Home » » Peta Lokasi Perang Badar

Peta Lokasi Perang Badar

Peta Lokasi Perang Badar


Perang Badar adalah peperangan yang terjadi di Badar tanggal 17 Ramadhan tahun 2 Hijriah, bertepatan dengan 624 Masehi. Badar adalah sebuah tempat pemberhentian dan perlintasan yang terletak di jalan utama dari Madinah ke Mekah atau ke Jeddah. Ia juga terletak dibarat daya Madinah, berjarak 148 km dari Mdinah. Disinilah, terjadi peperangan antara kaum musslimin dan kaum musyrikin Mekah. Dalam peperangan ini kaum muslimin berjumlah 313 orang langsung dipimpin oleh Rasulullah beranjak dari Madinah menuju wilayah perkebunan kurma yang berada di Al Udwatud Dunya. Sementara, dari arah selatan pasukan musyrikin datang dari Mekah dengan 950 orang dan berada di posisi Al Udwadul Quswa. Diantara kedua golongan pasukan itu terdapat Lembah Badar.


Sirah Nabawiyah

Rasulullah telah bersiap dengan mengutus Ali bin Abi Thalib, Zubair bin Awwam dan Sa'ad bin Abi Waqqas untuk menyelidiki kekuatan lawan. Kemudian, Rasulullah bersama kaum muslimin yang berjumlah 313 orang laki-laki dan 2 ekor kuda serta 70 onta pergi menuju suatu tempat, yaitu badar. Disini, mereka bertemu dengan pasukan Quraisy berjumlah 1000 orang lebih dibawah pimpinan Abu Sufyan bersama para pemanah, pasukan berkuda, dan segala kekuatan. Akan tetapi, Allah memberikan pertolongan pada peperangan ini sehingga peperangan pun dimenangkan kaum muslimin meskipun dengan jumlah pasukan yang lebih sedikit. Pada peperangan ini, umat Islam dapat merampas harta rampasan yang berlimpah dan peperangan ini menjadikan kaum muslimin semakin kuat dan kukuh di negeri Arab.Dari pihak kaum muslimin, orang pertama yang syahid adalah Umair bin Hamam Al Anshari. Dipihak Quraisy, pasukan mereka kocar-kacir dan lebih dari 24 pembesar Quraisy terbunuh, termasuk Abu Jahal.
Abu Sufyan yang berhasil melarikan diri sampai di Mekah. Berita kekalahan pasukan Quraisy menyebar. Orang pertama yang sampai di Mekah dan mengabarkan kekalahan ini adalah Al Haisuman bin Abdullah Al Khuza'y. Berita ini membuat penduduk Mekah semakin terpuruk. Apalagi para pembesar mereka turut tewas, yaitu Abu Hakam bin Sisyam, Umayah bin Khalaf, dan Utbah bin Rabi'ah.


Strategi Perang Badar. 

Akhirnya, kaum Quraisy maju dengan pasukan besar yang terdiri dari 1000 orang, 600 pakaian perang, 100 ekor kuda, 700 ekor unta, dan persediaan makanan mewah. Melihat pasukan Quraisy yang hendak menyerang kaum muslimin  tersebut, maka siasat segera dibangun, muali dari posisi pasukan hingga mengukur kekuatan lawan. Awalnya, Nabi Muhammad Saw. Menetapkan posisi disuatu tempat. Namun, saat sahabatnya "Hubab" bertanya apakah posisi itu merupakan petunjuk dari Allah dan Nabi Muhammad Saw. menjawab "bukan", maka Hubab menyarankan strategi lain, yakni berada diposisi ujung depan membelakangi sumur-sumur. Dengan demikian, diharapkan kaum Quraisy berperang tanpa akses air, sementara kaum muslimin mempunyai banyak cadangan air untuk minum selama berperang.

Kemudian, Sa'ad bin Muadh mengusulkan membangun benteng yang digunakan untuk melindungi Nabi Muhammad Saw saat perang badar berlangsung, sekaligus markas bagi pasukan muslimin. Nabi Muhammad Saw. dan Abu Bakar Ra. tinggal didalam benteng tersebut, Sementara Saad bin Muadh dan sekumpulan lelaki menjaganya. Strategi ini digunakan karena kaum muslimin merasa keberatan bila Nabi Muhammad Saw. berada di garis depan. Mereka khawatir jika pasukan muslimin kalah, kemudian pemimpin mereka ditawan lawan. 

Untuk mengetahui kekuatan musuh dalam Perang Badar tersebut, nabi Muhammad mengutus sahabatnya untuk melihat banyaknya unta yang dipotong untuk santapan pasukan Quraisy tersebut. Setelah sahabat tersebut melakukan pengintaian, ternyata Pasukan Quraisy menyembelih 9-10 ekor. Dari hasil ini, Nabi muhammad dapat menafsirkan bahwa jumlah kekuatan lawan sekitar 1000 orang. 

Dalam Perang Badar ini, kaum Quraisy ingin sekali memenangkannya agar seluruh bangsa Arab merasa takut dengan mereka. Mereka berupaya untuk menghancurkan kaum muslimin dan mendapat keagungan serta kehebatannya. Sementara bagi kaum muslim sendiri, perang ini merupakan peperangan pertama setelah hijrah dari Makkah ke Madinah. Perang Badar ini juga merupakan peperangan hidup mati dalam sejarah. Sebab apabila kaum muslimin yang mempunyai pengikut sedikit tersebut kalah dalam perang dan terbunuh semua, maka tidak akan ada kelanjutan ajaran Islam lagi.


Jalanya Perang Badar

Akhirnya Perang Badar tidak dapat dihindarkan. Pada awalnya, para jagoan dari masing-masing kubu maju saling beradu satu sama lain. Azwad bin Abdul Asad dari pihak Quraisy menerjang maju dan langsung tersungkur oleh pedang Hamzah, kemudian dua saudara Uthba dan Syaiba bin Rabia, sera Walid anak Uthba maju bersama yang segera disongsong Hamzah,Ali,dan Ubaida Bin Harith. Ketiga jagoan dari Quraisy tersebut tewas terkena sabetan pedang masing-masing jagoan kaum muslimin tersebut.
Akhirnya, pertempuran dalam perang badar pun secara serentak terjadi di semua lini. Bilal bin Rabah dari kaum muslimin berhasil menewaskan belas tuannya, Umayya. Peperangan terus berkecamuk dan membuat pasukan Quraisy kalah. Menjelang berakhirnya perang, pasuka muslim terbagi dalam tiga kelompok. Satu kelompok mengejar pasukan kafir yang melarikan diri. Kelompok kedua mengumpulkan sisa-sisa perang yang berserakan. Adapun kelompok ketiga berdiri mengelilingi Nabi Muhammad Saw., berjaga-jaga jika saja ada orang musuh yang menyelinap hendak mencelakainya.

Akhir Perang Badar

Akhir Perang Badar ditandai dengan kemenangan kaum muslimin. Beberapa orang kaum Quraisy berhasil ditawan. Mengenai tawanan ini kaum muslimin mendebatkan tentang bagaimana menanganinya. Abu Bakar yang dikenal lemah lembut, meminta agar tawanan ditahan secara wajar sampai kaum Quraisy menebusnya. Dan, hal ini sudah menjadi tradisi bangsa Arab jika terjadi perang dan ada tawanan. Namun Umar yang memiliki sikap tegas dan keras meminta agar semua tawanan dibunuh. Akhirnya Nabi Muhammad memutuskan untuk mengambil pendapat Abu Bakar.


Setelah Perang Badar berakhir, kaum Quraisy di Makkah sangat muram. Sepulang dari perang tersebut, Abu Lahab pun terserang demam sampai ia meninggal. Namun, Hindun bin Uthba justru menggalang kembali kekuatan. Ia bersumpah akan membalas dendam kematian ayah, paman, serta saudara-saudaranya pada saat perang badar berlangsung. Dan sumpahnya tersebut ia buktikan dalam perang Uhud, perang besar selanjutnya. (untuk mengetahui sejarah Perang Uhud, akan diposting dalam artikel selanjutnya)

KESIMPULAN - Dari seorang ahli sejarah non muslim, Perang Badar adalah perang yang sangat penting dalam sejarah kehidupan manusia, karena berdampak jangka panjang terhadap sejarah kemanusiaan, khususnya umat Islam. Dalam Perang Badar ini, jumlah korban yang tewas sangat sedikit, yaitu 70 jiwa dari kafir dan 14 jiwa dari pihak muslim.

Demikian pembahasan mengenai Sejarah dan Kisah Perang Badar secara lengkap dan jelas. Semoga artikel tersebut bermanfaat bagi pembaca dan menambah wawasan kita. Terimakasih sudah membaca. Jangan lupa baca artikel menarik lainnya.

Video Film Perang Badar Klik Disini

Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Jasa Pembuatan Website | Toko Online | Web Bisnis
Copyright © 2011. Nurul Asri - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger