Menyusuri Jejak Nabi Musa
Puncak Sinai |
Bagi penyuka sejarah, Mesir
menyimpan begitu banyak peninggalan penting untuk dunia. Anda dapat
melihat Piramida, Sphinx, hingga Gunung Sinai yang sarat sejarah.
Mesir
erat kaitannya dengan Piramida dan Sphinx. Terdapat lebih dari 80
piramida di Mesir. Piramida tersebut menyimpan mumi dari raja-raja,
sedangkan Sphinx merupakan singa berkepala manusia. Pada malam hari
terdapat pertunjukan Pyramid Show, yaitu pertunjukan cahaya laser dan
cerita tentang sejarah piramida. Pertunjukkan ini pernah dimasukkan ke
dalam salah satu film James Bond. Sayang, biasanya wisatawan datang pada siang hari dan hanya mampir untuk foto saja.
Menyusuri Mesir, jangan melewatkan wisata
kota tua Old Cairo. Banyak terdapat gereja-gereja Orthodok di sana.
Lorong-lorong yang muat untuk 2-3 orang, banyak terdapat penjual
cinderamata khas Kota Tua Kairo. Salah satu yang menarik di lorong ini
adalah penjual buku-buku sejarah dan keagamaan, seperti berada di
Kwitang, Jakarta Pusat.
Sisi lain dari Mesir yang sayang jika
dilewatkan adalah Gunung Sinai. Gunung ini erat kaitannya dengan sejarah
keagamaan, khususnya Nabi Musa. Puncak gunung ini dipercaya merupakan
tempat Musa menerima The Ten Commandments, atau 10 Perintah Allah dalam
bentuk 2 loh batu. Di kaki Gunung Sinai terdapat Biara St Chaterine,
dimana di dalamnya dipercaya sebagai tempat Musa melihat semak yang
terbakar, seperti dalam ayat Keluaran 3 : 2-3.
Lalu Malaikat
Tuhan menampakkan diri kepadanya di dalam nyala api yang keluar dari
semak duri. Lalu ia melihat, dan tampaklah: semak duri itu menyala,
tetapi tidak dimakan api. Musa berkata, "Baiklah aku menyimpang ke sana
untuk memeriksa penglihatan yang hebat itu. Mengapakah tidak terbakar
semak duri itu?"
Perjalanan menuju puncak dapat menggunakan
bantuan unta. Disarankan unta hanya digunakan pada saat naik saja, one
way, karena alasan keamanan. Mendaki Gunung Sinai biasa dilakukan pada
tengah malam. Wisatawan yang menunggangi unta tidak disarankan
menyalakan senter. Unta sensitif dengan cahaya. Dia tidak butuh
penerangan untuk tahu jalan. Selama berada di atas Onta, dapat dilihat
keindahan bintang-bintang.
Perlu diperhatikan, wisatawan harus
tetap terjaga selama pendakian karena kanan kiri jalan tersebut adalah
jurang-jurang curam. Setelah menempuh perjalanan selama kurang lebih 1,5
jam, dapat ditemui warung di 'terminal unta'. Tempat ini menjual
minuman hangat dan mie rebus.
Selanjutnya, perjalanan harus
ditempuh dengan menaiki tangga, kurang lebih 758 anak tangga alami.
Bentuknya berkelok-kelok dengan keterjalan yang berbeda-beda. Hati-hati
di tempat ini ada Suku Beduin yang menawarkan bantuan dengan meminta
bayaran. Lebih baik nego harga dulu jika membutuhkan bantuan untuk
dipandu sampai ke atas. Praktisnya, jika mendaki pada saat banyak
pengunjung, tinggal mengikuti orang-orang saja, tidak perlu menggunakan
jasa Suku Beduin. Hemat dan mengurangi risiko berdebat dengan mereka.
Hal
yang paling ditunggu di Puncak Sinai adalah matahari terbit. Saat itu
juga, wisatawan akan tersadar bahwa pemandangan di sekitar berupa
gunung-gunung batu dan jurang terjal. Bisa disebut ini adalah Journey of
Faith. Bermodalkan kepercayaan dan perjuangan untuk bisa sampai puncak.
Perjalanan
turun tidak kalah seru. Jalanan masih ramai dengan para pendaki yang
memilih waktu pagi hari untuk naik. Bertemu dengan orang-orang dari
berbagai bangsa. Uniknya, wisatawan yang turun akan memberi support
kepada wisatawan yang akan naik. Bertukar informasi dan semangat. Ada
kebersamaan yang terselip, meski tidak saling mengenal.
Menyisir Mesir, membuat manusia tidak habis pikir. Tuhan mencipta semuanya dengan dahsyat.
Posting Komentar