Latest Post
05.53
Jazirah Arab dahulu terbagi dalam delapan kawasan :
Wilayah Jazirah Arab
Peta Wilayah Jazirah Arab
Peta Wilayah Jazirah Arab |
Akan kita pelajari Atlas sejarah Dakwah Nabi Muhammad saw yang kita mulai dari Peta Wilayah Jazirah Arab.
Luas jazirah Arab kurang lebih 3,1 Juta km persegi, terbentang diantara Benua Asia dan Afrika. Tepatnya, letaknya diujung barat daya benua asia, batas sebelah barat berupa laut merah, sebelah timur teluk arab dan Oman, sebelah selatan samudra India, sedang sebelah utara berupa daratan Syam. Sepertiga wilayahnya terdiri dari padang pasir yang tandus dan kering, membentang dari selatan ke arah utara, gunung-gunung batu yang tinggi, dan lembah-lembah yang kadang berair dan kadang kering. Tidak ada sungai yang mengalir.
Luas jazirah Arab kurang lebih 3,1 Juta km persegi, terbentang diantara Benua Asia dan Afrika. Tepatnya, letaknya diujung barat daya benua asia, batas sebelah barat berupa laut merah, sebelah timur teluk arab dan Oman, sebelah selatan samudra India, sedang sebelah utara berupa daratan Syam. Sepertiga wilayahnya terdiri dari padang pasir yang tandus dan kering, membentang dari selatan ke arah utara, gunung-gunung batu yang tinggi, dan lembah-lembah yang kadang berair dan kadang kering. Tidak ada sungai yang mengalir.
Jazirah Arab dahulu terbagi dalam delapan kawasan :
- Hijaz, terletak di tepian Laut Merah sebelah tenggara. Wilayah ini paling penting karena terdapat Ka'bah
- Yaman, berada di sebelah kanan Ka'bah. Diselatan Yaman terdapat Samudera Hindia
- Hadramaut, terletak di tepi samudera hindia, sebelah timur Yaman
- Muhrah, terletak disebelah timur dari Hadramaut
- Oman,terletak disebelah utara bersambung dengan Teluk Persia
- Al Hasa', terletak di panti Teluk Persia dan panjangnya sampai ke tepian Sungai Eufrat
- Nejed, terletak di antara Hijaz dan Yamamah, tanahnya datar dan luas, disebelah utara bersambung dengan Syam, di timur dengan Irak
- Ahqaf, terletak di selatan, sebelah barat daya Oman
Sirah Nabawiyah
Kawasan Arab terkenal dengan nama Jazirah Arab. Jazirah dalam bahasa Indonesia artinya semenanjung. Jazirah Arab berarti semenanjung Arab, sedangkan Arab artinya padang pasir, tandus, dan gersang yang tidak memiliki air dan tumbuh-tumbuhan. Arab menjadi sebutan bagi masyarakat di Jazirah Arab yang dibatasi Laut Merah dan Guruh Sinai di sebelah barat, di sebelah timur dibatasi Teluk Arab dan sebagian besar negara Irak bagian selatan. disebalah selatan dibatasi Laut Arab yang bersambung dengan Lautan India, dan disebelah utara dibatasi negeri Syam dan sebagian kecil dari negara Irak. Luasnya membentang antara 1.000.000 x 1.300.000 mil.
Bangsa Arab terbagi menjadi tiga bagian sebagai berikut:
- Arab Ba'idah: kaum-kaum Arab terdahulu yang sudah punah, seperti 'Ad, Tsamud, Tsam, Judais, Imlaq, dan lain-lain
- Arab Arabiah : kaum-kaum arab yang berasal dari keturunan Ya'rib bin yasyjub bin Qahtan, atau disebut pula Arab Qahthaniyah
- Arab Musta'ribah, kaum-kaum Arab yang berasal dari keturunan Ismail yang disebut pula arab Adnaniyah
Agama Bangsa Arab
Pada mulanya bangsa Arab beragama tauhid, agama Nabi Ibrahim As. Lambat laun karena adanya banyak faktor, keyakinan bangsa Arab bergeser hingga menganut agama animisme, pemuja berhala.Faktor terbesarnya adalah pengaruh ajaran-ajaran animisme dari Syam pada masa bani Khuza'ah berkuasa.
Kondisi Sosial Masyarakat Jahiliyah
Kondisi sosial masyarakat jahiliyah sangat rapuh. Kebodohan dan khurafat merajalela, hidup layaknya binatang ternak. Wanita diperlakukan seperti benda mati. Mereka sering berperang memperbutkan kekuasaan, harta, dan kehormatan suku.
