiri.
Firaun dan pengikut-pengikutnya bahkan menganjurkan kepada orang
mukmin itu, agar meninggalkan sikapnya yang membela Musa dan menyetujui
rancangan jahat mereka. Ia dinasihat untuk melepaskan pendiriannya yang
pro Musa dan mengabungkan diri dalam barisan mereka menentang Musa dan
segala ajarannya. Ia diancam dengan dikenakan tindakan kekerasan bila ia
tidak mahu mengubah sikap pro kepada Musa secara suka rela.
Berkata orang mukmin itu menanggapi anjuran Firaun: "Wahai kaumku,
sgt aneh sekali sikap dan pendirianmu, aku berseru kepada kamu untuk
kebaikan dan keselamatanmu, kamu berseru kepadaku untuk berkufur kepada
Allah dan mempersekutukan-Nya dengan apa yang aku tidak ketahui, sedang
aku berseru kepadamu untuk beriman kepada Allah, Tuhan YAng Maha Esa,
Maha Perkasa, lagi Maha Pengampun. Sudah pasti dan tidak dapat diragukan
lagi, bahwa apa yang kamu serukan kepadaku itu tidak akan menolongku
dari murka dan seksa Allah di dunia mahupun di akhirat. Dan sesungguhnya
kamu sekalian akan kembali kepada Allah yang akan memberi pahala syurga
bagi orang-orang yang soleh, bertakwa dan beriman, sedang orang-orang
kafir yang telah melampaui batas akan diberi ganjaran dengan api neraka.
Hai kaumku perhatikanlah nasihat dan peringatanku ini. Kamu akan
menyedari kebenaran kata-kataku ini kelak bila sudah tidak berguna lagi
orang menyesal atau merasa susah karena perbuatan yang telah dilakukan.
Aku hanya menyerahkan urusan ku dan nasibku kepada Allah. Dialah Yang
Maha Mengetahui dan Maha Melihat perbuatan dan kelakuan
hamba-hamba-Nya."
Firaun menghina dan mengejek Musa
Selain tindakan kekerasan yang ditimpakan ke atas Bani
Israil kaumnya Nabi Musa, Firaun melontarkan penghinaan dan kata-kata
ejekan terhadap Nabi Musa dalam usahanya memerangi dan membendung
pengaruh Nabi Musa yang semakin beertambah semenjak ia keluar sebagai
pemenang dalam pertandingan melawan tukang-tukang sihir kaum Firaun.
Berkata Firaun kepada pembesar-pembesar kerajaannya: "Biarkanlah aku membunuh Musa dan biarlah ia memohon dari Tuhannya untuk melindunginya. Aku ingin tahu sampai sejauh mana ia dapat melepaskan diri dari kekuasaanku dan biarlah ia membuktikan kebenaran kata-kata, bahwa Tuhannya akan melindunginya dari segala tipu daya musuh-musuhnya."
Berkata Firaun kepada pembesar-pembesar kerajaannya: "Biarkanlah aku membunuh Musa dan biarlah ia memohon dari Tuhannya untuk melindunginya. Aku ingin tahu sampai sejauh mana ia dapat melepaskan diri dari kekuasaanku dan biarlah ia membuktikan kebenaran kata-kata, bahwa Tuhannya akan melindunginya dari segala tipu daya musuh-musuhnya."
Dalam lain kesempatan Firaun berkata kepada rakyatnya yang sudah
diperhambakan jiwanya, terbiasa memuja-mujanya, mengiakan kata-katanya
dan mengaminkan segala perintahnya: "Hai rakyatku! Tidakkah kamu melihat
bahwa aku memiliki kerajaan Mesir yang megah dan besar ini di mana
sungai-sungai mengalir dibawah telapak kakiku, sungai-sungai yang
memberi kemakmuran hidup dan kebahagiaan hidup bagi rakyatku? Dan
tidakkah kamu melihat kekuasaanku yang luas dan ketaatan rakyatku yang
bulat kepadaku? Bukankah aku lebih baik dan lebih agung dari Musa yang
hina-dina itu yang tidak cekap menguraikan isi hatinya dan menerangkan
maksud tujuannya. Megapa Tuhannya tidak memakaikan gelang emas,
sebagaimana lazimnya orang-orang yang diangkat menjadi raja, pemimpin
atau pembesar? Atau mengapa ia tidak diiringi oleh malaikat-malaikat
sebagai tanda kebesarannya dan bukti kebenarannya bahwa ia adalah
pesuruh Tuhannya?"
Kelompok orang yang mendengar kata-kata Firaun itu dengan serta-merta
mengiyakan dan membenarkan kata-kata rajanya serta menyatakan kepatuhan
yang bulat kepada segala titah dan perintahnya sebagai warga yang setia
kepada rajanya, namun zalim dan fasiq terhadap Tuhannya.
Dalam pada itu kesabaran Nabi Musa sampai pd puncaknya, melihat
Firaun dan pembantu-pambantunya tetap berkeras kepala menentang
dakwahnya, mendustakan risalahnya dan makin memperhebatkan tindakan
kejamnya terhadap kaum Bani Israil terutama para pengikutnya yang
menyembunyikan imannya karena ketakutan daripada kejaran Firaun dan
pembalasannya yang kejam dan tidak berperikemanusiaan. Maka disampaikan
oleh Nabi Musa kepada mrk bahwa Allah tidak akan membiarkan mereka
terus-menerus melakukan kekejaman, kezaliman dan penindasan
terhamba-hamba-Nya dan berkufur kepada Allah dan Rasul-Nya. Akan
ditimpakan oleh Allah kepada mereka bila tetap tidak mahu sedar dan
beriman kepada-Nya, bermacam azb dan seksa di dunia semasa hidup mereka
sebagai pembalasan yang nyata!
Berdoalah Nabi Musa, memohon kepada Allah: "Ya Tuhan kami, engkau
telah memberi kepada Firaun dan kaum kerabatnya kemewahan hidup, harta
kekayaan yang meluap-luap dan kenikmatan duniawi, yang kesemua itu
mengakibatkan mereka menyesatkan manusia, hamba-hamba-Mu, dari jalan
yang Engkau redhai dan tuntunan yang Engkau berikan. Ya Tuhan kami,
binasakanlah harta-benda mereka dan kunci matilah hati mereka. Mrk tidak
akan beriman dan kembali kepada jalan yang benar sebelum melihat
seksaan-Mu yang pedih."
Berkat doa Nabi Musa dan permohonannya yang diperkenankan oleh Allah,
maka dilandakanlah kerajaan Firaun oleh krisis kewangan dan makanan,
yang disebabkan mengeringnya sungai Nil sehingga tidak dapat mengairi
sawah-sawah dan ladang-ladang disamping serangan hama yang ganas yang
telah menghabiskan padi dan gandum yang sudah menguning dan siap untuk
diketam.
Belumlagi krisis kewangan dan makanan teratasi datang menyusul bala
banjir yang besar disebabkan oleh hujan yang turun dengan derasnya,
sehingga menghanyutkan rumah-rumah, gedung-gedung dan membinasakan
binatang-binatang ternak. Dan sebagai akibat dari banjir itu
berjangkitlah bermacam-macam wabak dan penyakit yang merisaukan
masyarakat seperti hidung berdarah dan lain-lain. Kemudian datanglah
barisan kutu-kutu busuk dan katak-katak yang menyerbu ke dalam
rumah-rumah sehingga mengganggu ketenteraman hidup mereka,menghilangkan
kenikmatan makan, minum dan tidur, disebabkan menyusupnya
binatang-binatang itu ke dalam tempat-tempat tidur, hidangan makanan dan
di antara sela-sela pakaian mereka.
Pada waktu azab menimpa dan bencana-bencana itu sedang melanda
berdatanglah mereka kepada Nabi Musa minta pertolongannya demi
kenabiannya, agar memohonkan kepada Allah mengangkat bala itu dari atas
mereka dengan perjanjian bahwa mrk akan beriman dan menyerahkan Bani
Israil kepada Nabi Musa sekirannya mereka dpt ditolong dan terhindar
dari azab bala itu.
Akan tetapi begitu bala-bala itu tercabut dari atas mrk dan hilanglah
gangguan yang diakibatkan olehnya, mrk mengingkari janji mereka dan
kembali bersikap memusuhi dan menentang Nabi Musa, seolah-olah apa yang
terjadi bukanlah karena doa dan permohonan Musa kepada Allah tetapi
karena hasil usaha mrk sendiri.
