Home » » Peta Wilayah Madinah

Peta Wilayah Madinah

Peta Wilayah Madinah 


Analisa Peta



Madinah (sebelumnya bernama Yatsrib) dikelilingi oleh perkampungan kabilah-kabilah besar penduduk dari suku Arab dan Yahudi. Masjid Nabawi berada di tengah-tengan Madinah. Di bagian utara terdapat bani Haritsha, bani Abdul Asy’al, bani Abdul Harits dari khazraj. Di timur terdapat bani Najjar. Di barat terdapat bani Salamah. Di bagian selatan terdapat bani Zuraiq, bani Al Harits, bani waqif, bani Sa’idah, bani Bayidhah, bani Habby, bani Aur dari Khazraj, bani Unaif, bani Auf bin Malik, bani Jahja. Di tenggara terdapat perkampungan Yahudi : bani Qainuqa’, bani Quraizhah, bani Nadhir, dan perkampungan-perkampungan lainnya. Ada pula beberapa masjid yang pertama-tama dibangun Rasulullah, yaitu Masjid Sabaq, disebelah utara terdapat Masjid Nabawi dan masjid Al Fath di dekat Bukit Sala', disebelah barat Masjid Nabawi. Terdapat pula Masjid Quba' di Quba'


Sejarah Kota Madinah

Madinah Al Munawarah adalah kota suci kedua bagi umat Islam. Di sanalah terletak Masjid Nabawi yang didirikan tahun 622 atau tahun pertama hijriah, setelah Rasulullah SAW hijrah dari Makkah ke Madinah. Dulu kota ini bernama Yatsrib. Setelah Rasulullah SAW hijrah ke kota ini, Yatsrib dikenal dengan nama “Madinatur Rasul”. Kemudian, orang menyebut kota ini dengan “Al-Madinah”.
Ketika Rasulullah masuk Madinah, kaum Anshar mengelu-elukan beliau serta menawarkan rumah untuk beliau beristirahat. Namun Rasulullah SAW menjawab dengan bijaksana, yaitu untuk membiarkan unta miliknya berjalan, karena beliau diperintahkan oleh Allah SWT.
Rasulullah kemudian tinggal beberapa bulan di rumah Abu Ayub Al Anshari. Beliau mendirikan masjid (Nabawi) di atas sebidang tanah yang sebagian milik As’ad bin Zurrah, sebagian milik kedua anak yatim (Sahal dan Suhai), dan sebagian lagi tanah kuburan Musyrikin yang telah rusak. Tanah kepunyaan kedua anak yatim tadi dibeli dengan harga sepuluh dinar yang dibayar oleh Abu Bakar RA, sedangkan tanah kuburan dan milik As’ad bin Zurrah diserahkan sebagai wakaf. Rasulullah SAW meletakan batu pertama pendirian masjid, diikuti oleh sahabat-sahabat Nabi yaitu Abu Bakar, Umar, Utsmand dan Ali. Kemudian pengerjaan masjid dilakukan bersama-sama sampai selesai.
Saat selesai dibangun, kondisi masjid masih sangat sederhana tanpa hiasan, tanpa tikar dan untuk penerangan di malam hari digunakan pelepah kurma kering yang dibakar. Pagarnya dari batu tanah, tiang-tiangnya dari batang kurma dan atapnya pelepah daun kurma. Waktu itu Baitul Maqdis di Yerussalem menjadi kiblat karena perintah menghadap Ka’bah belum turun. Di sisi masjid dibangun tempat kediaman Rasulullah SAW dan keluarganya yang kemudian menjadi tempat pemakaman Rasulullah, keluarga dan para sahabat.
Khusus untuk makam Rasulullah SAW, Abu Bakar dan Umar Ibn Khotob RA berada di dalam area Mesjid Nabawi dan yang lainnya terkonsentrasi di pemakaman Baqi’ Gharqod yang berada di sebelah timur area Masjid Nabawi. Adapun para syuhada yang wafat pada perang Uhud banyak dimakamkan di bawah Jabah Uhud, yang salah satu diantaranya adalah Hamzah, paman Rasulullah SAW.
Dalam perkembangannya, Masjid Nabawi yang apabila sholat sekali di dalamnya maka nilainya seribu kali sholat, mengalami beberapa kali perombakan. Perubahan pertama adalah membangun mihrab setelah memindahan arah kiblat dari Baitul Maqdis ke Masjidil Haram di Makkah tahun 2 H setelah Rasulullah menerima perintah memindahkan arah kiblat. Setelah itu, dilakukan beberapa kali perluasan masjid untuk dapat menampung jamaah yang semakin bertambah besar.
Sebelum ketatangan Rasulullah SAW beserta sahabatnya, masyarakat Madinah terdiri dari beberapa suku besar yaitu Bani Aus dan Khazraj serta tiga suku Yahudi, yaitu Bani Qoinuqo’, Bani Quraidhah dan Bani Nadhir. Wilayah Madinah dikelilingi oleh gunung dan beriklim gurun tapi kaya dengan air, karena banyak lembah tempat berkumpulnya air dari dataran yang lebih tinggi.
Setelah kedatangan Rasulullah SAW, Madinah berkembang pesat, terutama di bidang ekomoni dan sosial budaya. Untuk mejaga kerukunan warga dan untuk mengakomodasi kepentingan masyarakat yang ada di Madinah termasuk kaum Yahudi, dibuatlah Piagam Madinah yang mengatur hak dan kewajiban anggota masyarakat. Rasulullah SAW menjadi pemimpin negara dan pemerintahhan dan menyebarkan ajaran Islam ke suluruh penjuru jazirah Arab.
Setelah Rasullullah SAW wafat, Madinah tetap melanjutkan risalah keimanan dan pengetahuannya. Kota ini menjadi pemerintah Khulafaa’ur Rasyidin, dan ibukota negara Islam yang berkembang. Madinah tetap menjaga persatuannya dengan memerangi orang-orang murtad, mengirimkan pendakwah dan pasukan penakluk ke seluruh penjuru, tetap mengapplikasikan warisan Rasulullah dalam kehidupan masyarakat.
Ketika kekhalifahan berpindah ke tangan Bani Umayyah di Damaskus pada tahun 40 H, kota Madinah terbebas dari beban politik, para penduduknya focus pada rutinitas harian dan kajian-kajian keilmuan di Mesjid Nabawi. Bangkit pula gerakan pengumpulan Hadits dan sejarah Islam dan muncul para ahli fiqih yang kompeten. Kota Madinah menjadi luas, bangunan-bangunan menyebar, rumah-rumah di sekitar lembah Aqiq bertambah ramai, bendungan-bendungan dibangun diatas lembah, dibangun area pertanian yang luas, juga bendungan air pertama yang mengatur sirkulasi air melalui saluran bawah tanah dari sumur-sumur daerah Quba’ menuju Masjid Nabawi dan daerah sekitarnya, yang mengairi kebun-kebun. Rakyat Madinah memberinya nama “mata air biru”. Masjid Nabawi direnovasi, dilakukan perluasan yang besar dengan teknologi dekorasi yang tinggi.
Saat kekhalifahan berpindah ke tangan Abbasiyah pada tahun 132 H, penduduk Madinah membai’at mereka, dan kehidupan pada masa itu berlangsung aman dalam kurun waktu lama sampa akhir abad ke-2 Hijriah. Terkecuali ketika terjadi dua peristiwa besar, yaitu pembunuhan beberapa orang dari bani Umayyah oleh bani Abbasiyah. Peristiwa lainnya adalah pemberontakan Muhammaz An-Nafsuz Zakiyyah terhadap khalifah Al-Manshur pada tahun 145 H. Beliau dikepung dan dibunuh bersama beberapa pembelanya oleh pasukan Abbasiyah yang menyerbu kota Madinah. Dan setelah itu, Madinah kembali pada jalurnya dalam keilmuan dan ekonomi, dan kemudian muncullah Imam Malik yang kajiannya dituju oleh para penuntut ilmu dari berbagai negara Islam.
Pada dekade kedua abad ke-3 Hijriah, kota Madinah menjadi tujuan umat muslim untuk berziarah ke Mesjid Nabawi dan bertemu dengan para ulama besar dunia Islam. Mereka saling bertemu di mesjid ini dan bertukar bacaan qira’at dan ijazah. Sebagian lagi berdiam untuk beberapa waktu untuk menyerap pelajaran-pelajaran agama.
Kota Madinah dikelilingi pagar yang dibangun pada tahun 263 H. Pagar tersebut menjaga penduduknya lebih dari dua abad. Para pembesar Abbasiyah dan Fathimiyyah berlomba-lomba untuk menarik hati penduduk Madinah dan berceramah di hadapan mereka di atas mimbar Masjid Nabawi, juga mengirimkan uang hadiah. Tak lama, bangunan-bangunan berdiri dan melewati pagar dari dua sisi, selatan dan barat. Mereka lalu membuat pagar ketiga dan meluaskan bangunan dengan sumbangan dana dari Sultan Nuruddin Zanki. Setelah itu, Shalahuddin Al-Ayyubi beserta anak-anaknya menjaga loyalitas penduduk Madinah terhadap pemerintahan Abbasiyah. Lalu keluarga Husainiyyah dari keluarha Al-Muhanna memerintah dan berpindahlah loyalitas mereka kepada pemerintah Mamalik di Mesir setelah tumbangnya pemerintahan Abbasiyah. Saat itu kota Madinnah menikmati otonomi daerahnya.
Pada zaman dinasiti Mamalik, gerakan keilmuan di kota Madinah semaki berkembang. Para ulama, sastrawan, dan sejarawan memperkaya pustaka Arab dengan karya-karya yang monumental, khususnya tentang sejarah kota Madinah dan tempat-tempat bersejarah di dalamnya. Era itu merupakan era terkaya Madinah. Sebelum runtuhnya dinasti Mamalik, pemerintak kota Madinah digabung ke dalam peperintaha Makkah, maka melemahlah kekuasaan Husainiyah, mereka dijadikan wakil dalam menjalankan pemeritahan mereka yang ikut kepada saudara sepupu mereka yang memerintah kota Makkah.
Saat kaisar Utsmaniyyah yang pertama bernama Salim berkuasa di Mesir, pemerintah kota Maakah mengirimkan kepadanya seorang utusan yang membawa kunci dua tanah suci, sebagai tanda tunduknya mereka pada kekuasaaan Utsmaniyyah. Itulah awal mula kota Hijjaz dengan dua kota sucinya masuk di dalam kekuasaan Utsmaniyyah.
Kekaisan Utsmaniyyah sangat memperhatikan kota Madinah dan mengirimkan dana yang besar. Mereka merenovasi pagarnya serta membangun benteng yang kokoh sebagai pengaman militer. Mereka juga mengatur sistem pemerintahannya dan tetap menjadikan pemerintaan kota Madinah bergabung dengan pemerintahan Makkah seperti sebelumnya. Kemudian secara bertahap kota Madinah diberi kebebasan. Pekerjaan militer ditentukan langsung dari ibukota kekaisaran, dan Syekh Masjid Nabawi menjadi sosok yang mempunyai kedudukan tertinggi secara administratif.