Kondisi Ekonomi
Berniaga merupakan sarana terbesar mereka dalam menggapai kebutuhan hidup. Disanan terdapat pasar-pasar terkenal, seperti ukazh, Dzil majaz, Majinnah.
Kondisi Akhlak
Kehidupan nista, pelarcuran, dan hal-hal lain yang bertentangan dengan akal sehat dan perasaan menyebar luas. Disisi lain, akhlak-akhlak terpuji yang lain juga terdapat pada mereka : kedermawanan, menepati janji, kekuatan tekad, lemah lembut, tenang, waspada, dan sederhana.
Label:
sejarah
21.24
“Sesungguhnya kalian nanti akan sangat berambisi terhadap kepemimpinan, ujungnya hanya penyesalan pada hari kiamat. Di dunia ia mendapatkan kesenangan, namun setelah kematian sungguh penuh derita” (HR. Bukhari no. 7148)
Terdapat pula dalam riwayat Muslim dari hadits Abu Dzar,
“Di dunia ia mendapatkan kesenangan, namun setelah kematian sungguh penuh derita”.
Akibat Tidak Amanah dalam Kepemimpinan
Akibat Tidak Amanah dalam Kepemimpinan
Amanah dan Tanggung Jawab |
Janji demi janji diberi menjelang pesta rakyat, Pemilu yang dihadapi setahun
lagi. Inilah yang digaungkan oleh para penggila kekuasaan. Awalnya ingin
mengatasnamakan rakyat ketika awal-awal berkampanye. Namun kala mereka
mendapatkan kursi panas, janji tinggallah janji. Awalnya mereka adalah orang
yang kenal agama, karena kekuasaan, hidup glamor yang jadi prioritas, bahkan
agama pun dikorbankan demi ambisi kekuasaan.
Inilah realita yang terjadi pada para penggila kekuasaan. Benarlah kata
Rasul kita -shallallahu ‘alaihi wa sallam- bahwa kekuasaan bisa jadi
ambisi setiap orang. Namun ujungnya selalu ada penyesalan. Beliau bersabda,
ุฅَُِّููู
ْ ุณَุชَุญْุฑِุตَُูู ุนََูู ุงูุฅِู
َุงุฑَุฉِ ، َูุณَุชَُُููู
َูุฏَุงู
َุฉً َْููู
َ ุงَِْูููุงู
َุฉِ ، َِููุนْู
َ ุงْูู
ُุฑْุถِุนَุฉُ َูุจِุฆْุณَุชِ ุงَْููุงุทِู
َุฉُ
“Sesungguhnya kalian nanti akan sangat berambisi terhadap kepemimpinan, ujungnya hanya penyesalan pada hari kiamat. Di dunia ia mendapatkan kesenangan, namun setelah kematian sungguh penuh derita” (HR. Bukhari no. 7148)
Ibnu Hajar Al Asqolani rahimahullah berkata bahwa ucapan Nabi -shallallahu
‘alaihi wa sallam- di atas menceritakan tentang sesuatu sebelum terjadinya
dan ternyata benar terjadi.
Hadits di atas semakin jelas jika dilihat dari riwayat lainnya yang
dikeluarkan oleh Al Bazzar, Ath Thobroni dengan sanad yang shahih dari ‘Auf bin
Malik dengan lafazh,
ุฃَََّูููุง ู
ََูุงู
َุฉ ؛ َูุซَุงَِูููุง َูุฏَุงู
َุฉ ، َูุซَุงِูุซَูุง
ุนَุฐَุงุจ َْููู
َ ุงَِْูููุงู
َุฉ ، ุฅَِّูุง ู
َْู ุนَุฏََู
“Awal (dari ambisi terhadap kekuasaan) adalah rasa sakit, lalu kedua
diikuti dengan penyesalan, setelah itu ketiga diikuti dengan siksa pada hari
kiamat, kecuali bagi yang mampu berbuat adil.”
Dan disebutkan oleh Thobroni dari hadits Zaid bin Tsabit yang marfu’,
ِูุนْู
َ ุงูุดَّْูุก ุงْูุฅِู
َุงุฑَุฉ ِูู
َْู ุฃَุฎَุฐََูุง ุจِุญََِّููุง
َูุญَِِّููุง ، َูุจِุฆْุณَ ุงูุดَّْูุก ุงْูุฅِู
َุงุฑَุฉ ِูู
َْู ุฃَุฎَุฐََูุง ุจِุบَْูุฑِ ุญََّููุง
ุชَُููู ุนََِْููู ุญَุณْุฑَุฉ َْููู
ุงَِْูููุงู
َุฉ
“Sebaik-baik perkara adalah kepemimpinan bagi yang menunaikannya dengan
cara yang benar. Sejelek-jelek perkara adalah kepemimpinan bagi yang tidak
menunaikannya dengan baik dan kelak ia akan merugi pada hari kiamat.”
Terdapat pula dalam riwayat Muslim dari hadits Abu Dzar,
ُْููุช َูุง ุฑَุณُูู ุงَّููู ุฃََูุง ุชَุณْุชَุนْู
ُِِููู ؟ َูุงَู :
ุฅَِّูู ุถَุนِูู ، َูุฅََِّููุง ุฃَู
َุงَูุฉ ، َูุฅََِّููุง َْููู
ุงَِْูููุงู
َุฉ ุฎِุฒْู
ََููุฏَุงู
َุฉ ุฅَِّูุง ู
َْู ุฃَุฎَุฐََูุง ุจِุญََِّููุง َูุฃَุฏَّู ุงَّูุฐِู ุนََِْููู َِูููุง
“Aku berkata, “Wahai Rasulullah, kenapa engkau enggan mengangkatku (jadi
pemimpin)?” Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- menjawab, “Engkau itu
lemah. Kepemimpinan adalah amanat. Pada hari kiamat, ia akan menjadi hina dan
penyesalan kecuali bagi yang mengambilnya dan menunaikannya dengan benar.
Imam Nawawi rahimahullah berkata, “Ini pokok penting yang menunjukkan
agar kita menjauhi kekuasaan lebih-lebih bagi orang yang lemah. Orang lemah
yang dimaksud adalah yang mencari kepemimpinan padahal ia bukan ahlinya dan
tidak mampu berbuat adil. Orang seperti ini akan menyesal terhadap keluputan
dia ketika ia dihadapkan pada siksa pada hari kiamat. Adapun orang yang ahli
dan mampu berbuat adil dalam kepemimpinan, maka pahala besar akan dipetik
sebagaimana didukung dalam berbagai hadits. Akan tetapi, masuk dalam kekuasaan
itu perkara yang amat berbahaya. Oleh karenanya, para pembesar (orang berilmu)
dilarang untuk masuk ke dalamnya. Wallahu a’lam.”
Lantas bagaimana akibat tidak amanat dalam menunaikan kepemimpinan? Dalam hadits di atas sudah disebutkan
akibatnya,
َِููุนْู
َ ุงْูู
ُุฑْุถِุนَุฉُ َูุจِุฆْุณَุชِ ุงَْููุงุทِู
َุฉُ
“Di dunia ia mendapatkan kesenangan, namun setelah kematian sungguh penuh derita”.
Ad Dawudi berkata mengenai maksud kalimat tersebut adalah
kepemimpinan bisa berbuah kenikmatan di dunia, namun bisa jadi penghidupan
jelek setelah kematian karena kepemimpinan akan dihisab dan ia bagaikan bayi
yang disapih sebelum ia merasa cukup lalu akan membuatnya sengsara. Ulama lain
berkata mengenai maksud hadits,
kekuasaan memang akan menghasilkan kenikmatan berupa kedudukan, harta, tenar,
kenikmatan duniawi yang bisa dirasa, namun kekuasaan bisa bernasib jelek di
akhirat.
Wallahu waliyyut taufiq was
sadaad.
—
Riyadh-KSA, 23 Rabi’ul Awwal 1434 H
Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal
Label:
artikel
21.18
Inilah Balasan bagi yang Istiqomah
Inilah Balasan bagi yang Istiqomah
Allah Ta’ala berfirman,
ุฅَِّู ุงَّูุฐَِูู َูุงُููุง ุฑَุจَُّูุง
ุงَُّููู ุซُู
َّ ุงุณْุชََูุงู
ُูุง ุชَุชََูุฒَُّู ุนََِْูููู
ُ ุงْูู
ََูุงุฆَِูุฉُ ุฃََّูุง
ุชَุฎَุงُููุง ََููุง ุชَุญْุฒَُููุง َูุฃَุจْุดِุฑُูุง ุจِุงْูุฌََّูุฉِ ุงَّูุชِู ُْููุชُู
ْ
ุชُูุนَุฏَُูู
Istiqomah |
“Sesungguhnya orang-orang yang
mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian
mereka (istiqomah), maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan:
“Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan bergembiralah dengan
jannah (surga) yang telah dijanjikan Allah kepadamu.” (QS Fushilat [41]: 30)
Keimanan kepada Allah menuntut sikap
istiqomah. Keyakinan hati, kebenaran lisan dan kesungguhan dalam amal adalah
unsur-unsur keimanan yang mesti dijalankan dengan istikamah. istikamah yang
berarti keteguhan dalam memegang prinsip, merupakan bukti jelas kekuatan iman
seseorang.
Rasulullah shallaluhu
‘alaihi wasallam juga bersabda, “Katakanlah: “Rabbku adalah Allah”
dan Istiqomahlah!” (HR Tirmidzi)
Pantas jika Allah menjanjikan keutamaan
yang besar untuk orang-orang yang istiqomah dalam imannya. Pada ayat yang
disebutkan di muka, menurut ahli tafsir, Allah memberitakan bahwa ketika
orang-orang yang istiqomah itu mati, akan turun kepada mereka para malaikat
seraya berkata,“Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan
bergembiralah dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu.”
Tidak takut dan tidak bersedih.
Itulah yang akan dirasakan oleh orang-orang yang istiqomah ketika mereka
meninggalkan alam fana ini. Para ulama juga menjelaskan, bahwa maksud tidak
takut adalah mereka tidak takut dengan apa yang akan mereka hadapi setelah hari
kematian mereka. Adapun maksud mereka tidak bersedih adalah mereka tidak
bersedih dengan apa yang mereka tinggalkan selama di dunia.
Perasaan ini akan dialami oleh semua
orang yang istiqomah. Termasuk orang-orang yang ketika di dunia sangat bahagia,
berharta dan berkedudukan tinggi. Karena kebahagiaan yang akan mereka terima di
akhirat, jauh lebih baik dari apa yang selama ini mereka rasakan di dunia.
Sebaliknya, orang-orang yang tidak
beriman, tidak istiqomah, berlaku maksiat dan sombong, kelak yang akan
dirasakannya adalah ketakutan yang mencekam dan kesedihan yang mendalam. Hingga
walaupun di dunia mereka adalah orang yang paling sengsara. Karena,
kesengsaraannya selama mereka di dunia, masih jauh lebih baik dari kerugian
yang akan diterimanya di akhirat.
Orang-orang yang istiqomah itu juga
bergembira dengan surga yang dijanjikan Allah; tempat segala kenikmatan,
sebagai balasan yang Allah gambarkan dengan firmannya dalam hadis qudsi, “Sesuatu
yang tidak ada satu mata pun yang pernah melihatnya, tidak ada satu telinga pun
yang pernah mendengarnya dan tidak pernah terlintas sedikitpun dalam hati
manusia.” (HR Bukhari Muslim)
Wallahu ‘alam bish-shawab.
—
Penulis: Ustadz Abu
Khaleed Resa Gunarsa, Lc
Label:
artikel
16.54
Sirah Nabawiyah
Pentingnya Sirah Nabawiyah untuk memahami Islam
Tujuan mengkaji Sirah Nabawiyah
bukan sekedar untuk mengetahui peristiwa peristiwa sejarah yang mengungkapkan kisah-kisah dan kasus yang menarik. Karena itu, tidak sepatutnya kita menganggap
kajian fikih Sirah Nabawiyah termasuk sejarah, sebagaimana kajian tentang
sejarah hidup salah seorang Khalifah, atau sesuatu periode sejarah yang telah silam.
Tujuan mengkaji Sirah Nabawiyah adalah agar setiap Muslim memperoleh gambaran tentang hakekat Islam secara paripurna, yang tercermin di dalam kehidupan Nabi Muhammad saw, sesudah ia dipahami secara konseptional sebagai prinsip, kaidah dan hukum. Kajian Sirah Nabawiyah hanya merupakan upaya aplikatif yang bertujuan memperjelas hakekat Isam secara utuh dalam keteledanannya yang tertinggi, Muhammad saw.
Tujuan mengkaji Sirah Nabawiyah adalah agar setiap Muslim memperoleh gambaran tentang hakekat Islam secara paripurna, yang tercermin di dalam kehidupan Nabi Muhammad saw, sesudah ia dipahami secara konseptional sebagai prinsip, kaidah dan hukum. Kajian Sirah Nabawiyah hanya merupakan upaya aplikatif yang bertujuan memperjelas hakekat Isam secara utuh dalam keteledanannya yang tertinggi, Muhammad saw.
Bila kita rinci, maka dapat dibatasi dalam beberapa
sasaran berikut ini :
1) Memahami pribadi kenabisan Rasulullah saw melalui celahcelah kehidupan dan kondisi-Kondisi yang pernah dihadapinya, utnuk menegaskan bahwa Rasulullah saw bukan hanya seorang yang terkenal genial di antara kaumnya , tetapi sebelum itu beliau adalah seorang Rasul yang didukung oleh Allah dengan wahyu dan taufiq dariNya.2) Agar manusia menndapatkan gambaran al-Matsatl al A’la menyangkut seluruh aspek kehidupan yang utama untuk dijadikan undang-undang dan pedoman kehidupannya. Tidak diragukan lagi betapapun manusia mencari matsal a’la ( tipe ideal ) mengenai salah satu aspek kehidupan , dia pasti akan mendapatkan di dala kehiduapn Rasulullah saw secara jelas dan sempurna. Karena itu, Allah menjadikannya qudwah bagi seluruh manusia.Firman Allah:„Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu ...“ QS al-Ahzab : 213) Agar manusia mendapatkan , dalam mengkaji Sirah Rasulullah ini sesuatu yang dapat membawanya untuk memahami kitab Allah dan semangat tujuannya. Sebab, banyak ayat-ayat al-Quran yang baru bisa ditafsirkan dan dijelaskan maksudnya melalui peristiwa-peristiwa yangag pernah dihadapi Rasulullah saw dan disikapinya.4) Melalui kajian Sirah Rasulullah saw ini seorang Muslim dapat mengumpulkan sekian banyak tsaqofah dan pengetahuan Islam yang benar, baik menyangkut aqidah, hukum ataupun akhlak. Sebab tak diragukan lagi bahwa kehiduapn Rasulullah saw merupakan gambaran yang konkret dari sejumlah prinsip dan hukum Islam5) Agar setiap pembina dan da’i Islam memiliki contoh hidup menyangkut cara-cara pembinaan dan dakwah. Adalah Rasulullah saw seorang da’i pemberi nasehat dan pembina yang baik, yang tidak segan-segan mencari cara-cara pembinaan yang pendidikan terbaik selama beberapa periode dakwahnya
Di antara hal itu terpenting yang menjadikan Sirah Rasulullah saw cukup
untuk memenuhi semua sasaran ini adlah bawah seluruh kehidupan beliau mencakup
seluruh aspek sosial dan kemanusiaan yang ada pada manusia, baik sebagai
pribadi ataupun sebagai anggota masyarakat yang aktif.
Kehidupan Rasulullah saw memberikan kepada kita contoh-contoh mulia, baiks
ebagai pemuda Islam yang lurus perilakunya dan terpercaya di antara kaum dan
juga kerabatnya, ataupun sebagai da’i kepada Allah dengan hikmah dan nasehat
yang baik, yang mengerahkan segala kemampuan utnuk menyampaikan risalahnya.
Juga sebagai kepala negara yang mengatur segala urusan dengan cerdas dan
bijaksana, sebagai suami teladan dan seorang ayah yang penuh kasih sayang,
sebagai panglima perang ang mahir, sebagai negarawan ynag pandai dan jujur, dan
sebagai Muslim secara keseluruhan (kaffah) yang dapat melakukan secara imbang antara
kewajiban beribadah kepada Allah dan bergaul dengan keluarga dan sahabatnya
dengan baik.
Maka kajian Sirah Nabawiyah tidak
lain hanya menampakkan aspek-aspek emanusiaan ini secara keseluruhan yang
tercermin dalam suri tauladan yang paling sempurna dan terbaik.
Popular post
-
Analisa Peta Perang Uhud adalah peperangan antara kaum muslimin dan kaum musyrikin Mekah yang terjadi pada tahun 3 hijriyah di Gunung Uhud. ...
-
Peta Wilayah Madinah Analisa Peta Madinah (sebelumnya bernama Yatsrib) dikelilingi oleh perkampungan kabilah-kabilah besar...
-
Peta Wilayah Jazirah Arab Peta Wilayah Jazirah Arab Akan kita pelajari Atlas sejarah Dakwah Na bi Muhammad saw yang kita mulai dar...