Kaum Bani Israil keluar dari Mesir
Bani Israil yang cukup menderita akibat tindasan Firaun
dan kaumnya cukup merasakan penganiayaan dan hidup dalam ketakutan di
bawah pemerintahan Firaun yang kejam dan bengis itu, pada akhirnya sedar
bahwa Musalah yang benar-benar dikirimkan oleh Allah untuk membebaskan
mereka dari cengkaman Firaun dan kaumnya. Maka berduyun-duyunlah mereka
datang kepada Nabi Musa memohon pertolongannya agar mengeluarkan mereka
dari Mesir.
Kemudian bertolaklah rombongan kaum Bani Israil di bawah
pimpinan Nabi Musa meninggalkan Mesir menuju Baitul Maqdis. Dengan
berjalan kaki dengan cepat karena takut tertangkap oleh Firaun dan bala
tenteranya yang mengejar mereka dari belakang akhirnya tibalah mereka
pada waktu fajar di tepi lautan merah setelah selama semalam suntuk
dapat melewati padang pasir yang luas.
Rasa cemas dan takut makin mencekam hati para pengikut Nabi Musa dan
Bani Israil ketika melihat laut terbentang di depan mereka sedang dari
belakang mrk dikejar oleh Firaun dan bala tenteranya yang akan berusaha
mengembalikan mereka ke Mesir. Mereka tidak meragukan lagi bahwa bila
mrk tertangkap, maka hukuman matilah yang akan mereka terima dari Firaun
yang zalim itu.
Berkatalah salah seorang dari sahabat Nabi Musa, bernama Yusha bin
Nun: "Wahai Musa, ke mana kami harus pergi?" Musuh berada di belakang
kami sedang mengejar dan laut berada di depan kami yang tidak dapat
dilintasi tanpa sampan. Apa yang harus kami perbuat untuk menyelamatkan
diri dari kejaran Firaun dan kaumnya?"
Nabi Musa menjawab: "Janganlah kamu khuatir dan cemas, perjalanan
kami telah diperintahkan oleh Allah kepadaku, dan Dialah yang akan
memberi jalan keluar serta menyelamatkan kami dari cengkaman musuh yang
zalim itu."
Pada saat yang kritis itu, di mana para pengikut Nabi
Musa berdebar-debar ketakutan, seraya menanti tindakan Nabi Musa yang
kelihatan tenang sahaja, turunlah wahyu Allah kepada Nabi-Nya dengan
perintah agar memukulkan air laut dengan tongkatnya. Maka dengan izin
Allah terbelah laut itu, tiap-tiap belahan merupakan seperti gunung yang
besar. Di antara kedua belahan air laut itu terbentang dasar laut yang
sudah mengering yang segera di bawah pimpinan Nabi Musa dilewatilah oleh
kaum Bani Israil menuju ke tepi timurnya.
Setelah mereka sudah berada di bahagian tepi timur dalam keadaan
selamat terlihatlah oleh mereka Firaun dan bala tenteranya menyusuri
jalan yang sudah terbuka di antara dua belah gunung air itu. Kembali
rasa cemas dan takut mengganggu hati mereka seraya memandang kepada Nabi
Musa seolah-olah bertanya apa yang hendak dia lakukan selanjutnya.
Dalam pada itu Nabi Musa telah diilhamkan oleh Allah agar bertenang
menanti Firaun dan bala tenteranya turun semua ke dasar laut. Karena
takdir Allah tela mendahului bahwa mrk akan menjadi bala tentera yang
tenggelam.
Berkatalah Firaun kepada kaumnya tatkala melihat jalan terbuka bagi
mereka di antara dua belah gunung air itu: "Lihat bagaimana lautan
terbelah menjadi dua, memberi jalan kepada kami untuk mengejar
orang-orang yang melarikan diri itu. Mrk mengira bahwa mrk akan dpt
melepaskan dari kejaran dan hukumanku. Mrk tidak mengetahui bahwa
perintahku berlaku dan ditaati oleh laut, jgn lagi oleh manusia.
Tidakkah ini semuanya membuktikan bahwa aku adalah yang berkuasa yang
harus disembah olehmu?" Maka dengan rasa bangga dan sikap sombongnya
turunlah Firaun dan bala tenteranya ke dasar laut yang sudah mengering
itu melakukan gerak-cepatnya untuk menyusul Musa dan Bani Israil yang
sudah berada di tepi bahagian timur sambil menanti hukuman Allah yang
telah ditakdirkan terhamba-hamba-Nya yang kafir itu.
Demikianlah maka setelah Firaun dan bala tenteranya berada di
tengah-tengah lautan yang membelah itu, jauh dari ke dua tepinya,
tibalah perintah Allah dan kembalilah air yang menggunung itu menutupi
jalur jalan yang terbuka di mana Firaun dengan sombongnya sedang
memimpin barisan tenteranya mengejar Musa dan Bani Israil. Terpendamlah
mrk hidup-hidup di dalam perut laut dan berakhirlah riwayat hidup Firaun
dan kaumnya untuk menjadi kenangan sejarah dan ibrah bagi generasi-
akan datang.
Pada detik-detik akhir hayatnya, seraya berjuang untuk menyelamatkan
diri dari maut yang sudah berada di depan matanya, berkatalah Firaun:
"Aku percaya bahwa tiada tuhan selain Tuhan Musa dan Tuhan Bani Israil.
Aku beriman pada Tuhan mereka dan berserah diri kepada-Nya sebagai salah
seorang muslim."
Berfirmanlah Allah kepada Firaun yang sedang menghadapi
sakaratul-maut: "Baru sekarangkah engkau berkata beriman kepada Musa dan
berserah diri kepada-Ku? Tidakkah kekuasaan ketuhananmu dapat
menyelamatkan engkau dari maut? Baru sekarangkah engkau sadar dan
percaya setelah sepanjang hidupmu bermaksiat, melakukan penindasan dan
kezaliman terhadap hamba-hamba-Ku dan berbuat-sewenang-wenang, merusak
akhlak dan aqidah manusia-manusia yang berada di bawah kekuasaanmu.
Terimalah sekarang pembalasan-Ku yang akan menjadi pengajaran bagi
orang-orang yang akan datang sesudahmu. Akan Aku apungkan tubuh kasarmu
untuk menjadi peringatan bagi orang-orang yang meragukan akan
kekuasaan-Ku."
Bani Israil pengikut-pengikut Nabi Musa masih meragukan kematian
Firaun. Mrk masih terpengaruh dengan kenyataan yang ditanamkan oleh
Firaun semasa ia berkuasa sebagai raja bahwa dia adalah manusia luar
biasa lain drp yang lain dan bahwa dia akan hidup kekal sebagai tuhan
dan tidak akan mati. Khayalan yang masih melekat pd fikiran mrk
menjadikan mrk tidak mahu percaya bahwa dengan tenggelamnya, Firaun
sudah mati. Mrk menyatakan kepada Musa bahwa Firaun mungkin masih hidup
namun di alam lain.
Nabi Musa berusaha menyakinkan kaumnya bahwa apa yang terfikir oleh
mrk tentang Firaun adalah suatu khayalan belaka dan bahwa Firaun sebagai
orang biasa telah mati tenggelam akibat pembalasan Allah atas
perbuatannya, menentang kekuasaan Allah mendustakan Nabi Musa dan
menindaskan serta memperhambakan Bani Israil. Dan setelah melihat dengan
mata kepala sendiri, tubuh-tubuh Firaun dan orang-orangnya
terapung-apung di permukaan air, hilanglah segala tahayul mrk tentang
Firaun dan kesaktiannya.
Menurut catatan sejarah, bahwa mayat Firaun yang terdampar di pantai
diketemukan oleh orang-orang Mesir, lalu diawet hingga utuh sampai
sekarang, sebagai mana dpt dilihat di muzium Mesir.
kisah: www.suaramedia.com
Label:
kisah
Popular post
-
Analisa Peta Perang Uhud adalah peperangan antara kaum muslimin dan kaum musyrikin Mekah yang terjadi pada tahun 3 hijriyah di Gunung Uhud. ...
-
Peta Perjalanan Hijrah Dari Mekah Ke Madinah Rasulullah melaksanakan hijrah dari Mekah ke Madinah tidak melalui jalan utama. Tidak la...
-
Peta Wilayah Madinah Analisa Peta Madinah (sebelumnya bernama Yatsrib) dikelilingi oleh perkampungan kabilah-kabilah besar...