Orang-orang yang hijrah ke kota Madinah semakin banyak. Mereka datang dari berbagai negara Islam, baik perorangan maupun keluarga. Masyarakat Madinah menjadi masyarakat yang heterogen, perpaduan antara masyarakat Islam Eropa, Asia dan Afrika, khususnya pada abad terakhir dari dinasti Utsmaniyyah yang memerintah lebih dari 4 abad. Kota Madinah mencetak keseluruhan masyarakatnya dengan karakter agama dan kemasyarakatan. Ikatan kekeluagaan meluas antar suku dan negara untuk menambah keakraban dan keharmonisan antar masyarakat. Beberapa sekolah dan perpustakaan dibangun dan diwakafkan pleh para tokoh-tokoh terpandang dan para orang kaya.
Pada perempat awal abad ke-14 H, kota Madinah mengalami pertumbuhan dan kemakmuran yang besar. Kabel telegraf dan rel kereta api sudah memasuki Madinah atas prakarsa Sultan Abdul Hamid ke-2 yang berusaha keras untuk membangunnya demi kemudahan kaum muslimin menjalankan kewajiban ibadah haji, sekaligus agar menjadi jalur penghubung antar wilayah dalam negeri. Jumlah penduduk Madinah bertambah banyak hingga lebih dari tiga kali lipat, dan perdagangan pun semakin berkembang.
Saat terjadi Perang Dunia I, posisi sulit Dinasti Utsmaniah yang saat itu dikuasai oleh “Kelompok Persatun dan Kemajuan” mengakibatkan kota Madinah menderita kerugian yang besar. Pemimpin kota Makkah saat itu, Syarif Husain dan anak-anaknya memimpin revolusi besar melawan kekaisaran Utsmaniyyah dan berusaha menjatuhkan kekhalifahan. Dunia Islam terpecah belah diantara mereka, dan pemimpin Utsmaniyyah yang bernama Fakhri Pasha mengorbankan jiwa  raganya dalam membela kota Madinah yang kala itu dikepung oleh tentara Syarif Hussain. Beliau menganjurkan penduduk Madinah untuk hijrah keluar kota teresebut untuk menyudahi pertempuran yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Kemudian Fakhri Pasha menyuruh mereka yang belum keluar dari kota Madinah meningggalkan kota tersebut, hingga hanya sedikit yang tersisa dari penduduk Madinah, yaitu beberapa kekuarga saja. Pada awalnya, penduduk Madinah rela menghadapi kondisi seperti ini. Tapi ketika beban peperangan semakin berat, orang-orang yang berhijrah dari Madinah megalami hal-hal yang pahit; sebagian lain mengeluhkan kenaikan harga, kelaparan, dan pengepungan. Perlawanan Fakhri Pasha berlanjut sampai setelah jatuhnya ibukota kekhalifahan di tangan para sekutu, dan datangnya perintah dari mereka untuk menyerah. Sebagian pengikur berbalik melawannya dan menyerahkan kota Madinah kepada kekhalifahan Hasyimiyyah  pada tahun 1337 H.
Masyarakat Madinah mengirim surat kepada Raja Abdil Aziz yang saat itu berupaya mempersatukan negara. Raja Abdul Aziz kemudian mengirimkan putranya yang bernama Muhammad. Ia mengambil alih pemerintahan kota Madinah pada tahun 1344 H, lalu mewakili ayahnya dalam pengambilan bai’at (sumpah setia) dari penduduk Madinah. Sejak itulah era baru kehidupan kota Madinah yang suci dimulai. Kota tersebut masuk di dalam kawasan kerajaan Arab Saudi, dan menjadi salah satu dari wilayah pemerintahan yang terpenting.

10 Tempat di Kota Madinah yang wajib anda Kunjungi
Berikut kami sajikan 10 tempat paling bersejarah di kota Madinah Munawwarah-Arab Saudi yang biasa menjadi destinasi para jamaah Haji dan Umroh dari Indonesia:

1. Masjid Nabawi (Masjid Nabi)

tempat bersejarah madinah - masjid-nabawi-bola-lampu
Masjid Nabawi berada di Kota Madinah, Arab Saudi. Masjid ini dibangun oleh Nabi Muhammad SAW dan menjadi tempat makam beliau dan para sahabatnya. Masjid ini merupakan salah satu Masjid yang utama bagi umat Muslim setelah Masjidil Haram di Mekkah dan Masjidil Aqsa di Yerusalem, Palestina.
Masjid Nabawi adalah masjid kedua yang dibangun oleh Rasulullah SAW setelah Masjid Quba yang didirikan dalam perjalanan hijrah beliau dari Mekkah ke Madinah. Masjid Nabawi dibangun sejak saat-saat pertama Rasulullah SAW tiba di Madinah, tepatnya di tempat unta tunggangan Nabi SAW menghentikan perjalanannya.

2. Makam Nabi Muhammad SAW

tempat bersejarah madinah - makam Nabi SAW
Makam Nabi Muhammad SAW salah satu tempat bersejarah madinah yang terletak di sebelah timur Masjid Nabawi. Di tempat ini dahulu terdapat dua rumah, yaitu rumah Rasulullah SAW bersama Aisyah dan rumah Ali dengan Fatimah. Sejak Rasulullah SAW wafat pada tahun 11 H (632 M), rumah Rasulullah SAW terbagi dua.
Bagian arah kiblat (selatan) untuk makam Rasulullah SAW dan bagian utara untuk tempat tinggal Aisyah. Sejak tahun 678 H (1279 M), pada masa Dinasti Mamluk, di atasnya dipasang Kubah Hijau. Tepat di bawah Kubah Hijau jasad Rasulullah SAW dimakamkan. Di situ juga dimakamkan kedua sahabat, Abu Bakar dan Umar bin Khattab  yang dimakamkan dibawah kubah, berdampingan dengan makam Rasulullah SAW.

3. Raudhah

tempat bersejarah madinah - raudhah
Raudhah adalah ruang di bagian depan sisi kiri Masjid Nabawi Madinah, terletak di antara mimbar dan kamar Rasulullah SAW. Bagi jutaan jamaah haji dari seluruh penjuru dunia yang sedang berada di Madinah, Raudhah menjadi salah satu tempat yang paling dituju untuk bermunajat dalam rangkaian ibadah, setelah Arafah dan Multazam di Masjidil Haram.
Raudhah adalah tempat yang memiliki keutamaan karena rahmat dan anugerah kebahagiaan yang turun ke tempat itu dipercaya seperti anugerah yang turun ke taman surga, karena banyaknya dzikir kepada Allah SWT yang dilakukan terus menerus ditempat itu. Raudhah juga dianggap sebagai taman surga, sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadist yang diriwayatkan Abu Hurairah. Rasulullah bersabda :
Diantara rumah dan mimbarku adalah taman dari taman-taman surge, dan mimbarku di atas telingaku”.
4. Makam Baqi’
tempat bersejarah madinah - baqi
Baqi’ adalah tanah kuburan untuk penduduk sejak zaman jahiliyah sampai sekarang. Jamaah haji yang meninggal di Madinah dimakamkan di Baqi, letaknya di sebelah timur dari Masjid Nabawi. Di sinilah makam Ustman bin Affan ra, para istri Nabi, putra dan putrinya, dan para sahabat dimakamkan.

5. Masjid Quba

tempat bersejarah madinah - masjid QubaMasjid Quba adalah Masjid pertama yang dibangun oleh Rasulullah SAW pada tahun 1 Hijriah atau 622 Masehi di Quba, sekitar 5 km di sebelah tenggara kota Madinah. Dalam Al-Quran disebutkan bahwa Masjid Quba adalah Masjid yang dibangun atas dasar takwa.
Janganlah kamu bersembahyang dalam Masjid itu selama-lamanya. Sesungguhnya Masjid yang didirikan atas dasar takwa (Masjid Quba), sejak hari pertama adalah lebih patut kamu shalat di dalamnya. Di dalamnya Masjid itu ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. Dan sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bersih”. (QS. At Taubah : 108).

