Home » , » Kesetiaan Nabi Harun, Kawan Seperjalanan Nabi Musa

Kesetiaan Nabi Harun, Kawan Seperjalanan Nabi Musa


Kisah Nabi
 Harun AS tak bisa dipisahkan dari saudaranya, Nabi Musa ASNabi Harun lebih tua dari Musa, tapi beberapa sumber menuliskan perbedaan soal selisih usia--ada yang menulis tiga tahun tapi ada pula yang menulis satu tahun. Disebutkan pula bahwa Harun masih keturunan Nabi Ibrahim AS.

Nama lengkapnya, Harun bin Imran bin Qahits bin Lawi bin Ya'qub bin Ishaq bin Ibrahim.

Nabi Harun dikenal sebagai pribadi yang jujur dan fasih dalam berbicara. Disebutkan dalam sejumlah sumber bahwa Nabi Harun mendapat tugas untuk menemani Musa berdakwah, menyampaikan ajaran Allah SWT.

Di dalam Alquran, nama Harun pun kebanyakan dirangkai dengan nama Musa. Sebab kisah hidup dan perjalanan keduanya memang kerap berimpitan. Nama Nabi Harun setidaknya disebut 19 dalam Alquran. Nama Harun pertama kali disebut dalam Mushaf pada Surat Al-Baqarah ayat 248.

Diceritakan pula, bahwa Musa sendiri yang meminta kepada Allah SWT agar Harun menjadi rekan seperjalanannya. Ini juga disebutkan dalam firman Allah Surat Thaha ayat 29-32.

وَٱجۡعَل لِّي وَزِيرٗا مِّنۡ أَهۡلِي ٢٩ هَٰرُونَ أَخِي ٣٠ ٱشۡدُدۡ بِهِۦٓ أَزۡرِي ٣١ وَأَشۡرِكۡهُ فِيٓ أَمۡرِي ٣٢

Artinya: Dan jadikanlah untukku seorang pembantu dari keluargaku (yaitu) Harun saudaraku. Teguhkanlah dengan dia kekuatanku, dan jadikanlah dia sekutuku dalam urusanku. (Q. S. Thaha 20: 29-32).

Musa menyadari bahwa dirinya tak terlalu cakap berbicara. Karena itu Harun lah yang selalu mendampingi Musa.

Harun juga yang menjadi juru bicara ketika Musa kelak bertemu lagi dengan Firaun, menghadapi Bani Israil yang diceritakan suka membantah dan tak selalu patuh pada mereka berdua, hingga saat menyeberang ke Sinai. Harun juga menjadi juru bicara untuk menyampaikan pesan ke umat ketika Nabi Musa menerima wahyu.

Kendati, kecakapan Harun sempat diragukan oleh umat Musa. Orang-orang itu mulanya menganggap Harun tak sehebat Nabi Musa.

Dalam buku "The Prophets, Kisah Hikmah 25 Nabi Allah" dikisahkan, umat tak mau mendengarkan Harun karena dianggap tak dapat 'menghadirkan' Allah sebagaimana yang dilakukan Musa.

"Allah selalu berbicara langsung kepada Musa tanpa perantara, sedangkan Harun tidak terlihat semegah Musa dalam menunjukkan mukjizatnya. Tuhan berbicara kepada Harun melalui qalb atau perantara malaikat," tulis buku karya Dian Noviyanti tersebut.

Umat diceritakan belum siap menerima nabi selain Musa, mereka hanya memahami bahwa seorang nabi selayaknya harus seperti Musa. Lantas Harun pun memberi pengertian kepada umat untuk bersabar dan menunggu hingga Musa kembali.

Saat itu, Nabi Musa AS harus pergi ke Bukit Tursina untuk menerima wahyu Allah SWT. Maka Harun didaulat menjadi penggantinya untuk sementara. Pada tenggang masa itu, penduduk Bani Israil kepincut oleh muslihat seorang penduduk bernama Samiri. Diceritakan bahwa Samiri membawa patung anak sapi dari emas yang dikisahkan saat itu bisa 'hidup'. Sejak lama, Mesir menjadikan sapi sebagai simbol kemakmuran.

Itu sebab Bani Israil yang hidup lama di Mesir mencontoh kebiasaan bangsa Mesir. Hingga akhirnya, umat pun kembali menyembah berhala.

Harun mengingatkan, tapi ia justru tak digubris oleh penduduk Bani Israil. Bahkan mereka mengancam hendak membunuh Nabi Harun AS.

Sekalipun begitu Nabi Harun tetap menjalankan amanah dengan sebaik-baiknya.

"Hai kaumku, sesungguhnya kalian diuji dengan patung anak sapi tersebut. Sesungguhnya hanya Tuhan yang Maha Pemurah, maka ikutlah aku dan taatilaah perintahku," kata Nabi Harun sebagaimana dikutip dari buku "The Prophets".

"Kami akan tetap menyembah patung anak sapi ini hingga Musa kembali kepada kami," umat tersebut menjawab seperti dikisahkan dalam buku yang sama.

Nabi Harun tetap melanjutkan dakwah, terus berdakwah dan menyampaikan ajaran Allah SWT sekalipun ditolak dan diancam.

Sekembalinya Musa, betapa terkejut ia melihat umatnya kembali menyembah berhala. Nabi Musa pun diceritakan menegur Nabi Harun kaarena dianggaap tak bisa menjaga keimanan umat. Harun menjelaskan bahwa ia telah menyeru umat untuk kembali kepada Allah, tapi umatnya tak percaya.

Selain itu Harun kala itu, tak mau membuat pertikaian di antara umat karena berbeda pendapat--yang menganggap hanya Nabi Musa satu-satunya yang hebat dan layak menjadi nabi. Ia tak ingin umat terpecah menjadi beberapa golongan, karena itu Harun memilih diam dan menunggu Musa kembali.

Mendengar itu semua, Nabi Musa pun berdoa kepada Allah, "Ya Tuhanku, ampunilah aku dan saudaraku (Harun) dan masukkanlah kami ke dalam rahmat Engkau dan Engkau adalah Maha Penyayang di antara para penyayang".

Nabi juga dikisahkan meminta pengampunan dan memohon untuk kembali dibukakan jalan bertobat.

Dari kisah Nabi Harun, manusia bisa belajar soal ketetapan hati menjalankan amanah yang sudah dipercayakan. Sekalipun itu berat dan mengalami penolakan ataupun rintangan lain.

Selain itu, Nabi Harun juga mampu menahan diri supaya tak menimbulkan permasalahan yang lebih besar. Ini terjadi saat ia menghadapi umat yang tidak percaya terhadap dirinya. Alih-alih melawannya balik dan berpotensi memunculkan perpecahan, ia memilih tetap tenang, bersabar sembari berdoa. (NMA/NMA) 

Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Jasa Pembuatan Website | Toko Online | Web Bisnis
Copyright © 2011. Nurul Asri - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger