Latest Post
10.35
Bukit Shafa dan Sekitarnya
Peta Lokasi Bukit Shafa dan Sekitarnya
Analisis Peta
Bukit Shafa berada di antara Ka'bah disebelah barat dan bukit Qubais disebelah timur. Sementara di utara terdapat Bukit Marwah. Diantara Shafa dan Marwah ini tedapat tempat tinggal bani Abdus Syam dan bani Syaibah. Sedikit menyerong ke luar terdapat rumah tinggal Al Arqam bin Abdul Arqam dan rumah Abbas bin Abdul Muthalib. Di arah timur laut Bukit Marwah merupakan tempat Rasulullah dilahirkan. Di Bukit Syafa yang berdekatan dengan tempat tinggal bani makhzum dan Ka'bah itulah Rasulullah memulai dakwah secara terang-terangan setelah beberapa lama menyembunyikan dakwahnya. Ditempat itu pula, Rasulullah memulai sai dalam ibadah haji yang dilaksanakan menjelang akhir hayatnya. Bukit Syafa dan marwah kini tidak lagi berbentuk bukit, tetapi sudah berubah menjadi dataran tinggi yang hampir rata dan berada di wilayah Masjidilharam.
Bukit Shafa dan Marwah adalah dua buah bukit yang terletak dekat dengan Ka’bah (Baitullah). Bukit Shafa dan Marwah ini
memiliki sejarah yang sangat penting dalam dunia Islam, khususnya dalam
pelaksanaan ibadah haji dan umrah. Bukit Shafa dan Marwah yang berjarak
sekitar 450 meter itu, menjadi salah satu dari rukun haji dan umrah,
yakni melaksanakan Sa’i.
Pelaksanaan Sa’i antara bukit Shafa dan Marwah melestarikan pengalaman Siti Hajar r.a (Ibu Ismail As) ketika mondar-mandir antara kedua bukit itu untuk mencari air
minum bagi dirinya dan puteranya, disaat beliau kehabisan air, ditempat
yang sangat tandus, dan tiada seorangpun dapat dimintai pertolongan.
Nabi Ibrahim as tidak berada di tempat, berada di tempat yang sangat
jauh di Syam. Kasih sayang
seorang ibu yang mendorong Siti Hajar r.a mondar-mandir hingga 7 kali
pulang balik antara bukit Shafa dan Marwah itu. Jarak antara bukit Shafa
dan Marwah adalah kurang lebih 400 meter.
Dan diantara HIKMAH yang perlu dicerna
dalam pelaksanaan Sa’i memberikan setiap makna sikap optimis dan usaha
yang keras serta penuh kesabaran dan tawakal kepada Allah SWT.
Kesungguhan yang dilakukan Siti Hajar r.a dalam mencari air sebagai
nyawa kehidupan membuat ia mampu 7 kali mondar-mandir antara bukit Shafa
dan Marwah. Hal ini memberi arti bahwa hari-hari kita yang
berjumlah 7 hari setiap minggunya haruslah diisi dengan penuh usaha dan
kerja keras . Pekerjaan yang dilakukan dengan sunguh-sungguh
sangat disenangi oleh Allah SWT, sebagai mana yang di sabdakan
Rasulullah SAW: “Bekerjalah dengan sungguh-sungguh”
10.18
Anas radhiyallahu ‘anhu berkata,
Kalau dikatakan bahwa dua hari raya di atas (Idul Fithri dan Idul Adha) yang lebih baik, maka selain dua hari raya tersebut tidaklah memiliki kebaikan. Sudah seharusnya setiap muslim mencukupkan dengan ajaran Islam yang ada, tidak perlu membuat perayaan baru selain itu. Karena Islam pun telah dikatakan sempurna, sebagaimana dalam ayat,
Perayaan di luar dua perayaan di atas adalah perayaan Jahiliyah karena yang dimaksud ajaran jahiliyah adalah setiap ajaran yang menyelisihi ajaran Rasul -shallallahu ‘alaihi wa sallam-. Sehingga merayakan perayaan selain perayaan Islam termasuk dalam sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal
Hanya Ada Dua Hari Raya dalam Islam
Hanya Ada Dua Hari Raya dalam Islam
Dalam Islam, hari raya besar itu cuma dua, tidak ada yang lainnya, yaitu hari raya Idul Fithri (1 Syawal) dan Idul Adha (10 Dzulhijjah). Jadi Islam tidak memperingati perayaan lainnya seperti kelahiran Nabi, tahun baru Islam atau tahun baru lainnya, tidak ada peringatan turunnya Al Qur’an atau yang menandakan Nabi melakukan peristiwa tertentu. Seharusnya seorang muslim atau yang baru merasakan Islam, mencukupkan dengan dua perayaan tersebut.Anas radhiyallahu ‘anhu berkata,
قَدِمَ
رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- الْمَدِينَةَ وَلأَهْلِ
الْمَدِينَةِ يَوْمَانِ يَلْعَبُونَ فِيهِمَا فَقَالَ « قَدِمْتُ
عَلَيْكُمْ وَلَكُمْ يَوْمَانِ تَلْعَبُونَ فِيهِمَا فَإِنَّ اللَّهَ قَدْ
أَبْدَلَكُمْ يَوْمَيْنِ خَيْراً مِنْهُمَا يَوْمَ الْفِطْرِ وَيَوْمَ
النَّحْرِ
“Ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam datang ke Madinah,
penduduk Madinah memiliki dua hari raya untuk bersenang-senang dan
bermain-main di masa jahiliyah. Maka beliau berkata, “Aku datang kepada
kalian dan kalian mempunyai dua hari raya di masa Jahiliyah yang kalian
isi dengan bermain-main. Allah telah mengganti keduanya dengan yang lebih baik bagi kalian, yaitu hari raya Idul Fithri dan Idul Adha (hari Nahr)” (HR. An Nasai no. 1556 dan Ahmad 3: 178, sanadnya shahih sesuai syarat Bukhari-Muslim sebagaimana kata Syaikh Syu’aib Al Arnauth).Kalau dikatakan bahwa dua hari raya di atas (Idul Fithri dan Idul Adha) yang lebih baik, maka selain dua hari raya tersebut tidaklah memiliki kebaikan. Sudah seharusnya setiap muslim mencukupkan dengan ajaran Islam yang ada, tidak perlu membuat perayaan baru selain itu. Karena Islam pun telah dikatakan sempurna, sebagaimana dalam ayat,
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا
“Pada hari ini
telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu
nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu” (QS. Al Maidah: 3). Kalau ajaran Islam sudah sempurna, maka tidak perlu ada perayaan baru lagi.Perayaan di luar dua perayaan di atas adalah perayaan Jahiliyah karena yang dimaksud ajaran jahiliyah adalah setiap ajaran yang menyelisihi ajaran Rasul -shallallahu ‘alaihi wa sallam-. Sehingga merayakan perayaan selain perayaan Islam termasuk dalam sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
أَبْغَضُ
النَّاسِ إِلَى اللَّهِ ثَلاَثَةٌ مُلْحِدٌ فِى الْحَرَمِ ، وَمُبْتَغٍ
فِى الإِسْلاَمِ سُنَّةَ الْجَاهِلِيَّةِ ، وَمُطَّلِبُ دَمِ امْرِئٍ
بِغَيْرِ حَقٍّ لِيُهَرِيقَ دَمَهُ
“Manusia yang dibenci oleh Allah ada tiga: (1) seseorang yang
berbuat kerusakan di tanah haram, (2) melakukan ajaran Jahiliyah dalam
Islam, dan (3) ingin menumpahkan darah orang lain tanpa jalan yang
benar.” (HR. Bukhari no. 6882).
Hanya Allah yang memberi taufik dan hidayah.
Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal
Label:
artikel
Popular post
-
Analisa Peta Perang Uhud adalah peperangan antara kaum muslimin dan kaum musyrikin Mekah yang terjadi pada tahun 3 hijriyah di Gunung Uhud. ...
-
Peta Perjalanan Hijrah Dari Mekah Ke Madinah Rasulullah melaksanakan hijrah dari Mekah ke Madinah tidak melalui jalan utama. Tidak la...
-
Syeikh Abul Hasan Ali al-Hasani an-Nadwi merupakan seorang ulama dan pemikir Islam yang ulung. Beliau dilahirkan pada 6 Muharram 1333H / ...