6. Masjid Qiblatain

tempat bersejarah madinah - masjid qiblatain
Masjid Qiblatain atau Masjid dua kiblat adalah salah satu tempat bersejarah madinah dan masjid terkenal di Madinah. Masjid ini mula-mula dikenal dengan nama Masjid Bani Salamah, karena Masjid ini dibangun di atas bekas rumah Bani Salamah. Pada permulaan Islam, orang melakukan Shalat dengan kiblat kea rah Baitul Maqdis (Masjidil Aqsa Palestina).
Kemudian belakangan turun wahyu kepada Rasulullah SAW untuk memindahkan kiblat kea rah Masjidil Haram di Mekkah. Peristiwa itu terjadi pada tahun kedua Hijriah hari senin bulan rajab waktu Dzuhur di Masjid Bani Salamah ini. Ketika itu Rasulullah SAW tengah shalat dengan menghadap kea rah Masjidil Aqsa. Di tengah shalat, tiba-tiba turunlah wahyu surat Al-Baqarah ayat 144 :
Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan dimana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. Dan sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Alkitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Tuhannya, dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan”. (QS. Al Baqarah : 144).

7. Jabal Uhud (Gunung Uhud)



tempat bersejarah madinah - Jabal Uhud di Madinah
Jabal Uhud di Madinah

Jabal Uhud adalah bukit yang mencintai kita dan kita mencintainya. Begitu Nabi bersabda soal Jabal Uhud, bukit kemerahan yang menjadi saksi gugurnya para syuhada di Madinah. Uhud adalah kawasan perang besar antara kaum Muslim dengan kafir Quraisy yang peristiwanya akan terus dikenang hingga akhir masa.

8. Makam Hamzah Paman Nabi SAW

tempat bersejarah madinah - makam hamzah
Tepat di depan jabal Uhud terletak makan Paman Nabi Saw.  Hamzah bin Abdul Mutholib merupakn paman nabi yang sangat disegani dam ditakuti kaum kafil Quraisy, beliau adalah pelindung nabi dan bergelar Singa dari padang pasir karena beliau gagah berani dan lihai berperang.  Dalam kisah tersendiri seperti yang bisa kita lihat dalam film Lion of The Dessert, Sayyidina Hamzah terbunuh secara tidak ksatria, ditombak dari belakang oleh seorang pembunuh bayaran yang disewa seorang kafir Mekah. Kuburan Hamzah Tidak Terletak di Makam Baqi’.
9. Parit Khandaq (Masjid Khamsah)
tempat bersejarah madinah - khandaq
Terletak sekitar 3 km sebelah barat laut Masjid Nabawi. Sejarah Masjid Khamsah ini berawal dari perang Ahzab. Kaum muslimin sebanyak 3000 pasukan berhadapan dengan pasukan koalisi yang terdiri dari 4000 pasukan kafir Quraisy yang bergabung dengan pasukan Yahudi dari Bani Quaraidhah dan lain-lain sebanyak 6000 orang, sehingga pasukan gabungan itu berjumlah 10.000 orang.
Untuk menghadapi pasukan Ahzab ini, Salman al-Farisi memberikan masukan yang cemerlang dengan cara membuat parit (Khandaq) sepanjang kurang lebih 2,5 km, kedalaman kurang lebih 3,5 meter dan lebar kurang lebih 4,5 meter. Kaum muslimin bertahan di belakang parit itu, sehingga pasukan lawan mendapat kesulitan untuk menyerang secara langsung.

10. Jabal Magnet

tempat bersejarah madinah - jabal-magnet-ok
Penamaan Jabal Magnet hanya terkenal di kalangan orang-orang Indonesia. Warga asli Madinah sendiri menyebutnya sebagai “Manthaqotul Baido” (tanah putih). Jabal Magnet terletak kira-kira 60 kilometer dari Kota Madinah dengan lokasi kanan kiri terdapat perbukitan. Namanya memang tak setenar tempat bersejarah lainnya yang ada di kota suci Madinah dan Makkah, seperti Jabal Uhud, Baqi’; Jabal Rahmah, dan lainnya. Namun, “Jabal Magnet” (Bukit Magnet) setiap tahun selalu dikunjungi jutaan manusia dari berbagai belahan dunia yang sedang menunaikan haji dan umrah atau pun sekedar wisata.



Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Jasa Pembuatan Website | Toko Online | Web Bisnis
Copyright © 2011. Nurul Asri - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger