Empat perempuan muslim paling berpengaruh di abad 21
Perempuan muslim sejagat banyak sekali mengalami tindakan
diskriminasi. Di sejumlah negara Islam konservatif, banyak sekali kaum
hawa mendapat perlakuan tidak manusiawi. Anda tentu masih ingat kasus di
Afghanistan ketika dua gadis mandi hujan, mereka langsung dibunuh
keluarganya sebab tindakan itu dinilai memalukan.
Malala Yousafzai menjadi saksi hidup tindakan brutal kelompok
ekstremis Islam Taliban tidak senang jika perempuan bisa membaur di
publik. Para lelaki ini merasa wanita tidak pantas mendapat pendidikan.
Perlakuan mereka tidak didasari alasan kuat apa pun. Jika mereka
menyeret ajaran-ajaran Nabi Muhammad pun, Rasulullah bahkan menyuruh
setiap muslim memiliki ilmu. Iqra atau bacalah menjadi kunci utama umat
Islam berhak mencari pengetahuan seluas-luasnya tanpa disebutkan kelamin
mana berhak mendapat pengajaran.
Siapa saja perempuan paling berpengaruh abad 21 ini? Dilansir dari elanthemag.com, berikut ulasan selengkapnya.
1. Pegiat Suraya Pakzad
Suraya Pakzad asal Afghanistan menjadi perempuan muslim berpengaruh
sejagat abad 21. Dia pendiri Organisasi Suara Perempuan bergerak di
bidang konsultasi, pelatihan kerja, tempat penampungan para perempuan
tidak diinginkan, tempat berlindung perempyan yang dilecehkan, bahkan
terancam dibunuh, serta mengawal kaum hawa mendapatkan perlindungan
hukum.
Pakzad sadar betul posisinya menjadi pegiat di negeri Islam konservatif. Saban hari dia mendapat ancaman hendak dihilangkan nyawanya. Bayang kematian sudah menjadi teman bagi dia. Namun perempuan ini tidak gentar. Atas jasanya Pakzad mendapat penghargaan dari Konferensi Perempuan Internasional pada 2008.
Pakzad sadar betul posisinya menjadi pegiat di negeri Islam konservatif. Saban hari dia mendapat ancaman hendak dihilangkan nyawanya. Bayang kematian sudah menjadi teman bagi dia. Namun perempuan ini tidak gentar. Atas jasanya Pakzad mendapat penghargaan dari Konferensi Perempuan Internasional pada 2008.
2. Aktris Soreh Aghdaslo
Soreh Aghdaslo menjadi perempuan Iran pertama masuk dalam nominasi
aktris pendukung terbaik penghargaan film bergengsi sejagat Oscar pada
2003. Kepiawaiannya berakting di film Pasir dan Kabut (Sand and Fog)
membuatnya sejajar dengan sineas papan atas Amerika Serikat seperti
Jodie Foster, Meryl Streep, dan sebagainya.
Sejumlah film tersohor dibintangi Aghdaslo diantaranya serial televisi terkenal Ruang Darurat (Emergency Room), dan memenangkan penghargaan Emmy untuk serial televisi Rumah Saddam pada 2008.
Sejumlah film tersohor dibintangi Aghdaslo diantaranya serial televisi terkenal Ruang Darurat (Emergency Room), dan memenangkan penghargaan Emmy untuk serial televisi Rumah Saddam pada 2008.
3. Ratu Nur dari Yordania
Ratu Nur dari Yordania janda dari almarhum Raja Hussein. Dia lulusan
Universitas Priceton Amerika Serikat, seorang penulis, diplomat, dan
tokoh Perserikatan Bangsa-Bangsa serta menjadi pakar politik Timur
Tengah. Dia perempuan pertama dan mungkin satu-satunya wanita muslim
menjadi jembatan antara negara-negara Arab terkenal konservatif dan
selalu konflik dengan dunia.
Ratu Nur mempunyai penerus yakni Ratu Rania. Namun mempunyai gaya diplomatik berbeda. Banyak orang mengatakan Ratu Nur lebih kuat pengaruhnya ketimbang si penerus, Rania.
Ratu Nur mempunyai penerus yakni Ratu Rania. Namun mempunyai gaya diplomatik berbeda. Banyak orang mengatakan Ratu Nur lebih kuat pengaruhnya ketimbang si penerus, Rania.
4. Azar Nafisi
Penulis perempuan muslim Azar Nafisi mampu mempengaruhi sejagat lewat
aksaranya. Wanita asal Iran inilah yang menulis buku laris Membaca
Lolita di Teheran (Reading Lolita in Tehran) berisi perjuangan perempuan
di banyak negara Islam konservatif untuk mendapat hak-hak mereka.
Banyak negara mayoritas muslim justru menjadi teror menakutkan bagi kaum
hawanya. Nafisi mampu membangkitkan semangat perempuan lewat tulisan
dia.
Sebenarnya tradisi sastra modern perempuan Iran tidak dimulai dari Nafisi. Ada sastrawan Faruk Farukzad juga berpengaruh. Namun buku Lolita menjadi terbaik di waktu dan kesempatan yang pas pada zamannya.
Sebenarnya tradisi sastra modern perempuan Iran tidak dimulai dari Nafisi. Ada sastrawan Faruk Farukzad juga berpengaruh. Namun buku Lolita menjadi terbaik di waktu dan kesempatan yang pas pada zamannya.
Posting Komentar