Home » » Peta Wilayah Perang Uhud

Peta Wilayah Perang Uhud

Analisa Peta
Perang Uhud adalah peperangan antara kaum muslimin dan kaum musyrikin Mekah yang terjadi pada tahun 3 hijriyah di Gunung Uhud. Gunung kecil yang terdiri dari batu hitam diselimuti oleh tanah kering ini tingginya 1.050 meter, terletak disebelah barat Laut Madinah, tepatnya 5 km arah utara dari Masjid Nabawi dan arah selatan dari Gunung Tsur.


Dalam pertempuran itu, kaum muslimin mulanya berada dilembah gunung (cekungan tengah gunung). Posisi tersebut sangat strategis untuk menguasai keadaan karena kaum musyrikin berada dilereng-lereng dan kesulitan untuk melancarkan serangan. Akan tetapi, kemudian keadaan terbalik setelah kaum muslimin berpindah posisi ke lereng untuk mengambil harta rampasan. Situasi tersebut tidak disia-siakan kaum musyrikin pimpinan Khalid Bin Walid yang merengsek ke arah belakang gunung dan menduduki posisi cekungan gunung.

Sirah Nabawiyah

Sejarah Islam mencatat sejumlah peperangan yang menjadi bukti perjuangan Nabi Muhammad SAW dan kaum Muslimin kala itu. Salah satu peristiwa penting yang terjadi di masa Rasulullah SAW yang terjadi pada bulan Syawal adalah Perang Uhud.

Bukit Uhud

Perang ini terjadi pada bulan 10-15 tahun 3 Hijriyah. Sesuai namanya, Perang Uhud terjadi di kaki gunung Uhud. Uhud sendiri merupakan nama sebuah gunung yang terletak di sebelah utara kota Madinah dan sekitar tiga mil jarak dari kota itu.

Perang Uhud ini menjadi ajang balas dendam kekalahan kaum kafir Quraisy dalam Perang Badar sebelumnya. Dengan demikian, pasukan kaum Musyrikin telah melakukan persiapan dengan matang untuk menyerang kaum Muslimin.

Seperti dinukilkan dari buku berjudul Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad SAW Jilid 3 oleh KH. Moenawar Chalil, disebutkan setidaknya lebih dari 3.000 tentara disiapkan, di antaranya 200 orang berkuda dengan bersenjata lengkap dan lainnya berkendaraan unta, dan 700 orang memakai baju besi.

Dipimpin oleh Abu Sufyan, tentara Musyrikin bergerak menuju Madinah sembari membawa tuhan mereka yang paling besar, yaitu Hubal dan diiringi perempuan-perempuan penyanyi. Sementara itu, dari kalangan kaum Muslimin, Rasulullah SAW mengerahkan setidaknya 1.000 tentara yang juga dipimpin olehnya langsung. 

Akan tetapi, sebanyak 300 orang yang merupakan orang-orang munafik mundur dan menarik diri dari peperangan. Golongan munafik tersebut dipimpin oleh Abdullah bin Ubay.

Dengan semangat ke medan perang, Nabi Muhammad SAW dan pasukan kaum Muslimin berangkat menuju Uhud pada waktu pagi, Sabtu tanggal 11 Syawal tahun ke-3 Hijriyah, dan kemudian pada petang hari itu juga mereka telah kembali ke Madinah. Namun, setelah dari Uhud tersebut dan kembali ke Madinah, Nabi SAW selanjutnya melakukan persiapan perang kembali.

Dalam pertempuran Uhud ini, pasukan kaum Muslimin terdesak dan mendapat kekalahan besar. Banyak di antara tentara Islam yang gugur dalam perang tersebut. 

Perang Uhud, Ketika Kemenangan Nyaris Berpihak pada Muslimin. Suasana di kaki Gunung Uhud, Madinah. Rekahan tak jauh dari kaki gunung itu disebut sebagai tempat berlindung Rasulullah saat pasukan Muslim terdesak pada Perang Uhud.

