Universitas Islam Tertua di Dunia
Islam sangat memandang penting dunia pendidikan. Nabi Muhammad SAW dalam banyak hadis menekankan betapa esensialnya pendidikan bagi umat. Karena itu, dalam sejarah Islam tolok ukur kemajuan selalu terletak pada hal tersebut.
Untuk mengembangkan pendidikan, adanya perguruan tinggi atau universitas sangatlah perlu. Di sanalah tempat mencetak para intelektual Muslim. Pembangunan kampus-kampus dalam sejarah peradaban Islam dimulai sejak abad pertengahan atau era keemasan Islam.
Hingga kini universitas tersebut tetap eksis dan melanjutkan upaya mencetak intelektual-intelektual muda Muslim. Usianya yang sudah ratusan tahun membuatnya makin matang.
Keberadaannya sangat disegani dan diperhitungkan. Sudah ribuan bahkan jutaan sarjana yang dihasilkan. Mereka mewarnai peradaban dan perkembangan dunia Islam.
Universitas al-Qarawiyyin
Al-Qarawiyyin adalah bagian dari masjid dan didirikan pada 859 Masehi oleh Fatima al-Fihria, putri seorang pedagang kaya bernama Muhammad al-Fihri. Keluarga al-Fihri telah bermigrasi dari Kairouan (di sinilah asal nama masjid), Tunisia ke Fes pada awal abad ke-9.
Universitas al-Qarawiyyin berlokasi di Maroko dan didirikan oleh seorang Muslimah, Fatima al-Fihri, pada abad kesembilan. - (DOK WIKIPEDIA) |
Selain tempat untuk ibadah, masjid segera berkembang menjadi tempat untuk pelajaran agama dan diskusi politik, secara bertahap memperluas pendidikan untuk berbagai mata pelajaran, khususnya ilmu alam.
Lambat laun materi yang diajarkan dan dibahas dalam ajang diskusi itu berkembang mencakup berbagai bidang. Tak cuma mengkaji Alquran dan fikih, tapi juga meluas hingga ke bidang tata bahasa, logika, kedokteran, matematika, astronomi, kimia, sejarah, geografi, bahkan musik.
Beragam topik yang disajikan oleh para ilmuwan terkemuka ini akhirnya membetot perhatian para pelajar dari berbagai belahan dunia. Sejak itulah, aktivitas keilmuan di Masjid al-Qarawiyyin berubah menjadi kegiatan keilmuan bertaraf perguruan tinggi.
Unversitas Sankore
Universitas yang ada di Timbuktu, Mali, Afrika Barat, ini selama empat abad lamanya sempat menjelma menjadi lembaga pendidikan berkelas dunia. Didirikan pada 989 Masehi, Universitas Sankore menyedot perhatian kalangan muda dari berbagai penjuru dunia untuk menimba ilmu di dalamnya.
Corak khas arsitektur Islam di Universitas Sankore, Mali. - (DOK WIKIPEDIA) |
Pada abad ke-12, jumlah mahasiswanya mencapai 25 ribu orang. Padahal, jumlah penduduk Kota Timbuktu di masa itu hanya berjumlah 100 ribu jiwa. Universitas ini diakui kualitasnya karena lulusannya mampu menghasilkan publikasi berupa buku dan kitab yang berkualitas.
Buktinya, baru-baru ini di Timbuktu, Mali, ditemukan lebih dari satu juta risalah. Selain itu, di kawasan Afrika Barat juga ditemukan tak kurang dari 20 juta manuskrip.
Aktivitas keilmuan di Sankore bemula dari masjid. Pada 989 M kepala hakim di Timbuktu bernama Al-Qadi Aqib bin Muhammad bin Umar memerintahkan berdirinya Masjid Sankore. Di masjid itulah kemudian aktivitas keilmuan tumbuh pesat. Seorang wanita Mandika yang kaya raya lalu menyumbangkan dananya untuk mendirikan Universitas Sankore.
Universitas Al-Azhar
Universitas ini dididirikan pada 969 M. Bangunan Al Azhar berhubungan dengan Masjid Al- Azhar di wilayah Kairo Kuno. Sumber lain menyebut, universitas ini didirikan pada 970-972 M.
Universitas ini awalnya fokus pada bidang agama, tapi kemudian mengajarkan pula ilmu-ilmu pengetahuan modern. Universitas Al Azhar dibangun pada masa pemerintahan Dinasti Fatimiyah, sementara nama Al-Azhar diambil dari nama Sayyidah Fatimah az-Zahra, putri Nabi Muhammad SAW.
Perkuliahan pertama di Al-Azhar diberikan oleh Ketua Mahkamah Agung Abul Hasan Ali bin Al-Nu'man dengan mengambil topik yurisprudensi Syiah yang bersumber dari kitab Al-Ikhtisar.
Keberadaan Al-Azhar sebagai sebuah institusi pendidikan terkemuka dan modern juga mendapat pengakuan dari Napoleon Bonaparte. Napoleon menyebut Al-Azhar sebagai tandingan Sorbonne, universitas tertua dan terbaik di daratan Prancis.
Sumber : republika
Peta Wilayah Perang Uhud
Dalam pertempuran itu, kaum muslimin mulanya berada dilembah gunung (cekungan tengah gunung). Posisi tersebut sangat strategis untuk menguasai keadaan karena kaum musyrikin berada dilereng-lereng dan kesulitan untuk melancarkan serangan. Akan tetapi, kemudian keadaan terbalik setelah kaum muslimin berpindah posisi ke lereng untuk mengambil harta rampasan. Situasi tersebut tidak disia-siakan kaum musyrikin pimpinan Khalid Bin Walid yang merengsek ke arah belakang gunung dan menduduki posisi cekungan gunung.
Sejarah Islam mencatat sejumlah peperangan yang menjadi bukti perjuangan Nabi Muhammad SAW dan kaum Muslimin kala itu. Salah satu peristiwa penting yang terjadi di masa Rasulullah SAW yang terjadi pada bulan Syawal adalah Perang Uhud.
Bukit Uhud |
Perang ini terjadi pada bulan 10-15 tahun 3 Hijriyah. Sesuai namanya, Perang Uhud terjadi di kaki gunung Uhud. Uhud sendiri merupakan nama sebuah gunung yang terletak di sebelah utara kota Madinah dan sekitar tiga mil jarak dari kota itu.
Perang Uhud ini menjadi ajang balas dendam kekalahan kaum kafir Quraisy dalam Perang Badar sebelumnya. Dengan demikian, pasukan kaum Musyrikin telah melakukan persiapan dengan matang untuk menyerang kaum Muslimin.
Seperti dinukilkan dari buku berjudul Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad SAW Jilid 3 oleh KH. Moenawar Chalil, disebutkan setidaknya lebih dari 3.000 tentara disiapkan, di antaranya 200 orang berkuda dengan bersenjata lengkap dan lainnya berkendaraan unta, dan 700 orang memakai baju besi.
Dipimpin oleh Abu Sufyan, tentara Musyrikin bergerak menuju Madinah sembari membawa tuhan mereka yang paling besar, yaitu Hubal dan diiringi perempuan-perempuan penyanyi. Sementara itu, dari kalangan kaum Muslimin, Rasulullah SAW mengerahkan setidaknya 1.000 tentara yang juga dipimpin olehnya langsung.
Akan tetapi, sebanyak 300 orang yang merupakan orang-orang munafik mundur dan menarik diri dari peperangan. Golongan munafik tersebut dipimpin oleh Abdullah bin Ubay.
Dengan semangat ke medan perang, Nabi Muhammad SAW dan pasukan kaum Muslimin berangkat menuju Uhud pada waktu pagi, Sabtu tanggal 11 Syawal tahun ke-3 Hijriyah, dan kemudian pada petang hari itu juga mereka telah kembali ke Madinah. Namun, setelah dari Uhud tersebut dan kembali ke Madinah, Nabi SAW selanjutnya melakukan persiapan perang kembali.
Dalam pertempuran Uhud ini, pasukan kaum Muslimin terdesak dan mendapat kekalahan besar. Banyak di antara tentara Islam yang gugur dalam perang tersebut.
Dalam kitab-kitab tarikh menurut riwayat Ibnu Hisyam dalam Sirahnya disebutkan, tentara kaum Muslimin yang gugur dalam Perang Uhud berjumlah sekitar 70 orang. Salah satu dari golongan muhajirin yang wafat sekaligus merupakan paman Nabi Muhammad SAW adalah Hamzah bin Abdul Muthalib. Para syuhada yang gugur dalam perang ini dikuburkan di lokasi perang di Gunung Uhud.
Bahkan, Nabi Muhammad SAW pun mengalami luka parah dari serangan musuh. Utbah bin Abi Waqqash melemparkan potongan besi dan mengenai muka Nabi hingga, wajah beliau terluka dan salah satu gigi depan beliau patah.
Pipi Nabi SAW juga terkena lemparan dua potong besi yang berasal dari kaitan baju rantai oleh Abu Qam'ah. Kuatnya lemparan itu membuat besi masuk dan menembus ke bagian dalam pipi beliau. Melihat itu, Hathib bin Abi Balta'ah kemudian mengejar dan membunuh Utbah.
Tidak hanya itu, Abdullah bin Syihab juga melemparkan batu dengan keras ke arah Nabi SAW. Sehingga, dahinya luka parah dan giginya pecah masuk menembus daging bibir beliau.
Abu Ubaidah bin Jarrah lantas berupaya mencabut dua potong besi dari kaitan baju rantai yang menembus pipi Nabi SAW, namun ketika besi itu dicabut, dua gigi Abu Ubaidah ikut tanggal. Para sahabat berupaya keras melindungi Nabi SAW dari serangan musuh.
Secara jumlah dan alat perang, pasukan kaum Muslimin memang kalah dibandingkan dengan pasukan musyrikin Quraisy. Di samping itu, kekalahan ini juga disebabkan karena sebagian tentara Muslim menyalahi perintah Nabi SAW sebagai panglima perang.
Awalnya, kemenangan dalam Perang Uhud nyaris berpihak kepada kaum Muslimin. Kawasan Bukit Uhud yang bergunung-gunung memudahkan penyusunan strategi perang yang dilakukan Nabi SAW. Beliau menempatkan 50 orang pemanah andal di lereng-lereng gunung sebagai penyerang utama. Mereka diperintahkan agar tidak meninggalkan posisi mereka.
Jabal ruma adalah bukit yang dipercaya sebagai tempat pasukan pemanah Muslim saat Perang Uhud. Sejumlah orang mengunjungi dan naik ke Bukit atau Jabal Ruma |
Rupanya, hal itu membuat pasukan Muslim lengah. Pasukan pemanah meninggalkan posisi mereka karena mengira perang telah berakhir. Sementara panglima pasukan berkuda Quraisy, Khalid Al-Walid, memanfaatkan kesempatan dalam kelengahan tentara Islam itu.
Ia menyusun strategi dan berbalik menyerang pasukan pemanah Islam serta merebut harta yang ditinggalkan. Tentara Quraisy juga menyerang pasukan Islam dari arah belakang.
Akibatnya, pasukan Islam terpukul mundur. Kekalahan pada Perang Uhud ini menjadi pelajaran penting bagi kaum Muslimin agar senantiasa tunduk dan patuh pada perintah pimpinan.
Perang Uhud juga mencatat adanya keterlibatan kaum perempuan.
Disebutkan, perempuan dari tentara kaum Muslimin ikut berperang dan
membantu dalam mengambilkan air minum, menyediakan makanan, serta
membuat obat-obatan bagi yang terluka. Di antara mereka adalah Aisyah
(istri Nabi SAW), Fathimah (putri Nabi), Shafiyyah (ibu dari Zubair dan
saudara Hamzah), Ummu Sulaim (ibu dari Anas).
Mukjizat Nabi Musa: Tongkat Menjadi Ular hingga Membelah Lautan
Setiap rasul diberi amanah oleh Allah SWT untuk menyampaikan wahyu. Mukjizat pun menjadi salah satu tanda kenabian yang diberikan oleh Allah, termasuk kepada Nabi Musa A.S. Nah, apa saja mukjizat Nabi Musa?
Setiap mukjizat Allah SWT firmankan dalam Al Quran. Hal itu agar setiap umat Islam dapat memercayai kenabian setiap rasul yang diutus oleh Allah SWT ke atas bumi.
1. Mengubah Tongkat Menjadi Ular
Kisah mukjizat mengubah tongkat menjadi ular tertulis dalam ayat al qur'an tentang mukjizat Nabi Musa surat Al-A'raf ayat 104-107. Dalam surat itu, dikisahkan Nabi Musa tengah diutus Allah SWT untuk menunjukkan bukti-bukti kepada Firaun.
Firaun pun menantang Nabi Musa untuk memperlihatkan bukti jika ia benar merupakan utusan dari Allah SWT. Nabi Musa pun melemparkan tongkatnya dan secara tiba-tiba tongkat itu berubah jadi ular besar.
Arab: فَاَلْقٰى عَصَاهُ فَاِذَا هِيَ ثُعْبَانٌ مُّبِيْنٌ ۖ
Latin: fa alqā 'aṣāhu fa iżā hiya ṡu'bānum mubīn
Artinya: Lalu (Musa) melemparkan tongkatnya, tiba-tiba tongkat itu menjadi ular besar yang sebenarnya.
Selain itu, tangan Nabi Musa menjadi putih bercahaya. Namun, kaum Firaun tetap tidak mau mempercayai kebesaran Allah SWT melalui Nabi Musa.
Arab: قَالَ الْمَلَاُ مِنْ قَوْمِ فِرْعَوْنَ اِنَّ هٰذَا لَسٰحِرٌ عَلِيْمٌۙ
Latin: qālal-mala`u ming qaumi fir'auna inna hāżā lasāḥirun 'alīm
Artinya: Pemuka-pemuka kaum Fir'aun berkata, "Orang ini benar-benar pesihir yang pandai,"
2. Membelah Lautan
Selain itu, ada juga mukjizat Nabi Musa membelah lautan. Dalam Quran surat Taha ayat 77-78 Allah SWT berfirman cara Nabi Musa dalam membelah lautan demi menyelamatkan diri,
Kisah itu bermula dari kejaran para bala tentara Firaun yang ingin menangkap Nabi Musa dan umatnya. Namun, saat mencari jalan pergi mereka terjebak di ujung perbatasan dengan laut sehingga tak ada jalan keluar kecuali melewati laut.
Akhirnya, Nabi Musa memukul tongkat tersebut ke tanah hingga membelah lautan. Nabi Musa dan pengikutnya pun berjalan di tengah-tengah laut yang terbelah tersebut.
Arab: وَلَقَدْ اَوْحَيْنَآ اِلٰى مُوْسٰٓى اَنْ اَسْرِ بِعِبَادِيْ فَاضْرِبْ لَهُمْ طَرِيْقًا فِى الْبَحْرِ يَبَسًاۙ لَّا تَخٰفُ دَرَكًا وَّلَا تَخْشٰى
Latin: wa laqad auḥainā ilā mụsā an asri bi'ibādī faḍrib lahum ṭarīqan fil-baḥri yabasal lā takhāfu darakaw wa lā takhsyā
Artinya: Dan sungguh, telah Kami wahyukan kepada Musa, 'Pergilah bersama hamba-hamba-Ku (Bani Israil) pada malam hari, dan pukul lah (buat lah) untuk mereka jalan yang kering di laut itu, (engkau) tidak perlu takut akan tersusul dan tidak perlu khawatir (akan tenggelam).'
Para pasukan Firaun pun mengikuti Nabi Musa ke dalam lautan. Namun, mereka malah ditenggelamkan oleh Allah SWT.
Arab: فَاَتْبَعَهُمْ فِرْعَوْنُ بِجُنُوْدِهٖ فَغَشِيَهُمْ مِّنَ الْيَمِّ مَا غَشِيَهُمْ ۗ
Latin: fa atba'ahum fir'aunu bijunụdihī fa gasyiyahum minal-yammi mā gasyiyahum
Artinya: Kemudian Firaun dengan bala tentaranya mengejar mereka, tetapi mereka digulung ombak laut yang menenggelamkan mereka.
Selain itu, mukjizat Nabi Musa juga Allah firmankan dalam surat Asy Syuara ayat 60-66. Allah SWT berfirman bahwa para pasukan Firaun ikut masuk ke dalam lautan dan membuat pengikut Nabi Musa ketakutan.
Namun, Nabi Musa menenangkan umatnya karena Allah SWT telah memberi petunjuk. Firaun dan pasukannya akhirnya ditenggelamkan dalam Laut Merah.
Arab: ثُمَّ اَغْرَقْنَا الْاٰخَرِيْنَ ۗ
Latin: ṡumma agraqnal-ākharīn
Artinya: Kemudian Kami tenggelamkan golongan yang lain (Firaun dan pasukannya).
Semoga mukjizat Nabi Musa bisa menambah keimanan kita ya!
Kesetiaan Nabi Harun, Kawan Seperjalanan Nabi Musa
Kisah Nabi Harun AS tak bisa dipisahkan dari saudaranya, Nabi Musa AS. Nabi Harun lebih tua dari Musa, tapi beberapa sumber menuliskan perbedaan soal selisih usia--ada yang menulis tiga tahun tapi ada pula yang menulis satu tahun. Disebutkan pula bahwa Harun masih keturunan Nabi Ibrahim AS.
Nama lengkapnya, Harun bin Imran bin Qahits bin Lawi bin Ya'qub bin Ishaq bin Ibrahim.
Nabi
Harun dikenal sebagai pribadi yang jujur dan fasih dalam berbicara.
Disebutkan dalam sejumlah sumber bahwa Nabi Harun mendapat tugas untuk
menemani Musa berdakwah, menyampaikan ajaran Allah SWT.
Di dalam Alquran, nama Harun pun kebanyakan dirangkai dengan nama Musa. Sebab kisah hidup dan perjalanan keduanya memang kerap berimpitan. Nama Nabi Harun setidaknya disebut 19 dalam Alquran. Nama Harun pertama kali disebut dalam Mushaf pada Surat Al-Baqarah ayat 248.
Diceritakan pula, bahwa Musa sendiri yang meminta kepada Allah SWT agar
Harun menjadi rekan seperjalanannya. Ini juga disebutkan dalam firman
Allah Surat Thaha ayat 29-32.
وَٱجۡعَل لِّي وَزِيرٗا مِّنۡ أَهۡلِي ٢٩ هَٰرُونَ أَخِي ٣٠ ٱشۡدُدۡ بِهِۦٓ أَزۡرِي ٣١ وَأَشۡرِكۡهُ فِيٓ أَمۡرِي ٣٢
Artinya:
Dan jadikanlah untukku seorang pembantu dari keluargaku (yaitu) Harun
saudaraku. Teguhkanlah dengan dia kekuatanku, dan jadikanlah dia
sekutuku dalam urusanku. (Q. S. Thaha 20: 29-32).
Musa menyadari bahwa dirinya tak terlalu cakap berbicara. Karena itu Harun lah yang selalu mendampingi Musa.
Harun
juga yang menjadi juru bicara ketika Musa kelak bertemu lagi dengan
Firaun, menghadapi Bani Israil yang diceritakan suka membantah dan tak
selalu patuh pada mereka berdua, hingga saat menyeberang ke Sinai. Harun
juga menjadi juru bicara untuk menyampaikan pesan ke umat ketika Nabi
Musa menerima wahyu.
Kendati, kecakapan Harun sempat diragukan oleh umat Musa. Orang-orang itu mulanya menganggap Harun tak sehebat Nabi Musa.
Dalam buku "The Prophets, Kisah Hikmah 25 Nabi Allah" dikisahkan, umat
tak mau mendengarkan Harun karena dianggap tak dapat 'menghadirkan'
Allah sebagaimana yang dilakukan Musa.
"Allah selalu berbicara
langsung kepada Musa tanpa perantara, sedangkan Harun tidak terlihat
semegah Musa dalam menunjukkan mukjizatnya. Tuhan berbicara kepada Harun
melalui qalb atau perantara malaikat," tulis buku karya Dian
Noviyanti tersebut.
Umat diceritakan belum siap menerima nabi
selain Musa, mereka hanya memahami bahwa seorang nabi selayaknya harus
seperti Musa. Lantas Harun pun memberi pengertian kepada umat untuk
bersabar dan menunggu hingga Musa kembali.
Saat itu, Nabi Musa AS
harus pergi ke Bukit Tursina untuk menerima wahyu Allah SWT. Maka Harun
didaulat menjadi penggantinya untuk sementara. Pada tenggang masa itu,
penduduk Bani Israil kepincut oleh muslihat seorang penduduk bernama
Samiri. Diceritakan bahwa Samiri membawa patung anak sapi dari emas yang
dikisahkan saat itu bisa 'hidup'. Sejak lama, Mesir menjadikan sapi
sebagai simbol kemakmuran.
Itu sebab Bani Israil yang hidup lama
di Mesir mencontoh kebiasaan bangsa Mesir. Hingga akhirnya, umat pun
kembali menyembah berhala.
Harun mengingatkan, tapi ia justru tak
digubris oleh penduduk Bani Israil. Bahkan mereka mengancam hendak
membunuh Nabi Harun AS.
Sekalipun begitu Nabi Harun tetap menjalankan amanah dengan sebaik-baiknya.
"Hai
kaumku, sesungguhnya kalian diuji dengan patung anak sapi tersebut.
Sesungguhnya hanya Tuhan yang Maha Pemurah, maka ikutlah aku dan
taatilaah perintahku," kata Nabi Harun sebagaimana dikutip dari buku
"The Prophets".
"Kami akan tetap menyembah patung anak sapi ini
hingga Musa kembali kepada kami," umat tersebut menjawab seperti
dikisahkan dalam buku yang sama.
Nabi Harun tetap melanjutkan dakwah, terus berdakwah dan menyampaikan ajaran Allah SWT sekalipun ditolak dan diancam.
Sekembalinya
Musa, betapa terkejut ia melihat umatnya kembali menyembah berhala.
Nabi Musa pun diceritakan menegur Nabi Harun kaarena dianggaap tak bisa
menjaga keimanan umat. Harun menjelaskan bahwa ia telah menyeru umat
untuk kembali kepada Allah, tapi umatnya tak percaya.
Selain itu
Harun kala itu, tak mau membuat pertikaian di antara umat karena berbeda
pendapat--yang menganggap hanya Nabi Musa satu-satunya yang hebat dan
layak menjadi nabi. Ia tak ingin umat terpecah menjadi beberapa
golongan, karena itu Harun memilih diam dan menunggu Musa kembali.
Mendengar
itu semua, Nabi Musa pun berdoa kepada Allah, "Ya Tuhanku, ampunilah
aku dan saudaraku (Harun) dan masukkanlah kami ke dalam rahmat Engkau
dan Engkau adalah Maha Penyayang di antara para penyayang".
Nabi juga dikisahkan meminta pengampunan dan memohon untuk kembali dibukakan jalan bertobat.
Dari
kisah Nabi Harun, manusia bisa belajar soal ketetapan hati menjalankan
amanah yang sudah dipercayakan. Sekalipun itu berat dan mengalami
penolakan ataupun rintangan lain.
Selain itu, Nabi Harun juga
mampu menahan diri supaya tak menimbulkan permasalahan yang lebih besar.
Ini terjadi saat ia menghadapi umat yang tidak percaya terhadap
dirinya. Alih-alih melawannya balik dan berpotensi memunculkan
perpecahan, ia memilih tetap tenang, bersabar sembari berdoa. (NMA/NMA)
Semangat Wanita Anshar dan Muhazirin Bersedekah
Syekh Ahmad Rofi Usmani dalam bukunya Pesona Ibadah Nabi menuliskan kisah semangatnya wanita Anshar dan Muhazirin bersedekah. Kisahnya suatu ketika, Zainab istri Muhazirin Abdullah Ibn Mas'ud sahabat membaca Alquran secara keras di dalam suatu majelis.
"Dalam sejarah Zainab tercatat sebagai pemeluk Islam ke-6 itu menghadiri majelis yang dihadiri oleh Rasulullah SAW," kata Syekh Ahmad Rofi Usmani.
Dalam pertemuan tersebut, beliau SAW mengajak kaum perempuan untuk bersedekah. Setibanya di rumah, dari pertemuan tersebut Zainab lantas menemui sang suami dan berkata kepadanya.
"Suamiku! engkau kan orang yang suka membantu orang lain. Tadi, Rasulullah memerintahkan kaum perempuan untuk bersedekah. Karena itu, temuilah beliau dan tanyakan kepadanya apakah sedekah ku boleh kuberikan kepada keluargaku sendiri? Jika tak boleh, sedekah itu akan ku alihkan kepada orang lain lain!"
"Kau sajalah yang menemui beliau!"Jawab sang suami yang bernama lengkap Abu Abdurrahman Abdullah Ibn Mas'ud Ibnu Ghafil Ibn Habib Ibn Syamkh Ibnu Fa'r Makhzum ibn Sahilah ibn Kahil ibn Al-Harits ibn Tamim ibn Sa'd ibn Hudzail ibn Mas'ud.
Zainab kemudian pergi ke rumah Rasulullah SAW Setibanya di sana, ternyata di pintu rumah beliau telah menunggu seorang perempuan lain dari kalangan Anshar, dengan maksud yang sama. Mereka berdua sebenarnya segan menemui beliau.
Beberapa saat kemudian, Bilal bin Rabah keluar dari dalam rumah beliau. Melihat Bilal yang dikenalnya baik, Zainab pun berkata kepada muadzin pertama itu.
"Bilal! kembali kepada Rasulullah SAW dan sampaikan kepada beliau, di pintu ada dua orang perempuan yang ingin bertanya kepada beliau," pinta Zainab untuk menyampaikan pertanyaan.
"Bolehkah kedua perempuan itu bersedekah kepada suami mereka dan anak-anak yatim dan keluarga mereka sendiri? Tapi, jangan beritahukan kepada beliau siapa kami ini!"
Bilal pun berbalik lagi dan masuk kembali ke rumah Rasulullah SAW. Dia kemudian menyampaikan kepada beliau pesan kedua perempuan yang menunggu di balik pintu. Menerima pertanyaan demikian, beliau pun bertanya kepada Bilal.
"Bilal" siapa kedua kedua perempuan itu?"
"Seorang perempuan dari kalangan Anshar dan Zainab istri Abdullah Ibnu Mas'ud ya Rasulullah!"Jawab Bilal.
Ucapkan beliau selanjutnya. "Katakan kepada kedua perempuan itu karena mereka akan mendapat dua pahala: Pahala karena berbuat kebajikan kepada keluarganya dan pahala bersedekah."
Nabi Muhammad Pastikan Doa Umatnya Dikabulkan
Baginda Rasulullah SAW bersabda, doa umatnya pasti dikabulkan. Dengan syarat tidak untuk memutus hubungan saudara atau untuk berbuat satu dosa.
"Pasti akan mendapatkan salah satu dari tiga hal ini di sisi Allah SWT. Pertama ia akan langsung memperoleh apa yang dimintanya, kedua apabila doa ini tidak didapatkan, maka diselamatkan dari musibah atau keburukan sebagai ganti permintaannya, ketiga pahala doanya disimpan untuk diberikan di akhirat nanti," kata Syekh Maulana Muhammad Zakariyya mengutip hadist Rasulullah yang ia tulis dalam kitab Fadhilah Amal.
Hadits lain menyebutkan, pada hari kiamat Allah swt akan memanggil seorang hambanya dan berfirman." Wahai hamba-Ku, aku telah menyuruh mu agar berdoa kepadaku dan Aku berjanji akan mengabulkannya, lalu apakah kamu telah memohon kepada-Ku?
Hamba itu menjawab? "Ya aku telah berdoa wahai Tuhanku."
Allah SWT berfirman. "Tidak satupun doa yang kamu mohonkan melainkan aku terima." Kamu berdoa agar dihindarkan dari suatu bencana, maka aku akan menunaikan di dunia. Kamu berdoa agar dijauhkan dari suatu kesedihan tetapi kamu tidak merasakan hasil doamu sebagai gantinya Aku akan tetapkan bagimu balasan dan palanya di akhirat."
Baginda Rasulullah SAW bersabda bahwa orang itu akan diingatkan lagi tentang doa-donya, dan akan diperlihatkan doa-doa yang telah dikabulkan di dunia. Dan doa-doa yang palanya disimpan di akhirat
Ketika ia mengetahui begitu banyak palanya, maka ia berangan-angan agar tidak ada satu pun doanya yang dikabulkan di dunia. Sehingga ia dapat menerima pahala seluruhnya di akhirat.
"Ringkasnya doa adalah sesuatu yang sangat penting," katanya.
Mengabaikan doa merupakan kerugian yang sangat besar. Meskipun Zahirnya tidak ada tanda-tanda doa kita diterima.
Atas keadaan ini kata Syekh Maulana Muhammad Zakariya hendaknya kita tidak berburuk sangka kepada Allah.
Dari hadits yang lain dengan jelas bahwa dalam pengambilan doa Allah SWT melihat kemaslahatan hambanya. Jika yang diminta oleh seorang hamba itu ada kemasalahtannya maka Allah swt akan mewujudkannya.
"Jika tidak Allah SWT tidak akan mewujudkannya. Ini pun merupakan karunia Allah SWT bagi orang yang bardoa. Karena kadang-kadang kita meminta sesuatu yang tidak sesuai dengan kemaslahatan kita, disebabkan ketidak paman kita," katanya.
Melimpahnya Buah Kurma Jabir Berkat Doa Rasulullah SAW
Ada satu kisah tentang pohon kurma yang buahnya berlimpah. Pohon kurma itu mendapat berkah dari doa Rasulullah SAW.
Kisah ini dialami pemuda Anshar yang ingin membayar utang. Rasulullah yang mengingatkan pemuda tersebut untuk membayar utang dengan kurma dari pohon yang dimiliki pemuda tersebut. Kisah pemuda ini terdapat dalam hadist Bukhari berikut:
حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ الْمُنْذِرِ حَدَّثَنَا أَنَسٌ عَنْ هِشَامٍ عَنْ وَهْبِ بْنِ كَيْسَانَ عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا أَنَّهُ أَخْبَرَهُ أَنَّ أَبَاهُ تُوُفِّيَ وَتَرَكَ عَلَيْهِ ثَلَاثِينَ وَسْقًا لِرَجُلٍ مِنْ الْيَهُودِ فَاسْتَنْظَرَهُ جَابِرٌ فَأَبَى أَنْ يُنْظِرَهُ فَكَلَّمَ جَابِرٌ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِيَشْفَعَ لَهُ إِلَيْهِ فَجَاءَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَكَلَّمَ الْيَهُودِيَّ لِيَأْخُذَ ثَمَرَ نَخْلِهِ بِالَّذِي لَهُ فَأَبَى فَدَخَلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ النَّخْلَ فَمَشَى فِيهَا ثُمَّ قَالَ لِجَابِرٍ جُدَّ لَهُ فَأَوْفِ لَهُ الَّذِي لَهُ فَجَدَّهُ بَعْدَمَا رَجَعَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَوْفَاهُ ثَلَاثِينَ وَسْقًا وَفَضَلَتْ لَهُ سَبْعَةَ عَشَرَ وَسْقًا فَجَاءَ جَابِرٌ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِيُخْبِرَهُ بِالَّذِي كَانَ فَوَجَدَهُ يُصَلِّي الْعَصْرَ فَلَمَّا انْصَرَفَ أَخْبَرَهُ بِالْفَضْلِ فَقَالَ أَخْبِرْ ذَلِكَ ابْنَ الْخَطَّابِ فَذَهَبَ جَابِرٌ إِلَى عُمَرَ فَأَخْبَرَهُ فَقَالَ لَهُ عُمَرُ لَقَدْ عَلِمْتُ حِينَ مَشَى فِيهَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَيُبَارَكَنَّ فِيهَا
Telah menceritakan kepada kami Ibrahim bin Al Mundzir telah menceritakan kepada kami Anas dari Hisyam dari Wahb bin Kaisan dari Jabir bin Abdullah bahwa dia mengabarkan kepadanya bahwa bapaknya wafat dan meninggalkan utang sebanyak tiga puluh wasaq kepada orang Yahudi kemudian Jabir meminta penangguhan pelunasannya namun orang Yahudi itu menolaknya lalu Jabir menceritakannya kepada Rasulullah agar membantuya dalam permasalahannya dengan orang itu.
Maka Rasulullah mendatangi dan berbicara dengan orang Yahudi tersebut agar bersedia menerima kebun kurma Jabir sebagai pelunasan utang bapaknya namun orang Yahudi tersebut tetap tidak mau. Kemudian Rasulullah mendatangi pohon kurma milik Jabir lalu mengelilinginya kemudian berkata kepada Jabir, “Bersungguh-sungguhlah kamu untuk membayar utang dengan buah yang ada pada pohon kurma ini."
Maka Jabir menandainya setelah Rasulullah pergi lalu dia melunasi utang sebanyak tiga puluh wasaq dan masih tersisa sebanyak tujuh belas wasaq kemudian Jabir datang menemui Rasulullah untuk mengabarkan apa yang terjadi namun didapatinya Beliau sedang melaksanakan sholat Ashar.
Ketika sudah selesai, Jabir mengabarkan kepada Beliau tentang sisa buah kurma tersebut. Beliau bersabda: "Kabarkanlah hal ini kepada Umar bin Khattab." Jabir pergi menemui Umar lalu mengabarkannya, maka Umar berkata, "Sungguh aku sudah mengetahui ketika Beliau mengelilingi pohon kurma tersebut untuk memberkahinya."
Sumber: youm7
Nasihat Ulama yang Membuat Khalifah Harun Al Rasyid Menangis
Suatu ketika, Khalifah Harun Al Rasyid ditimpa gelisahan. Sang Khalifah pun minta diantar oleh Fadhal bin Rabu mendatangi rumah ulama, untuk meminta siraman rohani.
Fadhal mengantar khalifah ke rumah Fudhail bin Ayyadh yang terkenal zahid. Belum lagi Harun mengutarakan maksud kedatangannya, Fudhail berkata," Sadarkah Anda Amirul Mukminin, bagaimana orang memuji, mengangkat, dan meninggikan Anda?Tetapi kelak dihadapan Allah, Anda ditanyai tentang sesuatu yang berkaitan dengan kehidupan, hanya Anda yang menangung jawabnya. Orang yang paling cinta kepada Anda di dunia ini adalah orang yang lebih dahulu lari dan tidak bisa membela Anda."
"Ingatlah wahai, Amirul Mukminin, suatu kejadian yang belum lama terjadi, ketika Umar bin Abdul Aziz diangkat menjadi khalifah. Dia memanggil Salim bin Abdullah, Muhammad bin Kaab, dan Raja bin Haiwah. Ia berkata kepada mereka, sekarang saya ditimpa musibah yakni memangku jabatan sebagai khalifah. Itulah sebabnya, kalian saya panggil, saya hendak minta saran dan nasihat."
"Ketika itu, wahai Amirul Mukminin, Salim bin Abdullah memberi saran kepada Umar. Jika Anda hendak lepas dari azab Allah berpuasa di dunia dan berbukalah ketika Anda mati. Muhammad Kaab pun menasihati Umar, jika Anda hendak lepas dari azab Allah, pandanglah umat Islam yang lebih tua dari Anda sebagai ayah, pada yang sama uurnya dengan Anda sebagai saudara, dan pada yang lebih mudah sebagai anak. Hormatilah ayahmu, sayangilah saudaramu, dan kasihilah anak-anakmu."
"Sedangkan Raja bin Huwaih menyarankan, jika Anda hendak lepas dari azab Allah, kasihi kaum Muslimin sebagai Anda mengasihi dirimu sendiri. Jauhilah segala macam perkara yang dibenci rakyatmu. Bila semua itu sudah Anda jalankan, matilah bila Anda suka. Saya sampaikan nasihat ini, sedangkan hati saya sendiri sangat takut memikirkan bagaimana besarnya perkara yang Anda hadapi."
Mendengar nasihat itu, khalifah Harun Al Rasyid menangis,
Nasihat Rasulullah SAW untuk Menjaga Lidah
Abu Sufyan Ats Tsaqafi pernah berkata," Ya Rasulullah, ceritakanlah kepadaku tentang suatu hal yang dipakai sebagai upaya menjaga diri." Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam menjawab,"Katakanlah, aku telah beriman dan istiqamah-lah."
"Lalu apa yang harus ku jaga," kata Abu Sufyan.
"Ini," kata Rasulullah sembari memagang lidahnya.
Satu kesempatan, Uqbah bin Amir berkata,"Wahai Rasulullah, apakah sesuatu yang paling banyak memasukan orang ke neraka." Rasulullah menjawab,"Mulut dan kemaluan,"
"Apakah jalan keselamatan hidup," tanya Uqbah.
"Tahanlah lidahmu, perluaslah rumahmu, dan tangisilah kesalahanmu," jawab Rasulullah. (HR Turmidzi dan Ibnu Majah).
Umar bin Khattan pernah melihat Abu Bakar sedang menarik lidahnya dengan tangan. "Apa yang Anda perbuat wahai Khalifah Rasulullah," tanya Umar.
Abu Bakar menjawab," Inilah yan akan menyeretku dalam kehancuran. Sesugguhnya Rasulullah bersabda bahwa satu-satunya anggota tubuh manusia yang diadukan kepada Allah pada hari kiamat nanti adalah lidah karena ketajamannya (HR Ibu Abdi Dunya, Daraqutni)," kata Abu Bakar.
Kisah Rasulullah - bagian 11-13
Halimah
Keberkahan
Muhammad Kembali Ke Dusun
*Pembelahan Dada*
*Percakapan dengan Aminah *
*Orang-Orang Habasyah*
*Tanda-Tanda Rasul Terakhir pada Injil*
*Muhammad Menghilang*
Popular post
-
Peta Wilayah Madinah Analisa Peta Madinah (sebelumnya bernama Yatsrib) dikelilingi oleh perkampungan kabilah-kabilah besar...
-
Analisa Peta Perang Uhud adalah peperangan antara kaum muslimin dan kaum musyrikin Mekah yang terjadi pada tahun 3 hijriyah di Gunung Uhud. ...
-
Peta Wilayah Jazirah Arab Peta Wilayah Jazirah Arab Akan kita pelajari Atlas sejarah Dakwah Na bi Muhammad saw yang kita mulai dar...