Dalam kitab-kitab tarikh menurut riwayat Ibnu Hisyam dalam Sirahnya disebutkan, tentara kaum Muslimin yang gugur dalam Perang Uhud berjumlah sekitar 70 orang. Salah satu dari golongan muhajirin yang wafat sekaligus merupakan paman Nabi Muhammad SAW adalah Hamzah bin Abdul Muthalib. Para syuhada yang gugur dalam perang ini dikuburkan di lokasi perang di Gunung Uhud.

Bahkan, Nabi Muhammad SAW pun mengalami luka parah dari serangan musuh. Utbah bin Abi Waqqash melemparkan potongan besi dan mengenai muka Nabi hingga, wajah beliau terluka dan salah satu gigi depan beliau patah. 

Pipi Nabi SAW juga terkena lemparan dua potong besi yang berasal dari kaitan baju rantai oleh Abu Qam'ah. Kuatnya lemparan itu membuat besi masuk dan menembus ke bagian dalam pipi beliau. Melihat itu, Hathib bin Abi Balta'ah kemudian mengejar dan membunuh Utbah.

Tidak hanya itu, Abdullah bin Syihab juga melemparkan batu dengan keras ke arah Nabi SAW. Sehingga, dahinya luka parah dan giginya pecah masuk menembus daging bibir beliau. 

Abu Ubaidah bin Jarrah lantas berupaya mencabut dua potong besi dari kaitan baju rantai yang menembus pipi Nabi SAW, namun ketika besi itu dicabut, dua gigi Abu Ubaidah ikut tanggal. Para sahabat berupaya keras melindungi Nabi SAW dari serangan musuh.  

Secara jumlah dan alat perang, pasukan kaum Muslimin memang kalah dibandingkan dengan pasukan musyrikin Quraisy. Di samping itu, kekalahan ini juga disebabkan karena sebagian tentara Muslim menyalahi perintah Nabi SAW sebagai panglima perang.

Awalnya, kemenangan dalam Perang Uhud nyaris berpihak kepada kaum Muslimin. Kawasan Bukit Uhud yang bergunung-gunung memudahkan penyusunan strategi perang yang dilakukan Nabi SAW. Beliau menempatkan 50 orang pemanah andal di lereng-lereng gunung sebagai penyerang utama. Mereka diperintahkan agar tidak meninggalkan posisi mereka.

Jabal ruma adalah bukit yang dipercaya sebagai tempat pasukan pemanah Muslim saat Perang Uhud. Sejumlah orang mengunjungi dan naik ke Bukit atau Jabal Ruma
Dengan posisi itu, tentara Islam dapat menyerang pasukan Quraisy dengan mudah. Sebab, tentara kafir berlarian dan meninggalkan banyak harta serta senjata. Hal inilah yang kemudian menjadi penyebab kekalahan kaum Muslim.

Rupanya, hal itu membuat pasukan Muslim lengah. Pasukan pemanah meninggalkan posisi mereka karena mengira perang telah berakhir. Sementara panglima pasukan berkuda Quraisy, Khalid Al-Walid, memanfaatkan kesempatan dalam kelengahan tentara Islam itu. 

Ia menyusun strategi dan berbalik menyerang pasukan pemanah Islam serta merebut harta yang ditinggalkan. Tentara Quraisy juga menyerang pasukan Islam dari arah belakang.

Akibatnya, pasukan Islam terpukul mundur. Kekalahan pada Perang Uhud ini menjadi pelajaran penting bagi kaum Muslimin agar senantiasa tunduk dan patuh pada perintah pimpinan.

Perang Uhud juga mencatat adanya keterlibatan kaum perempuan. Disebutkan, perempuan dari tentara kaum Muslimin ikut berperang dan membantu dalam mengambilkan air minum, menyediakan makanan, serta membuat obat-obatan bagi yang terluka. Di antara mereka adalah Aisyah (istri Nabi SAW), Fathimah (putri Nabi), Shafiyyah (ibu dari Zubair dan saudara Hamzah), Ummu Sulaim (ibu dari Anas).

 

 

Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Jasa Pembuatan Website | Toko Online | Web Bisnis
Copyright © 2011. Nurul Asri - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger